09. Penghianat

2.6K 239 120
                                    

Alva dan Maxime baru tiba di rumah ketika hari menjelang malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alva dan Maxime baru tiba di rumah ketika hari menjelang malam. Sial, sedari tadi Alva sudah tak tahan menjadi nyamuk di antara pasangan kekasih itu. Dan lebih sialnya, Maxime tidak mau melepaskan Alva. Padahal Alva sudah ketar-ketir ingin pulang kerumah, mencemaskan Tessa, gadisnya.

Lihatlah, meskipun sudah kembali kerumah.. Maxime masih saja senyum-senyum sendiri bak orang gila sembari saling mengirim pesan pada Selena. Hah, bahagia sekali pria itu.

"Theressaa!!" Suara Alva menggelegar di seluruh penjuru rumah, pria itu terus berteriak melewati Maxime yang sedang duduk di sofa.

Langkah kaki jenjang alva membawanya di dapur, dan mengecek kamar. Detik itu pula.. Alva seolah bisa bernapas dengan baik, melihat Tessa sedang duduk di depan meja belajar, sembari menulis. Alva tersenyum tipis, lantas menghampiri.

"Are you deaf??!"

Tessa tidak menyahut, hari ini moodnya benar-benar tidak baik. Seharusnya ini adalah hari kebebasannya, namun sia-sia karena Steve tidak datang kesekolah. Bahkan ponsel pria itu tidak aktif sedari pagi. Tessa mendengar info dari Alisa.. mengatakan pria itu telah pergi keluar negeri.

Ya Tuhan, dosa apa yang Tessa lakukan? Kenapa cintanya selalu berakhir gagal? Dia selalu sial.

"Astaga, rupanya kau benar-benar tuli." Tangan Alva terangkat, mengetuk puncak kepala Tessa membuat gadis itu mengaduh, sontak bangkit berdiri dan menatap Alva dengan tatapan tajam.

"Mau apa kau?!!" Tessa berteriak, menyebabkan Alva terkejut bukan main. Bahkan langkah pria kini mundur kebelakang, saat Tessa semakin maju.

"Apa kau masih belum puas menyiksaku?!!" Suara Tessa meninggi, wajahnya memerah, sarat akan amarah.

"Aku sudah memasak dan menyiapkannya di kamarmu, tolong jangan ganggu aku. Aku lelah!!"

"Hei, ada apa denganmu? Apa kau sedang menstruasi?" Langkah Alva semakin mundur, astaga... wajah Tessa sekarang benar-benar mengerikan.

"Ya, maka dari itu keluarlah dari kamarku!! Atau aku bisa memakanmu sekarang juga!!" Tessa tak berhenti berteriak, kedua matanya melolot seakan keluar. Sakit hati membuatnya ingin meledak, dan sasaran kemurkaannya yang tepat adalah Alva.

"Tess-"

"Keluar!!"

Alva menelan ludahnya susah payah kala tubuhnya terduduk di tepi ranjang karena sedari tadi mundur. Dia bukannya takut oleh teriakan atau amarah Tessa. Tapi.. sial... gadis itu tengah memakai celana pendek.. astaga, bahkan Alva tidak yakin bahwa itu layak di katakan celana, sangat pendek, mirip seperti celana dalam. Dan jangan lupakan tanktop pink ketat, membuat payudara Tessa menyembul.

Bisa Alva rasakan jika tubuhnya memanas dan miliknya mengeras, demi apapun.. Tessa malam ini benar-benar seksi.

"Keluar, brengsek!!"

THERESSA MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang