About Sanaya

10 9 1
                                    


Sanaya shalifa Dewangga.
Keras kepala, sombong, angkuh, tidak suka dibantah, dan lemah jika dengan orang yg disayangnya, adalah sifat yg di miliki olehnya. Gadis dengan rambut panjang berwarna hitam, memiliki netra mata yang berwarna cokelat, kulit yang berwarna kuning Langsat, dengan postur tubuh yang ideal, dan muka yang natural membuatnya sangat cantik walaupun tidak ber make-up berlebihan.
Dia tidak terlalu suka jika berdandan berlebihan. Secara, dia kan masih anak sekolah. Masa udah dandan kayak tante-tante girang:v
Gadis berusia tujuh belas tahun itu adalah anak semata wayang dari pasangan Riana shalifa Dewangga dan Wisnu Dewangga.

Arinda Putri Hermawan.
Tidak berbeda jauh dengan sanaya,jika saja, Arinda adalah seorang gadis yang apa-apa langsung dibawa perasaan alias baperan.
Gadis ini memiliki netra mata yang cokelat,kulit yang berwarna kuning Langsat, pipi yang chubby, dan rambut sebahu berwarna hitam.
Sama halnya dengan Sanaya, dia pun tidak suka berdandan secara berlebihan karena dia masih berstatus anak SMA.

Diandra Sabrina Chandara.
Si gadis kalem, yg memiliki sifat yg begitu jauh dengan kedua sahabatnya itu. Ia tidak sombong, tapi ia juga tidak suka jika ada orang yg meremehkan nya. Ia tidak keras kepala, tapi ia juga tidak suka jika ada orang yg tidak mendengarkan pendapat nya.

Diandra memiliki  netra mata yang berwarna coklat terang. rambut coklat sepinggang.
Karena dia memiliki darah blasteran antara Indonesia- Amerika, jadinya dia memiliki kulit yang lebih cerah dari mereka berdua Sama halnya dengan kedua sahabatnya, Diandra pun  tidak suka berdandan berlebihan karena dia masih berstatus sebagai anak SMA.

____________________

"Argh!" jerit Sanaya membuat semua orang menoleh kepada dirinya.

"Kenapa nay?" Tanya Diandra

Sanaya yang mendengar pertanyaan dari Diandra, hanya mendengus kesal.

Diandra, dan Arinda pun mendekat."Lo kenapa nay?" Sambung Diandra dengan pertanyaan yang sama.

"Semalam gue nonton Drakor"
"Tapi, gak sampe beres" lanjutnya lirih

Arinda pun semakin mendekati smSanaya "kenapa?" Tanya nya dengan penasaran

Sanaya pun langsung mengarahkan tangannya, dan menyuruh kedua temannya agar lebih mendekati nya.

"Wifi  rumah gue, dimatiin sama bibi" gumam Sanaya sedih.

Sontak, Arinda dan Diandra pun langsung menjitak kepala sahabatnya itu.

"Hahaha, mampus!" Kekeh Arinda

"Lo udah tau gk boleh gadang, masih aja gadang. Rasain!" Cecar Diandra

Sanaya langsung mengacak rambutnya frustasi setelah mendengarkan ucapan sahabatnya.

"Gue kan gak tau kalo bibi belum tidur. Lagi pula, semalam gue cuman sampe 2 pagi loh"  Adunya seakan akan apa yang dilakukannya adalah sebuah hal yang biasa untuk kedua sahabatnya.

Mendengar apa yang diucapkan oleh sanaya, Arinda dan Diandra pun hanya memasang wajah datar.

"Wajar sih, bibi matiin Wifi rumah lo. Sampe jam 2 pagi, tapi luomalah enteng ngomong 'cuman', Sehat lo?!!" Kesal Arinda mencubit pelan lengan Sanaya.

Sanaya menatap datar Arinda yang telah mencubitnya seraya mengusap bekas cubitan Arinda. walaupun pelan, tapi terasa sedikit sakit.

Setelah mendengar apa yg diucapkan oleh Arinda, sanaya semakin kesal. Pasalnya, ia tidak bisa melanjutkan acara nontonnya. Niatnya sih, sanaya ingin menonton sampai subuh. Tapi gagal karena bibi tau kalo anak majikannya itu belum tidur.

Bi Ratih atau Art sanaya, adalah orang yg merawat sanaya dari kecil sampai sekarang. Bibi sudah menganggap sanaya seperti anaknya sendiri. Dan begitupun sanaya. Tidak ada jarak diantara keduanya. Sanaya yang kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, mendapatkan kasih sayang dari sang bibi.

Jika bersama dengan Orang lain, sanaya akan bersikap sangat menjengkelkan.
Berbeda jika dibandingkan ketika sedang bersama dengan orang-orang yang ia sayangi  sanaya akan lebih terbuka kepada orang-orang tersebut.

Kring!
Kring!

Bel sekolah pun berbunyi, dan menandakan bahwa pelajaran akan segera dimulai.

"Pagi anak-anak!" Ucap pak Burhan

"Pagi pak!" Ucap seluruh siswa kecuali sanaya.

"Tugasnya, segera kumpulan kan kedepannya!" Tegas pak Burhan.

Satu persatu, semua siswa mengumpulkan apa yg diperintahkan.

"Siapa yg tidak mengumpulkan, harap berdiri dari kursinya!" Titah pak Burhan

Sanaya pun berdiri dari kursinya.

Pak Burhan yang melihat sanaya berdiri pun, langsung menghampiri nya.

"Kenapa gak ngumpulin tugasnya?" Tanya pak Burhan tenang.

Sanaya langsung membuka tas nya, dan memberikan buku pelajarannya kepada pak Burhan.

"Mengapa kamu memberikan buku yang belum kamu selesaikan tugasnya kepada saya?"

Dengan wajah datarnya sanaya hanya mengangkat kedua bahunya.

Lagi, dan lagi. Pak Burhan dibuat istighfar oleh ulah muridnya yang satu ini.

Di detik selanjutnya, sanaya kembali duduk, dan menenggelamkan kepalanya.

Pak Burhan yang melihat tingkah Sanaya  hanya menggelengkan kepalanya.

Sanaya memang seperti itu.
Ketika ada tugas, bukannya dikerjakan malah dia biarkan. Baginya, buat apa mengerjakan tugas, jika disekolah dia sudah belajar?

Entahlah, Sanaya memang berbeda. Dia tidak begitu peduli dengan nilai-nilai nya. Baginya, kedua Orang tuanya tidak mempermasalahkan nilai yang didapat olehnya.

Bersambung...
_________________________________
Halo semua nya!!

Selamat datang di first time my story.

Semoga kalian suka, dan jika ada kata-kata yg typo mohon di maklumi aja ygy.

Author pemula aku tuh.

Jangan lupa dipencet itu bintangnya, dan komen juga yaa.

See u

Bumi,13 Mei 2022

Sanaya's Stories (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang