Beomgyu telah sampai di mansion megahnya, tentunya setelah turun dari mobil si pria asing. Langkahnya dibawa agak berat, bahkan membuka pintu rasanya sangat sulit.
"Ouuhh siapa tadi?" pertanyaan bubu secara tiba-tiba mampu membuat Beomgyu berjengit kaget. Rupanya sang bubu sedari tadi mengintip di balik kaca jendela.
"Teman." Bubu hanya menyeringai sembari menatap penuh arti ke arah anak bungsunya.
"Bubu," tapi langsung berhenti, seperti ingin bicara tapi juga enggan. Yang dipanggil masih setia menatap anak manisnya.
Butuh waktu lima menit bagi keduanya untuk tatap-tatapan. Bubu sampai mengeluarkan airmata saking lamanya membuka mata.
"Ah tak jadi," dan diputuskan dengan kalimat menjengkelkan itu. Bubu sudah ancang-ancang ambil teflon buat gebuk muka anaknya.
"Bu--"
"Sudah sana masuk kamar, dari pada bubu mutilasi disini," potong bubu jengkel. Gimana gak jengkel anaknya dari tadi labil banget. Kalau mau cerita ya langsung aja, kalau ngga ya jangan bikin kepo. Untung anak kesayangan.
"Ummmm... Bu, kalau besok pacar adek mau ke rumah gimana?" cicit Beomgyu pelan. Asli bubu langsung melotot.
"Hah? Adek punya pacar? Sejak kapan?"
___---___
Tok tok tok
Setelah menerima izin masuk dari si empunya kamar, Jungkook segera memasuki ruangan tersebut. Kedua tangannya sibuk dengan air putih beserta beberapa obat. Ia agak khawatir sejak sepulang pertemuan dengan calon mantu, si anak jadi murung dan agak demam.
"Panasnya sudah turun."
Setelah memberikan air dan obat, Jungkook kembali menidurkan anaknya.
"Apa kamu segugup itu? Jika masih belum siap kita tunda saja tidak apa-apa."
Malam ini menjadi saksi bisu bagaimana seorang Kang Taehyun mengalami dilema yang amat besar. Pikirannya berkecamuk. Ia bingung antara melanjutkan pernikahannya dengan orang yang tak dicintai bahkan tak dikenal, atau berkata jujur bahwa ia baru saja dikhianati dan membuat papinya jantungan karena anak kesayangannya sedang patah hati.
Tak ada yang bagus diantara keduanya. Apakah kesepakatannya dengan orang asing siang tadi dapat dipertanggungjawabkan? Apakah kedepannya tidak ada masalah?
"Tidak pi, besok kita harus ke rumahnya. Kapan ayah pulang dari Tokyo?" tanya Taehyun dengan suara serak khas orang sakit.
"Setelah mendengar cerita papi, ayah sangat bersemangat. Besok pagi sudah ada di rumah."
Ah benar sekali. Bukan hanya papinya yang bahagia dengan kabar pernikahannya, bahkan sang ayah juga. Bagaimana bisa ia menghancurkan kebahagiaan keduanya?
"Pi, menikah itu sulit tidak?"
"Tidak akan sulit jika kalian saling memahami, saling mencintai, dan saling mengisi kekosongan satu sama lain."
Masalahnya itu semua tak ia miliki dengan sang pasangan hidupnya kelak. Keduanya tak saling memahami, tak saling mencintai, apalagi mengisi kekosongan yang pastinya tak satupun dari keduanya ingin melakukan hal tersebut.
Tapi Taehyun hanya tersenyum. Biarkanlah papinya berpikir sang anak memahami nasihatnya, padahal ia semakin dilema dengan keadaan ini.
Akhirnya hanya meminta dipeluk agar cepat tidur dan tak memikirkan hal negatif lainnya.
___---___
"Apa? Adek punya pacar?" Jeno. Si kakak sulung sekaligus kakak satu-satunya yang Beomgyu miliki terlihat sangat terkejut dengan pernyataan sang adik. Di ruang keluarga ini bahkan berani menggebrak meja.
"Jaga sikapmu Jung Jeno!" dan pastinya kena tegur kepala rumah tangga.
"Sejak kapan adek pacaran? Kenapa tidak pernah cerita pada keluarga?" tanya Daddy Jaehyun lembut. Dirinya hanya bersikap lembut terhadap anak bungsu manisnya, kalau kepada Jeno bawaannya adu mulut terus.
Beomgyu memilin ujung piyama tidurnya. Rasa gugup kembali menguasai tubuh. "Ummm.. sebulan ummm dua," gumamnya.
Seluruh pasang mata mengernyit bingung karena si bungsu terlihat tidak yakin akan hubungannya sendiri.
"Satu setengah bulan."
Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya memutuskan waktu yang dijadikan kemungkinannya. "Adek agak lupa, adek kan pelupa. Hehe."
Semuanya kompak tertawa dengan tingkah menggemaskan si bungsu.
"Baiklah, Daddy akan lihat anaknya besok. Kalau dia pantas buat adek, daddy bakal izinin kalian menikah, kalau tidak cari yang lain." Beomgyu mengangguk.
"Anak bubu rupanya sudah dewasa. Bubu gak siap kalau dirumah gak lihat adek," Taeyong--bubu kesayangan--duduk mendekati sang anak dan memeluknya erat. Beomgyu rasanya juga ingin menangis, jujur ia tak mau meninggalkan mansion beserta isinya. Tapi jika ia menikah bukannya harus mengikuti sang suami?
Beomgyu telah menceritakan keinginan menikahnya meskipun dibumbui banyak kebohongan. Kedua orang tuanya setuju karena putranya dianggap sudah tepat usianya untuk menikah, terlebih karena telah lulus kuliah. Apa lagi halangan untuknya menikah?
"Oh ya siapa nama kekasih adek?"
Pertanyaan tiba-tiba dari sang daddy mampu membuat Beomgyu gelagapan. Sialan, dia lupa lagi nama pemuda aneh tadi siang. Nama pria itu tertera dengan lengkap di kontak ponselnya, dan tak mungkin baginya untuk mengintip dahulu untuk menyebutkan nama pria itu. Bisa-bisa orang rumah pada curiga dengan sikap mencurigakannya.
Beomgyu kembali memutar otak, mencari jalan terbaik untuk kasusnya malam ini. Dia tidak boleh tercyduk secepat ini jika sedang berbohong.
"Adek malu daddy, besok daddy kenalan sendiri aja!" pekik Beomgyu sembari menyembunyikan wajahnya pada bantal sofa. Demi apapun tingkahnya sangat menggemaskan. Semua orang terkekeh karena sikap Beomgyu tanpa tau si manis sedang menyembunyikan kegugupannya dari balik bantal.
"Sialan, gue bisa mati muda kalau gini terus," inner Beomgyu nelongso.
____________________
Taehyun+
Beomgyu=
Cinta
____________________
Alias TBC
____________________Jan lupa votement juseyo
Salam sayang
Bie
KAMU SEDANG MEMBACA
Tae n' Gyu
RandomPernikahan tanpa cinta yang didasari oleh perjodohan? Itu terdengar biasa. Bagaimana dengan pernikahan yang terjadi karena salah pilih target? "Kenapa lo gak bilang kalo lo itu cowok?" "Pengen dislepet ye? Gimana gue mau bilang kalo lo nya aja ngebe...