17! [Memory You]

579 23 3
                                    

Nih part yang paling istimewa.
Apa istimewanya? Gak begitu istimewa juga sih. Heheheee

Meyska Faurin Veesca
Jakarta, 24 Juni 2013

Memory You....

:::First:::

Kau tahu aku belum mengenal apa itu CINTA. Aku terlalu keras dalam kehidupanku. Hanya berkelana dalam dunia tapi tak melihat sisi lebih dalam.

Hingga dia itu datang. Kau datang dengan CINTA. Aku bisa merasakan CINTA bersamamu. Semua terasa indah bersamamu. Kau ikut dalam duniaku. Kau menyempurnakan duniaku

:::Second:::

Sampai sekarang kau disisiku. Tersenyum di pagi hari dan bernyanyi dimalam hari. Senyuman indah di awal hari. Aku terus memimpikan engkau. Ya, kau membuatku seperti GILA

:::Third:::

Dia datang.

Kau tak mengetahui masalah baruku. Kau tak mengerti jika kau berdatang ke rumahku dan aku tak membiarkan kau duduk di sofaku. Aku tahu, kau sedikit tersinggung. Tapi, dia tak baik. Dia menginginkanmu. Kau mengerti?

:::Fourth:::

Kau menghilang. Kau menghilang bersamanya. Aku tak bisa lagi terbang karena aku kehilangan SATU SAYAP

Kau menghilang bersama dengan CINTA itu. Hanya sekejap dan begitu mudah menghilang.

:::Fifth:::

Benci kah aku? Jika logam emas itu melingkar indah di jemarimu. Benci kah? Aku benar-benar BENCI. Kau gandeng tangannya layaknya seorang putri. Kau tersenyum didepan orang yang sedang patah hati dan jatuh dalam jebakan. Kau melampiaskan cintamu ke orang lain yang bukan teman baikku. Iya?

Aku sedikit menghela napas kesal. Aku bosan dengan suasana ini. Sangat bosan sampai aku tak mau melahap semangkuk bubur campah di hadapanku. Patrick membawaku ke tempat membosankan ini. Bau obat menusuk indera penciumanku. Aku tak peduli perawat bolak-balik melihat keadaanku yang sedikit membaik. Aku hanya sendiri di ruangan ini. Paman John sedang pergi keluar. Hanya Paman John yang merawatku. Well, sangat membosankan.

"Kau tak mau makan, Nyonya!"

Dibalas gelengan pelan olehku. Perawat itu tampak membereskan semua peralatan makanku lalu keluar ruangan kembali.

"Jangan lupa obatnya, Nyonya!" Sambungnya lagi sebelum benar-benar pergi.

Aku hanya demam biasa. Kenapa harus bersusah payah ke rumah sakit. Aku jengkel dengan sikap orang lain yang terkadang berlebihan. Kau tahu mereka selalu merasa kalau mereka lah yang benar. Kita yang salah.

Brak.

Derit pintu terbuka memecah keheningan ruang rawatku. Aku tak alihkan pandanganku ke arah pintu yang ada dipojok ruangan. Aku tak tahu siapa yang datang.

"Kau sendirian?"

Mataku terbuka lebar. Suara itu. Suara yang sudah lama menghilang dari pendengaranku.

"Menurutmu?" Dingin. Satu kata mewakili perkataanku.

Dia berdiri tegap disampingku dan yang pasti, wanita menjengkelkan itu ada.

"Kau tak bisakah pergi dari kehidupanku." Ucapku datar sembari menatap mereka tajam.

Mereka tersenyum tipis lalu mengeluarkan tawanya yang menggelegar.

Keningku mengerut. Antara bingung dan curiga.

"Kenapa tidak kau saja yang menjauh?" Giliran wanita itu yang angkat bicara.

"Pergi atau kupanggilkan perawat!" Ancamku.

"Baiklah kalau itu maumu!"

Hening kembali. Mereka sudah pergi. Aku mengela napas lega. Aku baringkan tubuhku dan mulai memejamkan mata. Aku terus memikirkan kenapa aku tak bisa melupakan masalahku ini selama aku berbaring diranjang rumah sakit. Aku dekapkan wajahku dengan bantal. Bau obat masih menusuk tajam. Sayup. Derap langkah kaki. Pelan dan berat.

"Kau......"

Helowwww.. .
Nambah gaje gak? Iya? Yaelah ketauan banget boongnya. Hahahahaha
Loh kenapa tuh Meyska? Penasaran gak selanjutnya kayak gimana? Oke dahgue ada dua syarat tapi...
1 Vote
2 kasih saran or comment
Dah ituaja
Bye bye....

Are You An Indigo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang