Priority

90 22 2
                                    

Mengetahui Jungkook mengunjungi kampung halaman SinB di hari libur ini membuat Sana merasa gusar. Entah mengapa ia merasa tidak aman dengan keberadaan SinB didekat Jungkook. Pikiran gadis keturunan Jepang itu penuh, sampai saat menyeberang jalan pun ia tidak fokus, ia melintas dengan lambat hingga lampu hijau membuatnya diserempet pengendara motor.

Tidak ada luka serius tapi pikiran gadis itu masih kalut, ia tahu tidak perlu untuk menghubungi Jungkook, apalagi ia sedang di tempat yang jauh namun ia melakukannya.

'Gue kecelakaan. Bisa ke Seoul nggak? ' tulis Sana dalam pesan teks yang dikirim ke Jungkook.

Jungkook yang siap tidur demi agenda melihat matahari terbit dengan SinB itu mau tidak mau menuruti keinginan Sana. Meskipun ia pikir kesempatan yang baik untuk bersama SinB lagi esok pagi, tapi sahabatnya yang di rumah sakit lebih darurat, apalagi orang tua-nya sedang berpergian. Akhirnya, tanpa sempat pamit ke SinB yang sudah di kamarnya, Jungkook berangkat ke Seoul menaiki bus terakhir.

Alhasil, Jungkook yang harusnya libur dari rumah sakit dulu terpaksa kembali ke rumah sakit lebih cepat.

"Jungkook, gue cemburu liat lo dekat-dekat sama roommate lo itu." Ujar Sana yang setengah sadar malam itu, efek obat yang masuk ke tubuhnya juag. Sudah pasti Jungkook dapat mendengarnya dengan jelas.

Kemudian seperti pagi biasanya, Jungkook terjaga untuk melihat terbitnya matahari menyisakan Sana yang masih terlelap di ranjang pasien.

Namun, Sana ikut terjaga ketika mendengar getaran ponsel pada nakas di dekatnya. Itu ponsel milik Jungkook yang sedang ada panggilan masuk. Awalnya, Sana memanggil-manggil Jungkook yang tampak di luar balkon kamar rawat tapi sepertinya tidak didengarkan. Lalu panggilan itu masuk lagi, Sana memutuskan melihat siapa penelepon itu, diambilnya ponsel Jungkook dan mendapati nama SinB di layar. Ia membuang wajah dari ponsel itu, ia tidak senang SinB menelepon Jungkook. Tapi nama itu kembali muncul di layar, menelepon untuk ketiga kalinya. Akhirnya, Sana memutuskan untuk mengangkatnya.

"Ini Sana, Jungkook baru tidur karena begadang nungguin aku!" Ujar Sana menjawab telepon dengan sedikit kebohongan.

"Eoh Sana, kamu baik-baik aja?" Entah mengapa suara SinB saja bisa membuat Sana merasa dipenuhi rasa cemburu.

"Aku cuma diserempet pengendara motor, pasti kamu berpikir yang jauh banget gara-gara Jungkook sampai jauh-jauh dari Cheongju ke Seoul yah?" Tanya Sana berusaha mencairkan emosinya yang tidak seharusnya itu, tapi gadis diseberang telepon itu hanya membisu.

"SinB?"

"Eoh, kalau begitu jaga diri Sana-ssi, nanti aku jenguk kalau sempat."

"Okay. Sampai ketemu." Lega Sana sembari menutup telepon,

"Tadi SinB menelepon jadi gue angkat." Lapor Sana ketika melihat Jungkook sudah masuk ke kamar rawat

"Dia nanyain gue doang kali, nggak usah ditelepon balik segala" Tukas Sana ketika Jungkook terlihat panik mengambil ponselnya dari tangan Sana dan seperti hendak menghubungi ulang SinB.

Jungkook jadi salah tingkah apalagi mengingat kata-kata Sana semalam. Mengapa Sana cemburu pada SinB? Cemburu sebagai apa?

"Sana, gue nggak paham deh. Are we good?" Ujar Jungkook membuat Sana hanya bisa mengernyitkan dahi bingung.

"Hah? Emang kenapa?"

"Lo cemburu karena gue dekat sama SinB, mungkin lo lagi nggak sadar pas bilang itu but u did. Lo sekarang nggak suka juga kalau gue punya teman lain kah? Harus klir nih Sa, jujur gue bingung."

Mendapat kalimat beruntun dari Jungkook membuat Sana jadi lebih bingung sendiri, apakah dirinya mengigau semalam? Masa iya perlu mengatakan semuanya saja sekarang?

Our SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang