10. Terpaksa

2.8K 245 21
                                    

Di pagi arinya, Tessa merasakan sakit di bagian perut dan pinggang, ternyata dia memang benar-benar datang bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi arinya, Tessa merasakan sakit di bagian perut dan pinggang, ternyata dia memang benar-benar datang bulan. Wajah cantiknya kini tampak pucat, kedua tangannya meremas perut, lantas berjalan pelan duduk di tepi ranjang.

Kedua matanya menangkap jam dinding menunjukkan hampir pukul 7. Apakah Alva sudah bangun? Dia bahkan belum memasak ataupun berbelanja. Tapi mengingat tubuh lemahnya, dia tak bisa apa-apa.

Tessa teringat tadi malam, dengan bodohnya dia menangisi Steve sialan itu hingga berakhir tidur. Omong-omong, Tessa bermimpi aneh. Seseorang menyentuhnya hingga seperti akan membuat miliknya basah, astaga mimpi nakal macam apakah itu?

"Tessa?"

Suara Alva terdengar, membuat Tessa berpaling. "Masuklah." Tumben sekali pria itu mengetuk.

Alva datang menghampiri, memindai wajah Tessa yang terlihat sedikit berbeda. Gadis itu tampak pucat dan lemas. Oh God, rasanya ingin menangkup wajah itu dan bertanya apa yang terjadi.

"Aku sedang tidak enak badan. Bisakah kau minta izin pada guru?" Tessa berkata, seolah menjawab apa yang di inginkan Alva. Kedua tangannya masih berada di perut.

"Kau menstruasi?"

"Y-ya, begitulah."

"Hh, pantas saja tadi malam kau mengamuk seperti singa." Alva bergumam, dan seketika gadis itu berpaling dan menatapnya dengan tatapan tajam, Alva hanya terkekeh sembari memperlihatkan deretan giginya.

"Baik, beristirahatlah. Setelah kau sudah baikan, jangan lupa memasak, aku akan pulang cepat."

"Terserah kau saja. Bahkan tidak pulang pun lebih baik."

Sialan. Alva saja tak ingin berjauhan dengan Tessa, namun gadis itu menganggapnya seperti kuman yang harus di hindari. Astaga, namun begitu.. Tessa selalu menggemaskan di mata Alva.
"Aku pergi, tak perlu memasak. Tetaplah di kamar, jangan keluar."

"Yayaya, aku akan tidur." Tessa merebahkan tubuh, memejamkan kedua mata.

Melihat itu membuat Alva tersenyum tipis, sampai kapan dia akan seperti ini? Menahan perasaan dan menahan diri supaya tidak menerjang Tessa. Pikirannya kini melayang pada apa yang ia lakukan pada Tessa tadi malam.

Dia memang kurang ajar, tapi Alva pastikan.. Tessa akan menjadi miliknya apapun yang terjadi.

Langkah Alva berhenti di ruang tamu, kala mendengar seruan dari Tessa, dengan cepat dia kembali memasuki kamar, dan mendapati gadis itu duduk di tepi ranjang.

"Berangkatlah bersama Alisa, dia sedang menunggu di luar."

"I don't want." Alva menolak cepat.

"Ayolah, Alva. Dia sudah menunggu selama setengah jam. Apakah kau tega dengan gadis secantik Alisa?"

Cantik apanya? Tentu saja tidak secantik kau.

THERESSA MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang