Suasana ramai jalan pertokoan di ibu kota merupakan hal biasa. Walaupun suasana ramainya berbeda dengan pasar tapi hilir mudik orang terus berganti. Seperti halnya orang-orang disana, Derrick dan Abella sedang mengitari area pertokoan itu.
Sembari mengaitkan lengannya pada Derrick, Abella terlihat antusias melihat-lihat lingkungan sekitar. Suasana hatinya sangat baik setelah apa yang terjadi hari ini.
Banyak hal yang membuat mereka jadi lebih akrab selama di cafe tadi. Mulai dari pembicaraan canggung mereka yang perlahan menjadi hangat hingga Abella yang menyuapi Derrick kue sampai Derrick pun dibuat tersipu.
Dan sedari tadi Derrick selalu membelikan apa yang Abella inginkan. Yah, walaupun Abella sedikit risih karena skala barang yang dibeli Derrick tidak masuk akal. Abella sampai memarahi Derrick karena hampir membeli satu toko pakaian. Jadi sekarang dia sedikit berhati-hati saat memberitahu Derrick sesuatu yang dia inginkan.
Tiba-tiba langkah Abella terhenti saat melihat toko baju dan aksesoris untuk bayi, baju-baju imut yang dipajang di estalase menarik pehatian Abella.
"Derrick, ayo kita ke sana!" seru Abella sambil menunjuk toko yang begitu menarik perhatiannya sampai ia lupa peringatan yang ia pasang beberapa saat lalu.
"Tunggu!" Derrick segera berhenti saat ia tahu toko tujuan Abella.
"Ada apa?" tanya Abella memasang wajah bingung.
"Kita sebaiknya ke taman saja. Bukankah tadi kau bilang ingin ke sana?"
"Itu benar tapi aku ingin ke toko itu dulu," balas Abella sambil menunjuk tokonya. "Coba lihat pakaian bayinya bagus-bagus."
"Aku tahu, tapi terlalu awal jika kau membelinya sekarang."
"Memang apa salahnya jika kita menyiapkannya sedikit lebih awal. Itu tidak buruk kok, malah menurutku itu bagus."
Emosi Abella kembali naik dan mulai berprasangka lagi pada Derrick.
"Apa karena kau tidak mengharapkan anak ini jadi kau tidak mau menyiapkan apapun untuknya?"
Derrick menghela nafas berat lalu kembali menggenggam tangan Abella yang sempat terlepas karena Abella melepaskan genggamannya pada lengan Derrick.
Menggenggam tangannya erat sambil menatap Abella dengan tulus, "Tidak seperti itu. Di ibu kota banyak yang mengenal kita dan seperti yang kau tahu, kita belum mengumumkan kehamilanmu bahkan pada ayahmu, aku tidak mau guru kecewa karena mengetahui hal seperti ini dari orang lain."
Abella menunduk dan telihat berpikir, Derrick lalu mengusap surai Abella.
"Jangan pikirkan apapun. Banyak hal yang harus kupertimbangkan sebelum memberitahu guru dan semua orang. Kuharap kau bisa menunggu sebentar lagi, hm?"
Abella kembali menatap Derrick, "Baiklah, tapi kuharap kau akan segera menjelaskan semuanya padaku."
Derrick membalasnya dengan anggukan, dia menatap Abella dengan penuh keyakinan walaupun sebenarnya hatinya sedang resah.
"Bagaimana mungkin aku bisa memberitahumu kalau kau akan segera mati setelah melahirkan anak itu? Tunggulah sampai aku menemukan cara agar membuatmu bisa tetap hidup setelah kau melahirkan."
"Aku pikir tadi salah orang," kata seseorang dari belakang mereka membuyarkan acara tatap-tatapan Derrick dan Abella.
Keduanya menoleh menatap orang itu, terlihat jelas kalau Derrick tidak menyukai kehadirannya.
"Aku tidak mengira akan bertemu kalian berdua di sini," katanya membuka tudung kepalanya dan mendekati mereka.
"Bukankah sudah lama kita tidak bertemu, Abella?" lanjutnya bertanya pada Abella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Mom
Historical FictionHidupku berubah dalam semalam. Di hari ulang tahunku, kehidupanku di dunia ini berakhir dan mendapatkan diriku harus memulai kembali kehidupanku yang baru sebagai orang lain di dunia yang sangat asing, di dunia novel yang pernah kubaca. Harus hidup...