"I think i should marry you anyway."
"Hah? Apaan?"
Jungkook dapat melihat wajah panik SinB setelah menggoda dengan kalimat yang ia sadari memang ekstrim itu.
"Yah bercanda lagi, jangan panik, orientasi seksual gue masih ke cewek kok" Ujar Jungkook menyadarkan SinB pada posisinya. Ia merasa bodoh sekali karena sempat lupa akan penyamarannya.
"Gue tuh takjub aja karena belum pernah lihat ada yang membantah Jeon Wonwoo selama hidup. He's that scary. Lo bela gue juga, yang bahkan ibu kandung gue nggak bisa" lanjut Jungkook membuat SinB merasa miris sekali mendengarnya.
"Berarti hubungan kalian emang nggak harmonis ya." SinB mengonformasi dugaannya
"Not even once. Ngomong-ngomong, lo nggak perlu khawatir, apartemen ini tetap akan jadi milik gue. Jeon Wonwoo nggak tahu kalau ini dibeli dengan uang gue sendiri, bukan dari appa." Tukas Jungkook membuat SinB kembali manggut-manggut.
"Ini sebenarnya lo minggat dari rumah yah ngomong-ngomong?" Tanya SinB hati-hati tapi Jungkook lamgsung mengalihkan.
"Ahhhh, gue harus mandi" ujar Jungkook sambil bertolak ke kamarnya menyisakan SinB yang harus menelan pertanyaannya itu. Dasar Jungkook yang tidak jelas, terkadang menjadi sangat terbuka, lalu tiba-tiba menutup diri dalam sekejap.
Melihat Jungkook sudah beranjak, SinB pun memilih cepat-cepat masuk kamar untuk mulai mengerjakan tugasnya.
Belum separuh jalan mengerjakan tugas maket, tiba-tiba lampu apartemen padam, hanya cahaya laptop yang bersinar di kamar SinB.
Ia memeriksa keluar jendela, bisa dilihat seluruh apartemen The Hills mengalami padam listrik, gelap gulita. Setelah mengalihkan pandangan dari luar, SinB dapat melihat pantulan cahaya-cahaya kecil dari ruang TV. Akhirnya ia memutuskan keluar.
Betapa terkejutnya SinB yang baru menyadari di ruang TV ada begitu banyak lampu portabel kecil berjejer di setiap ambalan dinding yang ada di setiap sudut, ketika SinB melihatnya lebih dekat rupanya itu berasal dari hiasan dinding yang dilengkapi lampu portabel didalamnya.
Sebentar kemudian Jungkook keluar kamar dan mendapati SinB yang tampak begitu tertarik dengan hiasannya yang memendarkan cahaya itu.
"Dapat broadcast dari pihak apartemen, katanya ada sedikit masalah gara-gara penggunaan syuting drama. Lagi coba dibereskan." Info Jungkook sambil duduk di sofa memainkan ponselnya.
"Ini sering kejadian?" Tanya SinB
"Ini baru pertama kali seingat gue."
"Gue pikir lampu-lampu ini alasannya itu." Ujar SinB menunjuk hiasan lampu.
"Oh itu~ gue takut sama gelap jadi berusaha preventif sama peristiwa tiba-tiba kayak begini." Jelas Jungkook membicarakan kelemahannya tanpa ragu.
Sementara SinB dibuat jadi penasaran kenapa pria dewasa seperti Jungkook juga takut gelap, tapi ia tak bertanya lebih lanjut karena tugasnya sedang menanti untuk dikerjakan.
"Gue izin ngerjain tugas disini yah." Ujar SinB tanpa menunggu jawabn Jungkook dan langsung membawa karya nya keluar kamar.
Awalnya Jungkook tidak terlalu peduli pada kegiatan SinB tapi mendengarnya mengomel sendiri dari tadi, apalagi kini ia menyalahkan dirinya karena malah jalan-jalan siang tadi, Jungkook jadi tidak tahan untuk menyindir.
"Oh jadi lo mengabaikan tugas yang sulit dan deadline mepet karena malah main? Ckckck sayang sekali penerima beasiswa lalai begini."
"Lo nggak usah menambah rasa penyesalan gue deh Hyung! Mending lo bantu gue kek." Celoteh SinB masih berkutat dengan maket kertas nya yang ingin dibentuk seperti apartemen The Hills itu.