12. Only you

3.1K 282 17
                                    

"Tessa, Alva tidak ada di cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tessa, Alva tidak ada di cafe." Alisa berbicara lewat telepon, padahal dia hanya terlambat sepuluh menit, tidak menyangka apa yang di katakan oleh Tessa benar adanya.

"Oh god, sudah kubilang dia akan pergi jika kau tidak datang dalam lima menit! Sekarang terserah padamu, membujuknya itu tidaklah mudah."

"Bisakah kau membantuku besok? aku yang akan menunggunya kali ini."

"I am not sure. Sebentar.. sepertinya Alva sudah pulang." Tessa memutuskan panggilan sepihak, kala melihat pintu berderit terbuka. Dan benar saja, Alva memasuki rumah dengan wajah seperti menahan amarah? Ada apa dengan pria gila itu? Apakah dia kecewa karena kencan buta ya dengan Alisa tak jadi? Tapi ia yakin, bukan disitu permasalahannya.

"Apa yang salah?" Tessa menghampiri Alva yang kini menghempaskan bokong di sofa, pria itu tak menjawab, mengambil remot dan menyalakan tv.

"Hei, apa kau mendengarku?" Tessa mengambil posisi duduk di samping Alva, melambaikan tangan di depan wajah tampan Adiknya tersebut.

Alva masih diam, tak menjawab ucapan Tessa.

Membuat Tessa mendesah kasar, dia membenci Alva seperti ini. Lebih baik pria itu menjadi setan seperti biasanya, jahil dan menyebalkan dari pada menjadi patung bernyawa seperti sekarang.

"Baiklah tak usah berbicara." Tessa menyumpal cemilan di dalam mulutnya hingga penuh, membuat kedua pipinya menggembung.

Sementara Alva diam-diam memperhatikan Tessa melalui ekor matanya, sial. Itu sangat menggemaskan, namun Alva harus bisa menahan diri. Dia bukan mendiami Tessa karena amarah di cafe, melainkan pria itu hanya ingin melihat wajah Tessa yang cemberut seperti sekarang.

"Kau benar-benar pulang kerumah setelah menunggu lima menit? Padahal Alisa baru saja menghubungiku, mengatakan dia hanya terlambat sepuluh.." ucapan Tessa terpotong di udara, saat menyadari sesuatu. Astaga, pantas saja Alva mengatakan dirinya bodoh, lihatlah.. tanpa sadar Tessa sudah keceplosan.

"Alisa?" Alva marah. "Jadi gadis yang ingin bertemu denganku adalah Alisa?"

Mengangguk kikuk, Tessa tersenyum canggung. "Ya.. maksudku, aku tidak tahu jika gadis yang berada di Aplikasi biro jodoh itu adalah Alisa, sungguh."

"How long are you going to keep lying?" Alva mengetatkan rahangnya. "Memang sejak kapan aku mengenalmu? Aku tahu jika kau berbohong."

"Alright. Sorry, tapi apa salahnya jika kau mencobanya berkencan dengan Alisa? Jika tidak cocok, kau boleh menolaknya "

"Aku tidak mau." Alva menjeda. "Aku tidak memiliki rencana berkencan, atau menjalani hubungan tai ayam seperti yang kau katakan."

"Hubungan tai ayam?" Tessa menahan tawanya. Dan Alva mengangguk cuek.

Karena di hati pria itu sudah tersemat nama Theressa, ya hanya gadis itu.

"Kau belum mencobanya, Alva. Bahkan ku ragu kau ini pernah jatuh cinta atau tidak?" Suara Tessa terdengar mengejek.

THERESSA MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang