05: Nathaniel and Victor

25 2 8
                                    

"Vict, kau tau satu hal.. Aku sama sekali tidak bisa membencimu.. Tidak sama sekali"

Nathaniel Dieudonné

Haven, New Orleans
Dieudonné Old Home

"Ah.. Kembali ke rumah.. Indah" Kata Nathaniel

Victor menghela nafas, dia menatap ke arah pintu rumah itu.

Rumah itu sudah di perbaiki karena ini adalah rumah utama mereka tidak kembali sejak kejadian itu. Tapi Victor dan Nathaniel selalu kembali pada tanggal kematian ibu mereka, hanya untuk sedikit tempat.

"Vict.. Ayolah" Kata Nathaniel

Dia bertindak seolah olah dia anak-anak padahal bukan, Victor mendesah lelah dengan itu. Tapi pada fakta nya dia tidak bisa membenci Nathaniel seberapa besar dia berusaha, dan selalu menyalahkan segala hal pada dirinya sendiri. Selalu seperti itu.

Victor berjalan masuk, mereka telah di sambut pelayan rumah.

Nathaniel bertindak seolah olah di rumah ini seperti ia saat berusia 6 tahun, dimana Victor dengan lelah membantu ibu tirinya untuk membuat Nathaniel, Micahel dan Davina makan. Saat itu mereka hanya anak-anak, mereka tidak tau apa-apa.

Ayah mereka bukan tipe yang akan membantu. Dia terlalu sering di kantor atau apapun yang bisa mereka tebak saat itu. Dan jelas dia tidak akan peduli dengan Nathaniel atau siapapun selain Daniel, Victor dan Jonathan. Apalagi Jonathan adalah putra kesayangan nya.

"Nathaniel!" Teriak Victor

"Ayolah, Victor" Kata Nathaniel sambil berlari.

Victor hendak mengejarnya sebelum dia berhenti pada sebuah foto keluarga. Dia mendesah. Itu adalah foto keluarganya, dia, ibunya, Ayahnya, Daniella, dan kedua adik kecilnya, Olivia dan Henrik. Adiknya yang hilang dan penyesalan terbesar didalam hidup seorang Victor Dieudonné.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Nathaniel.

"Tidak ada, ayo" Kata Victor

Dia berjalan, Nathaniel melihat foto itu. Dia belum pernah melihatnya dengan baik, dan sekarang dia menyadari bahwa ada anak laki-laki lain di foto. Bukan hanya Victor dan Daniella.

Tapi dia berlari mengejar Victor. Mereka memiliki waktu untuk memperbaiki hubungan mereka. Itu yang diinginkan oleh Nathaniel Dieudonné.

"Setelah ini, kita harus ke suatu tempat.." Kata Nathaniel

"Apa yang kau inginkan dariku Nathaniel?" Tanya Victor dengan lelah.

Hanya ada satu hari dimana dia dan Nathaniel bisa akur, dan itu hanya pada hari ini setelah ini mereka akan kembali sama. Sama sama menutupi perasaan masing masing dan membiarkan diri lebih jauh dari terluka.

"Sebuah tempat di belakang rumah, di dalam hutan, Daniella suka di sana. Banyak bunga.. Aku akan mengambil bunga dan memberikan itu padanya." Kata Nathaniel

Mereka semua mencintai Daniella lebih dari apapun, tapi ketika ada kesempatan mereka hanya akan bertengkar. Semua Dieudonné begitu. Mereka menjaga, melindungi dan mencintai Daniella lebih dari apapun di dunia ini.

"Oke.. Kita akan ke hutan itu lagi" Kata Victor.

Mereka berjalan lebih jauh, ke dalam rumah itu. Lantai kedua yang memiliki kamar utama. Kamar utama untuk kedua ibu mereka.

"Ah.. Sudah lama" Kata Nathaniel sambil membuka pintu.

Kamar itu masih bagus karena sering di bersihkan oleh pelayan rumah.

Hiasan klasik, kamar yang telihat seperti kamar kerjaan kuno.

Victor mengabaikan adiknya, dia membuka kotak yang ada di meja rias, dan mengambil salah satu benda yang ada di sana.

"Ayo, kita ke sungai" Kata Victor

"Hmm" Kata Nathaniel.

Mereka berjalan ke belakang rumah, itu menembus ke hutan jadi mereka suka ngilang di sana. Saat kecil.

"Aku ingat, saat kau tersandung di sini ketika aku, Davina dan Michael bermain kena jaga" Kata Nathaniel dengan tawa kecil.

Victor sedikit tersenyum, ya karena hutan yang lebat saat itu, dia tersadung akar dan ketiga adiknya malah tertawa. Entahlah, apapun itu, Nathaniel adalah yang paling keras tertawa sehingga mendapatkan kelitikan yang paling keras dari dia pada saat itu.

"Ya.. Cerita lama" Kata Victor

Dia mencoba menutupi perasaannya lagi, tapi kali ini tidak terlalu halus sehingga mendapatkan tatapan dari adik laki-laki nya, Nathaniel.

Mereka telah tiba di sungai, di dekat sana menang ada hamparan bunga kesana Nathaniel menuju.

"Apa menurut mu Daniella akan menemukan belahan jiwanya?" Tanya Nathaniel tiba tiba (mungkin dia sedang kerasukan, atau mungkin dia hanya ingin adiknya aman)

"Dia bertemu salah satu, tadi pagi" Kata Victor dengan tenang.

"APA?!"

Nathaniel berteriak, cukup keras untuk membuat rusa pergi dari dekat mereka. Victor menutup telinga nya dengan kedua tangannya.

"Kau berisik" Kata Victor, dia melihat ke air. Melihat genangan yang terus mengalir. Melemparkan sesuatu yang dia ambil dari kamar ibunya, menatap Nathaniel yang kesal dengan bunga ditangannya.

Benda yang ia lemparkan tenggelam walau masih bisa terlihat. Karena air itu hanya genangan bukan danau, atau sungai.

"Kenapa dia tidak mengatakan itu padaku?" Kata Nathaniel dengan kesal

"Tidak tau" Kata Victor acuh.

Dia bisa melihat bahwa air mulai bergerak mengalir, Victor menyadari bahwa sihir adiknya sedikit tidak terkendali. Nathaniel sedang kesal. Pengendalian diri yang kurang baik bisa membuat sihir lepas kendali.

"Nathaniel! Tenang" Kata Victor.

Nathaniel tidak menanggapi nya seolah olah dia berada di sisi lainnya. Raga di dunia jiwa di alam lainnya.

"Nathaniel Dieudonné!!"

Ketika air mulai menjadi tidak terkendali, Victor menarik adiknya ke pelukannya untuk membuatnya lebih santai sebelum dia membuat banjir lokal.

"Aku di sini.. Aku di sini.."

Victor tidak ingin kehilangan adiknya untuk kedua kali. Dia tidak akan pernah bisa. Cukup bagiannya untuk melihat kematian adiknya dan dia tidak ingin menyaksikan itu lagi. Tidak sama sekali.

Ada hal yang tidak perlu mereka semua ketahui soal kehilangan, cukup dia, Daniel dan Daniella yang tau.

𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐒𝐨𝐮𝐥𝐦𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang