Tuan Cinta

125 64 88
                                    

"Bay hari ini aku ada kelas sore, duluan aja"

Terpaan angin berhembus di taman agak kencang hari ini. Mungkin menyambut sang tuan cinta untuk bersyair kali ini. Tidak. Kurasa hari ini sang tuan tak mau bersyair, melainkan menunggu. Duduk di kursi panjang taman menikmati udara yang lalu lalang.

"Kaya nya mau hujan."

Bukannya menjawab sang tuan cinta malah bergumam tentang bagaimana cuaca hari ini. Suaranya mengalun merdu di telinga di iringi hembusan angin yang semakin gemerisik.

"Bay denger gak?"

"Iya denger Bii.."

"Apa?"

"Hari ini kamu ada kelas sore"

Aku mengangguk, mataku bergerak kesana kemarin memperhatikan sekitar. Angin yang berhembus tak kunjung berhenti, lalu entah kenapa aku sedikit terkekeh setelahnya. Rumput yang bergoyang seolah bernyanyi ketika melihat kami bersama.

Aku tau sebenarnya dari tadi sang tuan cinta sedang memperhatikan ku lalu ia sedikit mengernyit saat melihat nonanya tertawa tanpa sebab.

"Bi gila kamu ya?"

"Siapa?"

"Kamu"

"Yang nanya."

Lagi. Aku semakin terkekeh pada tuan cinta, obrolan random antara aku dan Bayu sangat menghibur perasaanku. Bahkan sekarang detak jantung ku tak karuan setiap kali bersamanya.

Entah bagaimana aku selalu jatuh cinta, sejatuh-jatuhnya pada anak cucu adam satu ini.

"Udah Bay, kamu balik aja"

"Engga aku nunggu aja"

"Aku lama loh.."

"Udah cuma dua jam. Aku disini aja sama rumput yang bergoyang"

"Emang ngapain sama rumput yang bergoyang?"

"Ngobrol"

"Emang bisa ngomong?"

"Coba aja."

"Hai rumput yang bergoyang aku titip sang tuan cinta ya!"

Rumput itu bergoyang menari-nari kekanan dan kekiri seolah-olah mengiyakan ucapanku barusan.

Agak gila memang, aku mengikuti instruksi apa yang di ucapkan tuan cinta. Bayangkan saja, bagaimana bisa rumput yang bergoyang itu faham dengan apa yang ku ucapkan. Namun, sesimple itu bahagia mengucapkan hal random yang tidak berguna bersamanya adalah bagian tawa paling indah saat ini.

"Emang aku apaan di titip-titipin?"

"Kayanya nasi bungkus sih Bay,"

"Ihhh tapi aku maunya nasi kucing aja?"

"Gak ah, porsinya sedikit Bay gak kenyang"

Tek.. tek.. tek..

Tetes demi tetes air hujan mulai jatuh ke bumi. Namun kami tak sedikitpun mau beranjak dari kursi panjang taman kali ini.

Ku tadahkan tanganku ke depan menunggu air hujan jatuh ke tangan, mungkin agar aku lebih percaya bahwa kali ini adalah hujan. Padahal sudah jelas-jelas tadi air hujan jatuh lebih dulu mengenai kepalaku.

"Hujan Bi.. ngapain nadah tangan? Mau pegangan tangan sama aku, sini"

"Dih, apaan sih Bay. Ini tu aku..."

"Udah Bi, udah. Aku udah tau?"

"Apa?"

"Mau memperjelas hujan apa enggak. Udah jelas-jelas hujan ngapain nadah tangan sih Bi"

"Hehehe ..."Tawaku.

Bayu memang tau kebiasaanku kali ini, kata ku sih normal seperti orang pada umumnya tapi kata Bayu 'ada ya orang yang kaya gini susah banget percaya padahal sudah jelas-jelas. Masih aja'

"Apa? Mau bilang biar pasti"

"Tau aja."

Yang tadinya masih rintik-rintik kali ini hujan berubah menjadi gerimis. Angin juga masih berhembus tapi kali ini sedikit lebih kencang.

"Neduh gak Bay? Masih mau nemenin rumput yang bergoyang?"

"Katanya pergi aja?"

"Siapa?"

"Rumput yang bergoyang"

"Dingin Bay, gak niat ngasih jaket ke aku?"

"Di mana-mana orang ngode ya minta jaket bukan ngomong."

"Aku bukan milea"

"Aku Bayu"

Brebb .. suara payung yang di buka. Ku tengadah ke atas sedetik lalu kembali melihat hujan yang semakin berani membasahi bumi.

"Kelamaan ngomong, entar basah. Gak jalan-jalan"

"Dapat payung dimana?"

"Selalu bawa"

"Ohh, sedia payung sebelum hujan?"

"Kata pepatah itu"

"Iya masa kata aku"

"Barusan"

"Au ah dingin"

"Nihh"

"Jaket?"

"Bukan. Tas!"

Diulurkannya tas yang berasal dari belakangnya ke hadapanku dengan senyum khas nya.

"Bay.." ucapku sedikit merengek.

"Biar lebih hangat, kaya di peluk dari belakang"

"Gak deh makasih. Bukan pembantu suka rela"

Kami berjalan membelah hujan mencari tempat berteduh.

Begitulah kira-kira cara sang tuan cinta menyampaikan rasa. Tidak terlihat namun nyata adanya.

(☆▽☆)(☆▽☆)(☆▽☆)

Happy reading ♡♡

PHILIA | Bangchan ( End ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang