16!

546 21 0
                                    

Meyska Faurin Veesca
Jakarta, 23 Juni 2013

Fall....

30 Derajat Celcius

Aku sentuh keningku yang panas. Aku dapat rasakan rasa panas menjalar di keningku. Tubuhku pun sangat lemah. Terakhir kulihat wajahku terlihat pucat. Aku hanya bisa terbaring lemah di kasurku yang dingin.

Aku sendirian. Semua begitu hening. Tak ada suara tv yang terdengar atau dering ponsel yang menyaut di telingaku. Semua bungkam.

Aku tak bisa tidur. Mata terasa berat untuk terbuka tapi terasa berat juga untuk terpejam. Dengan lunglainya kugapai ponsel disampingku lalu mendial Patrick bahwa aku tak baik-baik saja.

"Kau tak makan obatkah?" Deon menatapku dalam sambil memberikan sekeping obat penurun panas. Aku tak tahu dari mana obat itu tapi
"Kau tahu kau tertidur sangat lelap. Aku mencoba menyentuh keningmu dan kau ternyata kau panas. Aku bergegas ke apotek dan menunggumu terbangun."

Back.

Kepalaku pusing. Semakin lama aku semakin tak baik-baik saja. Satu-persatu terasa lebih menyakitkan. Rasa mual dan pusing di kepala yang sangat menyiksa. Kau tahu aku sangat tak berdaya.

Ketukan pintu

"Siapapun itu tolong jangan ganggu aku!" Teriakku lemah.

"Aku Patrick. Bolehkah aku masuk."

Suara Patrick. Aku rentangkan kedua lalu mencoba untuk bangkit.

"Kau tak perlu bangun. Aku bisa mengambil kunci duplikat."

Kunci duplikat?

Aku bisa lihat suara kunci yang berputar. Sangat jelas.

-

-

-

"Kau harus ke rumah sakit!"

Aku masih bungkam. Patrick terus memaksaku untuk ke tenpat yang penuh dengan obat itu. Aku tak kan pernah menerima tawarannya yang konyol itu

"Tapi aku hanya demam!"

Patrick terdiam sejenak. Tangannya meraba keningnya yang penuh keringat.

"Okey, tapi aku tak ingin sesuatu yang lebih akan terjadi!"

Patrick menjauh. Punggungnya sekarang membelakangiku. Aku masih diposisi tidurku.

Help Me!
I don't now truly way

Aku masih bingung aku dimana. Semua sangat terang. Tubuhku sangat lemah untuk digerakkan. Sesuatu terasa menusuk punggung telapak tangan kananku. Aku hanya bisa melihat pemandangan yang buram. Siluet wanita terlihat berdiri disampingku. Aku masih bingung dengan diriku sekarang.

Aku bergumam tak jelas. Sangat pelan. Tak ada gerakan yang bisa kulakukan sekarang.

Aku diimana?

Are You An Indigo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang