07. Moods

10.8K 1.4K 76
                                    

Tiga hari sudah berlalu sejak aku dinyatakan hamil oleh dokter. Dia juga memeriksaku beberapa kali lagi untuk memastikan kehamilanku. Dari hasil pemeriksaannya, aku diketahui hamil 7 minggu, yang artinya Abella kemungkinan sudah hamil sebelum aku merasuki tubuhnya.

Lucu sekali bukan? Dia yang membuat, aku yang harus hamil dan melahirkan anaknya.

Dan sekarang ayah dari anak ini malah menghilang entah kemana. Sejak hari itu aku tidak bertemu dengan Derrick lagi. Dan sejak hari itu aku mengubah rencanaku.

Aku telah berbuat bodoh karena menaruh harapku pada Derrick. Mulai sekarang aku tidak akan mengandalkannya, aku tidak boleh berharap dan bergantung padanya.

Jika dia memang tidak menginginkan anak ini, aku sendiri yang akan merawatnya dan memberinya kasih sayang sepenuh hati. Membesarkan Edgar dan membuat akhir bahagia untuk kami sendiri adalah tujuanku sekarang.

Jika aku bisa membesarkannya dengan baik, tentu saja dia tidak akan jadi penjahat kan?

"Maria, bisakah kau bawakan dessert lagi?" tanyaku pada Maria.

Aku tengah berada di gazebo taman sambil menyantap kue-kue yang manis dan enak. Aku sudah tidak terkurung di ruang kerja lagi, Philip tidak memberiku tugas sejak aku hamil.

"Maaf, nyonya, tapi anda sudah makan cukup banyak dessert hari ini."

"Tentu saja, aku sedang hamil jadi harus banyak makan."

"Saya tahu tapi makanan manis tidak baik untuk ibu hamil jika dimakan terlalu banyak."

Aku juga tahu itu tapi aku tidak bisa menahan hasratku untuk terus makan makanan manis.

"Tapi aku masih ingin makan. Tidak bisakah kau memberikanku satu lagi, hm?" pintaku dengan wajah memelas.

Aku tidak tahu kenapa tapi akhir-akhir ini aku sering bertingkah kekanakan seperti ini. Apa ini yang dinamakan mood ibu hamil?

"Maaf, saya tidak bisa mengabulkannya, nyonya," jawab Maria tegas, dia jadi terlihat lebih dewasa daripada aku. "Daripada itu, bagaimana kalau sebaiknya kita jalan-jalan saja?"

"Tapi..."

"Ayo nyonya, ibu hamil juga harus banyak bergerak," kata Maria sambil menarik tanganku.

Tubuhku jadi malas bergerak, aku hanya ingin bersantai sambil makan makanan manis.

Dan dengan pasrah aku mengikuti Maria, aku tahu arah ini, dia pasti akan mengajakku untuk ke tempat latihan ksatria. Kemarin aku juga ke sana dijam segini, cukup seru melihat mereka latihan.

Apa karena sedang hamil jadi hormonku meningkat? Sangat menyenangkan melihat para ksatria mengayunkan pedang sambil bertelanjang dada, dengan otot yang terpahat sempurna membuat mereka terlihat sangat seksi.

Perlu dicatat kalau aku bukan mesum tapi ini karena hormon kehamilanku, tolong jangan salah paham.

Segera setelah sampai di sana aku melihat pemandangan seperti kemarin.

"Tempat ini memang yang terbaik," gumanku sambil memperhatikan dengan penuh semangat.

Walaupun tak semua ksatria menanggalkan bajunya tapi ksatria lain yang mengenakan juga tak kalah seksi karena otot mereka tercetak jelas dibalik baju itu.

"Anda benar, pemandangan di sini sangat bagus," balas Maria, aku yakin ekspresinya tak berbeda jauh dariku.

"Sedang apa kau?" tanya pria menyebalkan yang tiba-tiba menghalangi pandanganku.

"Melihat ksatriaku latihan," jawabku tak menghiraukannya dan mengalihkan pandanganku ke arah yang tidak terhalang dia.

"Ksatriamu? Sejak kapan mereka jadi ksatriamu?"

Villain's MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang