17 Mei 2022
Ku tatap langit hari ini tidak seperti biasanya, mendung. Terpaan angin sepoi-sepoi kini membuat rasa dingin menjalar di tubuhku. Ku kira Terpaan dari luar ternyata kipas angin ku menyala. Tanpa niat beranjak sedikitpun, aku untuk mematikannya. Sebenarnya aku menikmati rasa dingin ini.
Seperti hari ini aku membawa cerita ringan yang memabukkan, singkat-sesingkat kehidupan. Dengan tulisan yang sedikit berantakan dan diksi yang acak-acakan. Aku tidak berniat untuk semua orang faham membaca kisah ini. Aku hanya ingin menulis tentang dia dengan caraku sendiri.
Tuan cinta.
Begitu aku menyebutnya.
Aku berani bertaruh tak ada orang yang paling paham tentang cinta selain dia.
Tuan cinta selalu punya cara untuk menyampaikan sebuah rasa, bahkan aku yang sering bersamanya saja tidak pernah bisa menebak setiap harinya dengan apa yang akan ia lakukan.
"Tuan," candaku ketika sedang memanggilnya. Hanya sekedar iseng, namun lagi-lagi sang tuan m dengan senang hati menurutinya.
"Ya nona" sahutnya.
Lalu aku bertanya random padanya. Bukan apa-apa hanya saja sekarang sesuatu itu terlintas di pikiranku. Hanya ingin tahu pendapat tuan cinta akan hal itu.
"Apakah orang saat jatuh cinta akan selalu terlihat bodoh tuan?"
"Tentu nona" jawabnya tanpa ragu.
"Kurasa tidak begitu tuan, bukankah kadang ada orang yang pandai menyembunyikan perasaan?" Sahutku mematahkan argumennya.
Menurutku saat orang jatuh cinta terkadang beberapa orang akan menggunakan logika, contohnya tidak mengungkapkan perasaannya pada orang yang disukainya.
"Nona. Bukankah ketika nona membaca chat ulang dari saya nona akan tersenyum sendiri? Meskipun nona meletakkan posisi nona di orang yang pandai menyembunyikan perasaan sekalipun. Iya bukan nona?"
"Hmm, maksud tuan?"
"Itu juga salah satu hal bodoh ketika jatuh cinta nona. Namun hanya kadar kebodohan setiap orang mengenai cinta berbeda-beda."
Aku hanya mengangguk membenarkan ucapan sang tuan cinta kali ini, tanpa ada patahan argumen yang ku keluarkan.
"Tuan," panggilku sekali lagi.
"Hmm" sahutnya sambil mengernyikan dahinya.
"Sekarang kadar kebodohanku meningkat dari biasanya" ucap sambil terkekeh pada tuan cinta.
"Aku tau nona"
"Kenapa tuan selalu curang menelisik masuk setiap detik tanpa henti ke hati saya"
"Karna tuan dari hati mu adalah saya"
"Aku mencintai mu tuan"
"Terima kasih nona telah mengizinkanku untuk di cintai"
Meghadap barat. Oh, maksudku kami berbincang melihat senja yang kian detik kian menguning lalu menghilang membawa gelapnya malam.
Cukup sekian pembuka cerita tuan kali ini. Ku ingatkan! Kalian tidak boleh jatuh cinta juga padanya.
Hanya aku nona nya tuan seorang.
Aku tidak egois. Aku hanya menjaga, meskipun aku tahu tuan cinta tak pernah berpaling dari ku.
(☆▽☆)(☆▽☆)(☆▽☆)
Happy reading ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILIA | Bangchan ( End ) REVISI
PoetryKu akui tak ada yang paling mengerti cinta selain tuan. End 14-07-2022