Tujuh Belas Woy!

740 93 12
                                    

Setelah perbincangan mengenai liburan yang akan datang, Taeyong dan Jungkook pamit pulang. Taeyong hanya titip salam saja untuk anaknya, sebab dirinya tak diizinkan menemui sang anak. Tak mengapa juga, karena besok akan bertemu.

Selang beberapa menit setelah kepergian dua submissive itu, Jongseong tiba di apartemen keluarga kecil Kang.

"Lama banget lo, niat kerja gak sih?" cibir Taehyun. Jelas wajahnya terlihat sangat tak bersahabat sehingga membuat Jongseong bergidik ngeri.

"Maafkan saya tuan, tidak akan saya ulang lagi... Tapi.. hmmm.. dimana nyonya?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Taehyun menghentikan langkahnya, menoleh dengan tatapan tajam.

"K-kemarin nyonya minta m-masak sarapan bersama," lanjut Jongseong dengan gugup. Jujur tatapan mata tuannya menyiratkan rasa ingin membunuh. Jongseong cukup terintimidasi.

"Ubah metode belajarnya. Lo kasih resep aja, biar dia belajar otodidak."

"Tapi tuan--"

Taehyun kembali melotot ke arah Jongseong.

"Baik tuan."






___---___







"Loh, kok udah ada sarapannya? Jonggol mana?" Beomgyu yang baru selesai mandi segera pergi menuju dapur. Namun agak terkejut karena dapur sudah bersih beserta makanan yang ternyata sudah tersedia diatas meja makan.

"Dia sudah pulang," timpal Taehyun sembari memasang dasi. Duduk tegak di kursi meja makan, menunggu sang istri menyiapkan lauk pauk ke atas piringnya.

"Kok pulang sih? Gue kan belum belajar," sungut Beomgyu kesal. Mengambil lauknya sendiri. Taehyun hanya melihat semua kegiatan yang istrinya lakukan.

"Dia kasih resep. Katanya suruh belajar sendiri."

Mendengarnya Beomgyu jadi badmood. Langsung memakan masakan sang koki tanpa menunggu sang pemimpin. Agak kurang etika.

"Ekhem."

Beomgyu mendongak, melihat sang suami yang hanya diam saja. Seperti tidak takut terlambat bekerja, ah dia kan pemilik perusahaannya. Memilih abai, Beomgyu melanjutkan acara sarapan paginya.

"Ekhem."

Mengernyit, Beomgyu kembali mendongak. Kini dengan tatapan dongkol.

"Apaan sih? Kalau haus ya minum!" sewot Beomgyu. Memang paling pintar kalau urusan marah-marah.

"Gue makan di kantor aja," timpal Taehyun yang langsung bangkit dari duduknya. Memakai jasnya, mengambil tas dan juga kunci mobil. Melesat keluar rumah dengan cepat.

"Apaan sih, ga jelas," cibir Beomgyu yang memilih untuk melanjutkan makan. Bodo amat sama suami palsunya itu, toh uangnya banyak, mau makan dimana aja gak ada masalah.






___---___







"Pagi-pagi muka kusut begitu kaya baju yang belum disetrika aja." Yeonjun datang dengan segelas kopi instan. Sebenarnya tak berniat menawarkan atasannya itu, tetapi gelas yang ia pegang tiba-tiba saja sudah berpindah tangan.

"Istri gue, makin hari makin ngelunjak aja."

"Uke emang gitu bro, siapa suruh nikahin cowok. Eh tapi cewek lebih ribet lagi sih. Kayaknya emang bagusan lo nge-gay."

Taehyun menghela nafas berat setelah menghabiskan kopi dalam sekali teguk. Sedangkan si pemilik asli kopi tersebut hanya bisa pasrah, tak berani menegur. Hanya berkomat-kamit dalam hati.

"Gue harus gimana ya biar dia ada sedikit aja ngehargai gue sebagai suami. Lo ada solusi?" Taehyun yang mulai lelah akhirnya mencurahkan permasalahan rumah tangganya pada sosok yang sama sekali belum merasakan susahnya hidup berumah tangga. Memang rada-rada ini tuan bos kita.

"Hmmm... Kalian udah hmmm proses bikin dedek kan?" tanya Yeonjun ragu, pasalnya ia yakin bos nya ini setengah-setengah dalam niatan berumah tangga.

"Kenapa?"

"Gini ya bro, kalau lo bisa bikin dia takluk dalam permainan itu, pastinya dia bakal nempel terus sama lo. Secara otomatis bakal hormat dan jadiin lo tuh satu-satunya buat hidupnya."

Bos muda itu sedikit merenung. Memang benar seharusnya proses pembuatan dedek bayi itu harus dilakukan setelah menikah. Tetapi mengingat status pernikahan palsu atas keduanya sepertinya itu cukup mustahil.

"Istri lo itu punya wajah cantik yang menawan, kalau gak cepet-cepet dihamili bisa-bisa nyangkut cowok lain loh. Hati-hati," lanjut Yeonjun dengan senyum mencurigakan.

Taehyun hampir saja menonjok wajah anak buahnya itu karena memasang ekspresi menyebalkan, namun diurungkan sebab berada di lingkungan kerja. Nanti ia bisa dituntut sebagai atasan yang kasar dan suka main tangan.

"Balik sana lo, bikin badmood aja."

"Eciyeeeh bos gue ngambek utututu."

"Bodo."

Taehyun langsung menendang kaki anak buahnya agar segera pergi dari ruangannya.






___---___








Hari berganti siang. Beomgyu tak punya kegiatan khusus. Pria manis ini hanya diam dikediamannya sembari membaca lembaran resep yang tadi pagi guru masaknya amanahkan.

"Kagak paham kalau gak dipraktekkin, tapi gue takut salah. Gimana dong?" gumam Beomgyu dalam kesendiriannya di ruang tamu. Nyemil jajan sembari menonton tv, lembaran resep hanya dilirik beberapa kali saja. Memang terlihat tidak berminat.

Jangan contoh siswa seperti ini, tidak ada niatan untuk berkembang 🙏

Ting nong

Suara bel berbunyi, dengan semangat Beomgyu langsung menghampiri pintu. Sudah sangat paham siapa yang akan datang pada jam ini.

Membuka pintu dengan terburu, rasanya sudah tidak sabar.

"Jongkol! Lo jahat banget bikin gue belajar sendiri hueeeee."

Padahal pegang alat dapur saja belum.










__________________
Taehyun+
Beomgyu=
Cinta
__________________
Alias TBC
__________________

Salam sayang

Bie

Tae n' GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang