Tubuh Emma memanas dan nafasnya terengah saat jemari Zayn yang terampil membuat simpul-simpul indah diatas pahanya, "Oh, Zayn"
Zayn tersenyum puas, "Sssh!"
"Zay-" ucapan Emma terpotong oleh kedua bibir Zayn yang kembali melumat bibirnya.
Dengan frustasi Emma menjambak rambut Zayn, lalu mendorong kepala Zayn untuk memperdalam ciuman ini.
Akal sehat Emma sudah menghilang, ia tersesat dan sangat menginginkan Zayn sekarang juga.
Emma menggeserkan tubuhnya mendekati kursi pengemudi, namun Zayn mecegahnya.
"-Mmmph!" gumam Emma yang merasa kesal. Zayn menyeringai. Ia sangat menyukai keadaan Emma seperti ini, "...please"
Zayn langsung membuka kedua matanya lalu menjauhkan diri dari Emma. Oh, fuck! umpat Emma dalam batinnya.
"Why, Em?" tanya Zayn yang membuat Emma bingung, "Uh?"
Zayn meletakkan tangan kanannya kembali di atas paha Emma, "Apa kau menyukaiku?"
Shit! Apa yang harus ku katakan?
Emma mendudukan kepalanya, ia sungguh merasa malu dan terintimidasi oleh pertanyaan Zayn.
"Um, aku-"
Ucapan Emma terpotong oleh tangan kiri Zayn yang mengangkat dagu Emma -memaksa Emma untuk menatap kedua matanya, "Sudah ku bilang, jangan menunduk. Aku ingin melihat kedua mata birumu yang indah"
Astaga, apa ia baru saja berkata mataku indah? "-ba,baik" Zayn tersenyum, "Jadi, sampai mana kita tadi?"
"Ta-tadi..," Oh, Zayn! Bisa kau hentikan tanganmu?
"Hm? Ada apa tadi?" ujar Zayn yang masih mengusapkan jemarinya diatas kedua paha Emma yang tidak terbalut dress-nya.
Naluri wanita Emma kembali terpanggil seiring dengan jari-jari Zayn yang mulai menyelusuri paha Emma dari balik dress.
Jangan terpancing Emma, jangan terpancing.
Jangan terp -Ah
Jangan -fuck! It feels so right
Ya Zayn disitu
Oh my-"Zayn..." ujar Emma memperingatkan Zayn, namun Zayn nampaknya menghiraukannya. Ia terlalu sibuk dengan jemarinya.
"Kulitmu sungguh halus, Emma. Aku menyukainya" Oh, hanya kulitku? "Dan, hmmm kau juga harum" lanjut Zayn setelah menempelkan hidungnya pada leher Emma.
"Zayn.." Sial, sampai kapan aku harus seperti ini? "..ku mohon"pinta Emma dengan mata Emma terpejam. Kepala mengadah dan jemarinya mencengkram erat kursi yang ia duduki.
Emma berusaha menaikan tubuhnya untuk memperdalam sentuhan Zayn. Ayolah, Zayn!
"Emma.."
"Zayn.."
"Em, jangan" Apa?
Dengan sigap Zayn menarik tangannya -menghancurkan apa yang telah ia buat dan meninggalkan Emma menegang.
Emma sontak memperbaiki posisi dressnya dan menatap Zayn dengan sinis, "What the fuck is wrong with you Zayn? Aku kira kau akan-"
"Tidak, Em," potong Zayn. Emma pun mempertajam tatapannya, "Apa sebenarnya maksudmu?"
Zayn menoleh keluar kaca jendelanya dan menghela nafas, "Aku -"
"Sudahlah, aku tak peduli!" potong Emma yang sudah tidak tahan dengan 'permainan tangan Zayn atau apapun itu'. Ia merasa cukup bodoh dan menjadi wanita murahan dalam saat yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong
FanfictionMenjadi seorang Emma Payne tidaklah mudah. Terlepas dari segala hal baik yang ia alami, Emma merasa apapun selain bahagia. Ini seperti sesuatu mengganggunya. Sesuatu yang sangat buruk. Kebanyakan orang berkata hidup Payne sempurna. Sangat sempurna h...