Tubuh Sanaya terasa lemas, kepalanya pusing, dan dia agak kesulitan untuk bernafas.
Beberapa kali, hadis itu menghembuskan nafas agar rasa sesak yang dirasakannya tidak terlalu terasa.
"Huh, hari ini kok badan gue drop sih!" Ucap gadis itu seraya menatap dirinya di cermin.
Muka pucat, bibir kering, dan banyaknya keringat dingin yang keluar dari tangannya membuat gadis itu overthinking.
Dia berjalan menuju ranjangnya, dan mulai merebahkan tubuhnya.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya. Tidak ada yang berubah, pikirnya.
Dia melirik beberapa Poto masa kecilnya yang berada di atas nakas disamping tempat tidur nya.
Dia mengambil salah satu Poto itu, dan mengusap nya pelan.
"Dulu, sampe sekarang gue gak punya Poto apapun sama mamah papah!" Lirihnya pelan.
Tak terasa, sesuatu yang dari tadi dia tahan, kini keluar dan membasahi kedua pipi gadis itu.
"Kapan aku bakal di peluk kalian?!" Gadis itu menghapus air matanya. Dan menaruh kembali Poto itu.
Dia terdiam.
Gadis itu beranjak dari ranjangnya, dan berjalan menuju balkon kamarnya.
Dia membuka pintu balkon itu, dan duduk di atas kursi yang.
"Dunia, kapan gue bahagia?!"
"Yaa gue tau, gue punya segalanya, tapi tidak dengan kasih sayang kedua orang tua gue!" Gumam nya sedikit sesak.
"Huft"
Tidak ada lagi gumaman yang keluar dari mulut gadis itu. Dia memperhatikan sekitarnya. Dari mulai rumah para tetangganya, jalan di perumahan nya, dan tanpa sengaja gadis itu memperhatikan seseorang yang sedang berada didepan gerbang rumahnya.
"Kek kenal gue!"
Gadis itu langsung bergegas pergi dari balkon, berjalan cepat untuk menemui seseorang yang berada di depan gerbang nya.
"Ngapin Lo didepan gerbang rumah gue?!" Tanya gadis sedikit teriak tanpa membuka pintu gerbangnya.
Orang itu terkejut, Dan menoleh.
"Gak sopan banget Lo!, Bukain dulu gerbang nya ogeb!" Cecar orang itu mencari-cari sumber suara.
Sanaya berpikir sejenak, dan membuka sedikit gerbang rumahnya.
Orang itu tersenyum cerah, setelah Sanaya membuka sedikit gerbang rumahnya.
"Ada apa?!" Tanya sanaya to the point
"Gak ada apa-apa!" Jawab orang itu.
Sanaya menghembuskan nafasnya keras.
"Kalo gak ada apa-apa, ngapain Lo diem di depan gerbang rumah gue?" Sanaya bertanya setenang mungkin.
"Apa Lo mau ngemis?!" Lanjutnya memicingkan matanya.
Merasa terintimidasi, orang itu menggeleng cepat.
"Gue kesini khawatir sama Lo!"
"Khawatir?, Sama gue?, Gak salah Lo?!" Sanaya menggelengkan kepalanya. Dia tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya.
"Tadi di sekolah muka Lo pucat, dan sampe sekarang juga masih pucat. Yaa emang sih, pas lagi disekolah Lo nutupin muka pucat Lo. Jadinya gak ada yang engeh kecuali gue" jelasnya memperhatikan gadis didepannya.
Sanaya meraba wajahnya.
"Apa sepucat itu yaa?" Tanyanya dengan polos.
Orang itu mengangguk kan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/310380945-288-k499628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanaya's Stories (On-Going)
Fiksi Remaja" jika aku diizinkan untuk bertahan lebih lama lagi, aku hanya ingin mengembalikan Sebuah pelukan yg telah lama tak pernah ku rasakan lagi" -Sanaya Shalifa Dewangga °----------------------------------------------- "Keinginan Lo apa nay?" "Keinginan...