Emosi Jungkook sudah di ubun-ubun tapi Ayahnya tetap dengan tegas mau menggelar pertunangan Jungkook dan Sana dalam waktu tiga hari. Jungkook tidak mau gegabah dan tak putus asa, ia berusaha mendinginkan kepalanya dengan memilih pulang ke apartemen terlebih dulu.
Tadinya ia berharap bisa menenangkan diri disana dan sekaligus bicara baik-baik dengan SinB. Namun, belum turun dari taksi, ia sudah dapat melihat SinB keluar dari lingkungan dengan koper besar miliknya. Yang kemudian dibantu beberapa pria memasukkannya ke sebuah van terparkir.
Ada yang tidak beres.
Jungkook segera turun sebelum SinB masuk ke van tersebut.
"SinB!" Panggil Jungkook membuat SinB menengok menampilkan wajahnya yang sembab habis menangis.
Gadis itu makin meresah melihat pria itu, ia segera menarik Jungkook menjauhi van yang akan membawanya.
"Sorry, gue harus pulang sekarang, Jungkook! Oppa gue drop lagi. Terima kasih selama ini dan sukses untuk pertunangan lo sama Sana yah." Ujar SinB yang terdengar tulus namun terburu-buru.
"Sebentar... lo kok pamit seolah nggak akan balik kesini lagi?"
"Ini pamit benar-benar pamit. Gue akan bawa keluarga gue ke tempat yang jauh, yang pasti nggak disini." SinB menahan rasa sakit di dadanya sebelum melanjutkan
"Saat batalin janji nonton tadi, ada telepon dari Rumah Sakit Cheongju kalau oppa kembali drop. Dengan segala rasa takut itu, gue malah telepon lo. Dan yah, Eomma lo yang angkat."
Jungkook merogoh sakunya menyadari ponsel nya tertinggal di rumah sakit, ia tinggalkan begitu saja ketika pergi menemui Ayahnya. Dan disana masih ada ibunya.
"Beliau cerita bahwa lo harus tunangan sama Sana dalam minggu ini dan beliau menawarkan sejumlah dana demi perawatan oppa asalkan gue ninggalin apartemen lo Jungkook. Bahkan sejauh-jauhnya. Gue nggak mau jadi benalu dalam hubungan lo sama Sana. Dan gue harus jujur kalau gue juga membutuhkan uang itu."
Terlalu banyak yang harus Jungkook proses di kepalanya, ia sibuk mencari kata-katanya sampai tak sadar SinB sudah tidak lagi di depannya. Ia sudah masuk ke dalam van dengan kepala yang terus tertunduk begitu malu, sedih, dan kacau.
Jungkook tentu kecewa bahwa SinB pun takluk hanya dengan materi. Ia juga tidak habis pikir ibunya rela melakukan semua itu untuk mengusir SinB. Belum lagi ia harus menjalani pertunangan yang tak diharapakannya. Segala emosi yang ia miliki kini meluap dengan sebuah teriakan. Ia hanya bisa pasrah, tidak memiliki pilihan yang lain selain meyakinkan diri bahwa kelak menikah dengan Sana bukanlah hal yang keliru.
Sementara SinB hanya bisa menitikkan air mata penuh penyesalan begitu mobil membawanya menjauh apartemen The Hills. Ia tidak pernah tahu kapan ia bisa kembali ke tempat itu lagi.
***
Kabar buruk bagi SinB bahwa sel kanker kakaknya yang tadinya sudah menuju bersih kini tumbuh lagi ke sekitar paru-paru. Rasanya nyawa SinB melayang lagi, tak bisa membayangkan kakaknya yang harus menjalani terapi lagi.
"Sel kanker nya baru terdeteksi SinB, inilah gunanya kontrol rutin. Seringkali, ada sel kanker yang sudah rusak dan tidak terdeteksi meskipun sudah kemo dan radioterapi serta biopsi sekali pun. Kita tidak bisa melupakan faktor genital yang bisa mengakibatkan sel kanker tidak bisa hilang seratus persen. Tapi baiknya, kita berhasil mendeteksi sel kanker ini dengan segera"
Setelah mendengar penjelasan dokter, SinB dan sang ayah berusaha saling menguatkan. Sakit rasanya mereka harus melihat Shinyoung terapi kembali dan mau tak mau harus dijalaninya.
Sempat tertidur pulas di samping ranjang pasien milik kakaknya, SinB kini terjaga begitu mendengar bunyi notifikasi ponsel mendapatkan penberitahuan kredit sejumlah uang ke rekening pribadinya dengan berita 'Pergi menjauh'.
Ia menelan ludah susah payah melihat jumlah saldonya saat ini yang membludak, bersamaan dengan sebuah panggilan masuk ke telepon nya.
"Halo?" SinB mengangkat
"Saya sudah mengirim sejumlah uang, itu cukup untuk membawa semua keluarga kamu ke Amerika dan di sana oppa mu yang sakit akan mendapatkan perawatan yang lebih baik" SinB kenal suara itu milik Jessica ibu Jungkook
"Kenapa anda berbuat sejauh ini? Saya tidak butuh seba-"
"Ambil aja dan pergi! Saya berusaha melindungi kamu kok dengan cara ini." Jessica menukas di seberang telepon.
"Maksudnya?"
"Nggak ada penjelasan kali ini, intinya segera pergi kalau kamu ingin baik-baik saja—hari ini! Saya sudah mengutus pegawai untuk menemui kalian dan mengurus keberangkatan kalian."
"Tunggu dulu... kenapa begitu buru-buru? Kuliah saya gimana? Terus apa kata appa tentang ini semua? Appa pasti nggak akan mau ikut saya."
"Percayakan padaku!" Ujar Jessica
SinB tahu Jessica sudah semena-mena karena memutuskan semuanya atas dirinya. SinB sayangnya tak bisa menolak karena semua rencana Jessica kepadanya adalah hal yang baik, dan tidak ada tanda ia akan mengelabui SinB.
Benar saja SinB didatangi oleh seorang pria yang ia tengarai sebagai orang suruhan seperti yang Jessica katakan. Ia memperkenalkan diri dengan nama Heo Jongwon berkedok sebagai pihak asuransi kesehatan dimana Premi milik Shinyoung yang didaftarkan SinB telah memenangkan undian asuransi.
"Saya mendapatkan notifikasi di aplikasi asuransi bahwa Nona SinB akhirnya mengklaim undian asuransi ini karena Shinyoung yang didiagnosa kanker lagi. Dan kebetulan ini hari terakhir untuk melakukan klaim."
Ayah SinB tidak curiga dengan akting yang bagus nan meyakinkan dari Jongwon hingga akhirnya tanpa ba bi bu lagi mereka siap berangkat ke Amerika dalam penerbangan first class yang telah disiapkan juga tenaga medis yang memantau Shinyoung.
Disitu SinB sadar tentang kekayaan keluarga Jungkook.
***
Satu hari telah berlalu namun Jungkook semakin resah ditambah SinB benar-benar seperti hilang, kontaknya tidak aktif lagi.
"Eomma kan yang bikin SinB pergi? Kasih tahu kemana dia?" Jungkook bertanya pada ibunya
"Dia minta untuk nggak kasih tahu ke kamu, jadi eomma menghargai kalau memang itu pilihannya, SinB pergi dengan uang-uang Eomma juga jadi dia akan baik-baik aja. Lagi pula itu yang terbaik buat dia, buat kita." Jelas Jessica
"Buat kita?"
"Eomma tahu kamu cinta sama SinB, makanya naluri eomma adalah harus bertindak agar pernikahan kamu dan Sana tetap berjalan."
Jessica hanya tidak ingin suaminya terus kecewa pada Jungkook hingga berujung Jungkook ditelantarkan. Tak jauh beda dengan kondisinya saat ini yang mana Jungkook hidup sendiri di apartemen milik sendiri tanpa fasilitas tambahan dari keluarga.
"Apa nggak ada cara lagi untuk batalkan pertunangan ini eomma?" Tanya Jungkook lirih
Jessica tak menjawab dan hanya terdiam miris mendengar anaknya mengatakan hal se-pasrah itu.
Ia tidak bermaksud merebut kebahagiaan Jungkook. Tapi saat ini, baginya inilah jalan yang tepat demi Jungkook.
Lalu, hari itu pun tiba,
Hari pertunangan Jungkook dan Sana.
BERSAMBUNG