11. Jealousy

6.3K 677 11
                                    

Derrick's POV

(gang sepi yang tak jauh dari taman)

"...berdasarkan penyelidikan itu memang benar Count Loise yang menyuplai peralatan perang ke negara musuh. Dan sebagai alat transaksinya mereka menukarnya dengan peralatan sihir."

Aku mendengarkan penjelasan Cyrilo dengan seksama walaupun aku mengkhawatirkan Abella tapi aku harus fokus agar pembicaraan ini cepat selesai.

"Jadi orang-orang yang aku dan Lucas tangkap saat itu adalah orang-orang yang melakukan transaksi dengan Count Loise?"

"Benar, Kerajaan Almedhit sangat terkenal dengan sihirnya dan kerajaan itu telah bermusuhan dengan kita sudah cukup lama."

"Dia sangat menginginkan tahta sampai menyuruh bawahannya melakukan transaksi dengan negara musuh."

"Bukan hanya transaksi ini yang aku khawatirkan, tapi alat-alat sihir yang digunakan sebagai transaksi itu," jelas Cyrilo dengan serius, dia terlihat seperti kaisar jika dalam kondisi ini.

"Dari alat-alat sihir yang sudah ditemukan, guru berpikir itu alat-alat yang ada hubungannya dengan pemanggilan makhluk dunia bawah."

"Dasar gila." umpatku "Jadi maksudmu dia ingin membuat portal ke dunia bawah?"

"Walaupun tidak mungkin untuk membebaskan raja iblis tapi menurut guru jika Duke Barnett berhasil mendapatkan batu Ork dari mereka maka dia bisa memanggil monster yang dapat menghancurkan ibu kota dan bahkan beberapa wilayah lain."

"Dia tidak segan menghancurkan negaranya hanya demi obsesinya."

"Maka dari itu kita harus segera menghentikannya. Aku sudah menahan Count Loise dan mengintrogasinya namun dia tetap bungkam dan mengklaim kalau semua itu atas kemaunnya sendiri."

"Kau seperti tidak tahu saja, dia pasti dipasangi segel agar tidak berkhianat."

"Karana itu cara satu-satunya adalah dengan penyelidikan. Aku butuh bantuanmu untuk mencari alat sihir yang tersisa dan memastikan keberadaan batu Ork."

"Aku akan meminta Lucas melakukan itu," jawabku. Apapun itu, untuk sekarang aku tak ingin meninggalkan Abella.

"Ayolah.. Jika kau mengatasinya sendiri, masalah ini akan selesai lebih cepat."

"Ada masalah lain yang harus kuatasi sendiri."

"Masalah apa yang lebih penting dari ini?" tanya Cyrilo berhenti sesaat. "Apa ada hubungannya dengan istrimu? Sikapmu padanya tadi sangat berbeda dari sebelumnya."

Aku terdiam sesaat, bingung akan menceritakan semuanya pada Cyrilo atau tidak.

"Hubungan kami memang membaik," balasku.

"Itu bagus, guru pasti senang mendengar ini. Lalu apa masalah yang membuatmu tidak bisa pergi?"

"Dia hamil."

Cyrilo langsung terkejut mendengar itu, tentu saja dia juga tahu kutukan keluargaku.

"Apa?! Bukankah guru sudah bilang padamu untuk hati-hati agar hal ini tidak terjadi?!"

Aku mengalihkan pandanganku dan menerawang ke arah langit.

"Awalnya kupikir tak apa jika ini terjadi. Aku mengabaikan perkataan guru dan tidak peduli sama sekali tentang ini, tapi sekarang aku menyesal."

"Kau menyesal karena mulai menyadari perasaanmu padanya?"

Bersandar pada salah satu dinding gedung di gang itu lalu menghela nafas, seperti biasa Cyrilo memang peka.

"Kau benar, aku memang menyesal tapi aku pasti menemukan cara agar dia tetap hidup."

"Tapi bukan hanya itu kan masalahnya? Bagaimana dengan guru? Kau belum memberitahunya, kan?"

Villain's MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang