Hari dimana Jungkook mabuk dan tidak sengaja melihat SinB itu tidur dengan rambut panjangnya, Jungkook sudah tahu Sinyoung alias SinB adalah seorang wanita. Di hari pertama mereka bertemu pun Jungkook sudah merasa bahwa SinB tidak terlihat seperti pria pada umumnya. Hanya saja mereka jarang bertemu sehingga Jungkook tak pernah memastikan.
Tentu saja dengan sifat yang perfeksionis, Jungkook ingin sekali mengusir SinB, namun setelah membuntuti SinB seharian yang sibuk berkuliah, part timer di swalayan, bahkan melapor akan full time bekerja di restoran cepat saji setiap akhir pekan, Jungkook mengurungkan niatnya mengusir SinB. Wanita muda yang menjalani hari beratnya dengan sukacita itu entah mengapa menggugah perasaannya.
Akhirnya, ia memutuskan menunggu SinB sendiri mengungkapkan kebenarannya. Namun seiring waktu, SinB mengingatkan Jungkook pada orang istimewa di masa lalu hingga Jungkook ingin menahan SinB terus disisinya.
Perasaannya menjadi berbeda pada SinB, ia terus bertanya-tanya apakah ia jatuh cinta? Apakah SinB orangnya?
Disisi lain ada Sana yang selalu bersama Jungkook menghadapai suka dan duka, bahkan beberapa waktu belakangan meminta Jungkook untuk melamar, bertunangan dengannya. Walaupun hanya untuk pura-pura demi menghindari rencana orang tua Sana yang menjodohkannya dengan pria yang tidak dikenal.
Tetap saja Jungkook pikir kebohongan itu bisa saja menjadi nyata.
"Jungkook-aa kapan lo bisa lamar gue?" Tanya Sana setelah mereka makan malam bersama SinB hari itu.
SinB yang sedang membantu memindahkan piring ke tempat cucian menjadi terbatuk-batuk sendiri. Ia cukup terkejut. Apa mereka akan menikah di usia se-belia itu?
"Kita bicarakan lain kali aja Sa." ujar Jungkook tidak enak karena disitu masih ada SinB.
Sejak Sana mengenalkan dirinya sebagai kekasih Jungkook tadi, wajah SinB menjadi kusut. Ia rasa karena waktu bersama Jungkook selalu menyenangkan dengan sedikit rasa menyebalkan, ia menjadi suka pada calon dokter itu. Hanya sebatas suka, catat! Dari dulu, ia memang mudah menyukai orang lain.
"Apa mereka benar mau nikah? Tapi mereka bahkan nggak saling panggil sayang. Obrolannya juga obrolan teman banget." SinB yang sudah di kamarnya untuk berbenah dan tidur jadi memikirkan hubungan Sana dan Jungkook sepanjang malam.
Sementara kedua orang itu kini sedang sibuk mengerjakan tugas laporan di ruang tengah.
"Lo udah akrab sama Sinyoung?" Tanya Sana memecah keheningan dengan Jungkook yang terlalu fokus menyelesaikan tugas itu.
"Bisa dibilang begitu."
"Dia tampan juga dilihat-lihat. Terus kayaknya anak baik-baik."Ujar Sana membuat Jungkook terbatuk-batuk, speechless.
"Apa dia punya pacar?" Lanjut Sana
"Ei, jangan bilang lo mau pepet anak brondong." Ujar Jungkook yang jadi kikuk sendiri dengan pertanyaan Sana
"Ani, dibilang gue cuma suka sama lo." Balas Sana yang semakin terus terang Jungkook pikir.
Apa karena mereka sudah sama-sama terbiasa dengan keberadaan satu sama lain? Tapi sulit bagi Jungkook membedakan ucapan-ucapan sana, mana yang bercanda mana yang sungguhan."lo ingat Mashiro adik sepupu gue? Dia pacarnya brengsek banget tapi masih aja belum bisa move on, dikejar terus. Gue pikir Sinyoung bisa tuh dicomblangin sama Mashiro." Lanjut Sana
"Setahu gue Sinyoung udah punya pacar sih, Sa."
"Ya sayang banget. Kabarin kalau putus deh." Sana terkekeh dengan kalimatnya sendiri membuat Jungkook hanya geleng-geleng kepala.