22. Kenyataan

89 22 1
                                    

Jungkook kecewa karena tidak bisa mendapatkan jawaban meski ia menemui kakak kelasnya yang sekaligus anak dewa juga - Moon Taeil.

"Posisiku dengan Hoseok itu berbeda," kata Taeil, "Kalau di silsilah keluarga dia kan pamanku, jadi pasti ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang tidak aku tahu."

"Tapi kira - kira apa hyung?" tanya Jungkook yang penasaran.

Taeil menatap kearah Jungkook, "Agak sulit aku bilang ya.. tapi... kemungkinan karena Hoseok itu anak langsung dari Daehi dia menjadi immortal."

Dan sekarang Jungkook menyesal karena terlalu penasaran. Bangsa iblis memang memiliki umur yang lebih panjang daripada manusia yang rata - rata meninggal di usia 300 tahun.. tetapi jika Hoseok immortal itu artinya Hoseok akan terus hidup sementara Jungkook telah lama meninggal.

"Lebih baik kau tanyakan langsung pada Hoseok agar tidak ada kesalahpahaman," Taeil bangkit berdiri hendak kembali ke kelasnya namun tubuhnya seketika membeku menatap lurus kearah depan.

Jungkook ikut menolehkan kepala dan melihat ternyata sudah ada dewa kemarahan dan dendam - Zelo yang berkacak pinggang menatap kesal kearah Taeil.

"Taeil... kau ini ya... sudah dibilang berkali - kali jangan membongkar rahasia para dewa," kata Zelo.

Jungkook terdiam, menatap pada Taeil yang berlari kabur dari ayahnya tapi ya tentu saja tertangkap dan Jungkook agak kaget ketika Taeil dibawa berteleportasi. Sudah pasti ke dunia dewa, kasihan juga Taeil kalau sampai dihukum apalagi dewa dendam dan kemarahan adalah penguasa dunia arwah. Bayangkan saja mendapat hukuman di dunia arwah , berurusan dengan para arwah - arwah bermasalah dan juga jahat.

@@@@@

Hoseok sampai mencari ke gedung kelas 2 karena mendadak Jungkook menghilang.

"Hoseok... mencari Jungkook ya..."

Hoseok menatap pada Jieun, ia menganggukkan kepala dan masih agak takut dengan sosok kakak kelasnya ini. Walaupun sudah tidak pernah menganggunya.

"Jungkook tidak ada kesini, lagian ngapain juga dia kesini... coba cari ke taman," kata Jieun yang tersenyum lebar kearah Hoseok.

"Benar juga taman ya.. aku belum kesana. Terima kasih nunna," ucap Hoseok yang kemudian melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Jieun.

@@@@@

Setelah pencarian Jungkook ditaman dan tidak ketemu. Mencari di perpustakaan juga tidak ada. Kantin jelas tidak ada. Hoseok bahkan mencari di ruang kesehatan dan tidak ada juga. Akhirnya Hoseok menyerah dan duduk dipinggir kolam. Ia meluruskan kakinya dan memijit - mijitnya pelan.

"Capek juga ternyata mencari kesana kemari, mana pesan dan teleponku juga tidak dibalas," kata Hoseok.

"Maaf ya.."

Hoseok menjerit dengan cukup keras ketika Jungkook tiba - tiba ada disampingnya dan mengambil alih memijat kakinya.

"Handphone ku tertinggal dikamar," kata Jungkook dengan senyuman lebar.

"Tidak masalah tertinggal, tapi kau dimana sedari tadi?" tanya Hoseok.

"Aku penasaran dengan perubahan sifatmu jadi pergi bertanya ke Taeil hyung..." Jungkook langsung terdiam ketika melihat ekspresi Hoseok, "Jangan marah.. aku takut bertanya padamu karena itu."

"Kau jahat.. katanya mau menungguku siap," kata Hoseok.

"Maaf..."

Jungkook menggeser duduknya menjauh dari Hoseok, ia merasa bersalah karena telah ceroboh melukai hati Hoseok.

Hoseok yang bergerak inisiatif mendekat pada Jungkook dan memeluk lembut tubuh kekasihnya itu.

"Kau tidak salah kok... maafkan aku juga karena tidak segera memberitahumu," kata Hoseok.

Jungkook tersenyum menatap pada Hoseok.

"Aku sudah siap untuk memberitahumu," kata Hoseok.

"Kita pindah ke tempat yang lebih privat," Jungkook bangkit berdiri, ia menjulurkan tangan pada Hoseok.

Hoseok menerima uluran tangan Jungkook dan dengan segera tubuhnya yang mungil di gendong oleh Jungkook.

@@@@@

Hoseok mengakhiri cerita dengan helaan nafas panjang.  Jungkook yang memahami jika kekasihnya ini dalam tekanan dan kesedihan yang begitu besar segera memeluk lembut pada tubuh Hoseok. Bahkan angin sejuk yang berhembus melewati menara tertinggi di Gijeog Academy tidak bisa sedikit menyejukkan keresahan yang menimpa Hoseok.

"Sudah.. tidak apa - apa..." kata Jungkook yang menjerit cukup keras ketika Hoseok memukul dadanya.

"Tidak apa - apa, bagaimana??" Hoseok terus memukul - mukul dada Jungkook, "Aku akan hidup abadi sementara kau mati... aku tidak mau... nanti aku kesepian."

"Ya, mau bagaimana?" Jungkook memeluk Hoseok semakin erat, "Aku kan bukan mahluk abadi sepertimu."

"Huuuuuuuwaaaaaaaaaaaaa............."

Jungkook menghela nafas panjang, sudah lama dia tidak mendengar teriakan dan tangisan Hoseok. Bukannya dia merindukan teriakan dan tangisan Hoseok, tapi untuk saat ini lebih baik Hoseok menangis saja daripada ia juga ikut bingung.

"Kita nikmati saja apa yang sedang terjadi saat ini. Bahkan kalau pun usiamu normal seperti manusia lainnya, belum pasti kita awet sampai kematian datang kan," kata Jungkook, "Siapa tahu aku selingkuh..."

"HUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

"Sstttt.... ssssh.... maaf... maaf... sudah jangan menangis lagi... sssh...."

Jungkook mengusak - ngusak rambut Hoseok dengan lembut. Sembari mengusap lembut pada pipi Hoseok yang dipenuhi airmata. Ia tahu Hoseok akan terus menangis, jadi untuk sementara dia biarkan saja Hoseok larut dalam tangisannya.

Fate-Jungkook-Hoseok's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang