09. Change

9.8K 1.2K 113
                                    

Lucas's POV

Musim gugur datang, daun-daun mulai menguning dan angin dingin mulai berhebus. Namun, tak hanya angin di luar yang membuat suasana di ruangan ini menjadi dingin tapi orang yang sedang termenung itu juga berkontribusi, aura gelap dan dingin menguar dari tubuhnya.

Sudah hampir 2 minggu dia seperti ini, aku tidak pernah membayangkan dia akan sekacau ini karena istrinya. Beberapa hari ini Abella menghidari Derrick karena hal itulah dia jadi gelisah seperti ini.

Entah sejak kapan Derrick mulai menyukai Abella tapi aku yakin itu bukan karena perubahan sikap Abella. Pasalnya, aku masih tidak menyukai Abella karena bagiku dia masih sama menjengkelkan seperti sebelumnya.

Derrick tanpa sadar pasti sudah menyukai Abella jauh sebelum ini. Terlalu besar rasa bencinya pada Abella hingga ia tak sadar kalau rasa itu mulai berubah.

"Apa pesanan sabunku masih belum datang?" tanya Derrick pada Philip yang sedang berkutat dengan tumpukan dokumen yang selama ini diabaikan Derrick.

"Belum, Tuan Duke," jawab Philip dengan wajah yang terlihat sangat lelah.

Philip adalah orang yang paling menderita di sini. Selain mengurusi pekerjaan Derrick yang terabaikan, dia juga harus meladeni sikap uring-uringan Derrick ini.

"Kalau begitu cepat temui lagi orang itu dan minta dia menyesalkan pekerjaannya secepat mungkin."

"Sudahlah, kau tahu cara seperti itu hanya akan sia-sia," kataku coba membantu Philip. "Masalahnya bukan ada padamu tapi pada Abella sendiri."

"Kau pikir aku sebodoh itu? Hanya saja aku frustasi jika terus diam apalagi aku masih belum menemukan solusi dari apa yang aku cari."

"Kalau begitu sebaiknya kau keluar dan jalan-jalan, daripada di sini membuat orang lain ikut frustasi hanya dengan melihatmu."

"Apa kau bilang?"

Aku dapat merasakan auranya semakin pekat. Haa.. jika aku tidak mengenalnya pasti aku akan kabur diberi tatapan seperti itu.

"Tidak ada," balasku sedang tidak mau berdebat. "Pergi saja keluar, setidaknya kau bisa melihat wanita itu walaupun dari jauh."

"Bukan ide yang buruk," katanya setelah terlihat berpikir sebentar. "Kalau begitu kau saja yang menemui pedagang itu."

"Apa? Kenapa jadi aku? Bukankah-"

"Sudah jangan banyak protes atau aku kirim kau pada Cyrilo lagi," ancam dia tanpa menoleh dan berlalu pergi.

Sial, pada akhirnya akulah yang kena. Tapi memang lebih baik menghadapi Duke yang sedang galau ini daripada Kaisar yang tak berperasaan.

Lucas's POV End

......
☆☆☆
...

Derrick's POV

Setelah keluar dari ruanganku, aku langkahkan kakiku menuju tempat yang sering Abella kunjungi. Gazebo taman, tempat itulah biasanya Abella menghabiskan waktu.

Belum selasai satu masalah, kini datang masalah baru. Entah kenapa Abella jadi menghidar karena bau tubuhku. Jika memang ini karena pengaruh bayi, mungkin saja bayi itu tidak menyukaiku karena tahu aku tidak menginginkan kehadirannya, kan?

Ya, mungkin itu benar. Aku memang ayah yang jahat tapi aku tidak mau kehilangan orang yang aku sayang lagi. Jika anak itu hadir tanpa harus Abella yang menjadi korban, tentu saja aku akan senang dengan kehadirannya.

Tapi aku sadar kalau aku tak berhak menyalahkan anak itu karena semua ini terjadi akibat kebodohanku. Andai saja aku menyadari perasaanku lebih cepat...

Villain's MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang