Chapter 8

70 7 10
                                    

Detakan jam pada dinding mengisi keheningan di kediaman Emma. Jarum telah menunjukan angka 11 lewat 30 dan Will masih menunggu Emma untuk pulang ke rumah.

Kunjungan Will bisa dibilang mendadak. Ada suatu hal penting yang ingin ia bicarakan dengan Emma secara empat mata. Namun mengingat Clare tidak memperbolehkan Will untuk bertemu diluar, Will terpaksa datang.

Akhir-akhir ini perasaan Will sungguh tidak enak. Ia yakin sesuatu akan terjadi dengan Emma, sesuatu yang buruk lebih tepatnya. Will berharap saat ia datang, Emma sudah berada di rumah. Namun sial, Emma tak kunjung pulang.

"Jason!" panggil Will dengan nada lantang. Will bukanlah tipe orang yang suka menunggu, terlebih dalam situasi yang buruk seperti ini. Ia tidak bisa hanya duduk terdiam dan membiarkan anaknya dalam bahaya.

"Mr. Payne,"

"Apa kau sudah mendengar kabar dari Emma?" tanya Will tanpa membuang waktu.

Jason terdiam dan menundukan kepalanya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan pada Will, karena sampai ia belum mendengar kabar apapun baik dari Emma dan Louis.

Will meraih jaket kulit cokelatnya dan berjalan mendekati Jason, "Jadi?"

"Emma sedang bersenang-senang dengan temannya, Will."

Suara wanita menjawab pertanyaan Will. Baik Will dan Jason menoleh dan mendapati Clare sedang bersandar di depan pintu dengan segelas wine ditangannya.

Jason menunduk, "Mrs. Payne"

"Mungkin kau membutuhkan itu juga," lanjut Clare pada Will, mengabaikan Jason. Will mengkerutkan keningnya sesaat mendengar ucapan Clare.

"Ah,ah..Ms. Marra, Jason" jawab Clare tiba-tiba pada Jason. Mata Clare tidak terlepas dari Will yang menatapnya dengan tatapan sinis, "Panggil saya Ms. Marra mulai sekarang," lanjutnya.

Will melemparkan jaketnya kembali ke tempat ia mengambilnya dan berjalan mendekati istrinya −atau seperti itulah statusnya, "Clare.."

"Ada apa, Will. Kau ingin wine ku?" tawar Clare sembari meletakan salah satu tangannya tepat di dada Will. Itu membuat Will sedikit kaget namun ia tidak menghindar.

Clare memiringkan kepalanya dan mengangkat wine di depan wajah Will, menawarkannya sekali lagi dengan cara yang menggoda. Will tetap tidak merespons Clare. Ia hanya menatap Clare yang masih menggoda Will untuk ikut minum bersamanya.

Setelah beberapa saat, Will akhirnya meraih gelas berisi wine dari tangan Clare dan menoleh ke arah Jason yang sedari tadi bergerak tidak nyaman di belakang Will.

Seakan mengerti apa yang dimaksud Will, Jason segera pergi dan menutup kedua pintu besar yang membatasi ruang keluarga dengan ruang tamu.

.

Suara ketukan pada jendela membuat Emma tersentak dari kursi pengemudi. Sampai sekarang ia belum berani untuk melepas kedua tangan dari wajahnya. Namun suara lelaki dari luar membuatnya penasaran.

"Emma!"

Akhirnya Emma memberanikan dirinya dan menoleh ke arah kaca. Ia terkejut saat menemukan Louis sedang menempelkan wajahnya pada jendela. Astaga!

"Goddamnit! Emma!" sahut Louis dengan frustasi. Ia terus menarik knop pintu dan memukul jendela pengemudi. Dari luar, Louis tidak dapat melihat keadaan Emma yang membuatnya semakin panik.

"Ayolah, Emma. Buka kuncinya!" teriak Louis dari luar. Emma menggeser tombol pada pintunya dengan tangan yang masih sedikit gemetar.

Louis yang mendengar suara itu seketika meraih knop pintu dan menghamburkan dirinya pada Emma. Mata Emma membuka lebar dan sebelum Emma protes, badannya telah bersentuhan dengan Louis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang