"Mr. Jason?" anak siapa yang berada didekapannya?
Emma mendekatkan layar handphone yang ia genggam dan memperhatikan foto anak itu baik-baik. Mata biru, kulit putih. Siapa-
Suara klakson yang terdengar berkali-kali membuat Emma tersentak. Matanya segera kembali menuju jalanan. Yang Emma lihat kini hanyalah seberkas cahaya yang berkedip-kedip, membuat silau matanya. Apa itu? Spontan, Emma menutup mata dengan tangan kanannya dan berusaha mengintip.
Mata Emma membesar ketika melihat sebuah mobil dari kejauhan melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya. Fuck! Ia mengambil jalur yang salah! Emma panik. Mobil itu semakin mendekat dan semakin mendekat. Tangan Emma gemetar. Ia melirik kaca spionnya dan ia tersadar. Holy crap! Aku yang salah jalur!
Bagaimana bisa- Shit! Handphone terkutuk!
Segera Emma lempar handphone sialan itu kesembarang arah. Kedua tangannya memegang stir dengan erat. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Emma menggigit bibirnya dengan kencang. Tak pernah sekalipun terlintas dipikirannya ia akan mengalami insiden seperti ini.
Daddy, aku takut.
Suara klakson semakin terdengar jelas ditelinga Emma, membuatnya semakin gugup.
Louis, kembalilah.
Emma kembali melihat jalan. Lampu sorot mobil itu masih bergerak, jauh-dekat, membuat mata Emma kesilauan lagi. Jantungnya berdetak dengan kencang, "Apa yang harus aku lakukan?"
Tenang Emma, kau harus tenang.
"Aku harus apa?!" sahut Emma pada diri sendiri. Perasaan dan logika Emma berada dalam jalur yang berbeda. Ia gugup dan juga panik. Nafasnya sesak. Emma tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Jantungnya berdetak semakin kencang dan kencang.
Tenang, aku harus tenang.
"Fuuuuck, aku harus apa?!"
Tenang Emma, tenang.
"Aku tidak bisa tenang!"
Dengan kaki yang masih menginjak gas, Emma mencoba untuk mengatur pernafasannya.
Tarik nafas-hembuskan-tarik-hembus-tarik
"Oke, sekarang aku harus apa?!"
Tekan rem
"Rem! Aku harus menghentikan mobilnya!"
Ayo, tekan.
Tekan sekarang Emma.
Emma!
"Fuck! Dimana posisi rem?"
Yang tengah
"Duh! Rem yang mana? Kanan atau kiri?"
Tengah, Emma.
"To hell with this!"
Emma menginjak, dengan segala tenaga yang terisa, tombol yang tengah.
Dengan suara decitan yang keras akibat gesekan ban dengan aspal, kepala Emma membentur stir dengan kencang. Suara klakson Lexus Emma pun menggelegar di udara.
.
"Hey, buka pintunya,"
Mom?
"Nak, tolong buka pintunya,"
Mommy?
"Haruskah aku telepon polisi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong
FanfictionMenjadi seorang Emma Payne tidaklah mudah. Terlepas dari segala hal baik yang ia alami, Emma merasa apapun selain bahagia. Ini seperti sesuatu mengganggunya. Sesuatu yang sangat buruk. Kebanyakan orang berkata hidup Payne sempurna. Sangat sempurna h...