Eps. 4

360 44 0
                                    

Satu minggu,

Dua minggu,

Kini hampir satu bulan waktu berjalan, dan Janitra sangat senang bahwa firasatnya kala itu benar. Sejauh ini dirinya benar-benar menyibukkan diri dengan tugas akhir yang sudah hampir rampung. Dua minggu ke depan adalah pernikahan sang kakak, dia cukup yakin akan menyelesaikan tugas akhir ini sebelum acara itu. Pasalnya Saka akan melangsungkan pernikahannya diluar negeri, dan tentu itu akan butuh waktu lama untuk tinggal.

Ponsel di dalam saku bergetar halus, hening perpustakaan siang itu membuat Janitra menyadarinya dengan cepat. Di raihnya benda pipih itu dari kantong sempit celana jeans yang di kenakan nya, decak kan malas keluar dari bibir penuh Janitra saat melihat nama si pemanggil pada layar.

'📱 Yatha Atmajaya is Calling..'

"Siapa?" Tanya Tarakan yang memang sejak tadi berada di hadapannya, tanpa suara, hanya gerak mulut.

Janitra menggeleng, menggeser ikon decline dan meletakkan ponselnya ke atas meja. "Gw balikin ini dulu." Bisik Janitra seraya bangkit dari kursi, membawa sebuah buku dengan halaman yang tebal. Tarakan mengangguk saja.

Beberapa saat setelah kepergian Janitra, ponsel yang ditinggalkannya di atas meja kembali bergetar halus, kini Tarakan bisa melihat dengan jelas nama si penelepon. Melirik sekilas ketempat Janitra tengah sibuk memilah buku di deretan rak perpus, Tarakan memilih meraih ponsel itu dan menjawab panggilannya.

"Halo?" Sapanya berbisik.

"Loh, ini siapa?" Tanya suara di seberang sambungan.

"Maaf mas Yatha, ini Raka, temannya Janitra."

"Loh, Tirtanya mana, Raka?"

"Kami lagi di perpus, mas. Janitra lagi cari buku di rak. Hape nya ditinggal di meja, jadi saya angkat." Jelas Tarakan masih sembari berbisik.

"Oh, gitu. Kalian masih lama tah di kampus?"

Tarakan melihat arloji pada pergelangan tangannya, "mungkin tiga puluh menit lagi, mas. Soalnya perpus bakal tutup."

"Oke, oke. Tolong bilangin sama Janitra nanti saya jemput di kampus. Jangan pulang dulu, dan tolong suruh dia cek pesan ya, makasih, Raka."

"Nggih, mas. Nanti tak sampaikan."

-

-

-


Janitra menghela nafas pasrah, yah, hanya satu hari bertemu dengan pria itu bukan masalah kan? Meski awalnya dia harus memaki Tarakan karena seenaknya menjawab panggilan Yatha. Janitra jadi kehilangan kesempatan lain untuk mengabaikannya.

Tarakan datang membawa dua kaleng soda, hijau untuk Janitra dan yang hitam untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tarakan datang membawa dua kaleng soda, hijau untuk Janitra dan yang hitam untuknya. "Udah jangan cemberut mulu, ngaca deh lo sana, jelek banget kalo nekuk-nekuk muka. Kek bebek."

Tradisi [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang