[BL] KAWAN APA KAWIN

8. Jungkook POV

KAWAN APA KAWIN
.
.
.
.
[SELAMAT ULANG TAHUN]

Minggu pagi yang kurang cerah. Menurut ramalan cuaca, hari ini mendung, hujan rintik.

Sedikit mengumpulkan nyawa, gue cek ponsel untuk melihat notifikasi pesan.

Tidak ada satupun. Biasanya ada satu orang, dan hampir satu tahun berlalu orang itu sudah lenyap bagaikan abu.

Terakhir tadi malam pukul 00.25 pesan dari ayah. Sejumlah uang Rp.500.000,00 berhasil ditransfer ke rekening bank gue, dengan catatan 'Selamat ulang tahun. Kado dari orang tuamu. Buat apa aja boleh, asal tidak melanggar hukum.'

Masih seperti tahun sebelumnya. Ayah bakal ngasih gue uang.

Gue bukan tipe orang yang merayakan ulang tahun bersama teman-teman, begitu juga tidak memasang tanggal lahir di media sosial manapun. Jadi, tidak ada orang yang tau hari ini ulang tahun gue. Kecuali keluarga dan sahabat gue, Taehyung.

Eh, mantan sahabat!

Karena hari ini hari jadi gue, gue bakal membuat list keseharian gue. Sendirian.

"Selamat ulang tahun ke-18, Jungkook." Memberi ucapan untuk diri sendiri lebih baik dari tidak ada satupun.

Tidak, ayah, bunda sudah. Shana? Lupakan. Hari ini dia ada jalan sama teman-temannya. Mungkin nanti malam baru pulang, dan tiba-tiba nyeret tubuh gue sambil minta jajan bakso.

Hal pertama, gue harus mandi.

•

Setelah mandi gue obrak abrik lemari pakaian. Gue cari kaos hitam, kemeja flanel dan celana jeans.

Sempurna.

Ambil masker hitam, topi hitam, dan- tunggu.

Korek gas.

Yah, gue mau beli kue ulang tahun, dan tiup lilin sendiri.

Gue ambil ponsel yang tergeletak di meja, cek jam berapa sekarang.

Ada pesan dari Shana.

(Shana) : [Kakak gue yang tampan, hari ini adik cantik pulang agak malam. Jangan lupa memesan makanan, terus kita makan bersama sambil nonton film. Selamat ulang tahun ke-18. Panjang umur, sehat selalu, jadi dewasa. Makasih udah jadi kakak yang baik.]

[Mm.. Jangan pulang terlalu malam.]

Setelahnya, gue langsung pergi ke toko kue dekat rumah. Blessing Cake and Beakry. Toko ini menjual bento cake, yang pas untuk di makan sendiri.

Agak canggung beli kue ulang tahun untuk diri sendiri. Heheh. Ketika masih anak-anak ada orang tua yang menyiapkan kue dan hadiah. Setelah beranjak remaja, akan ada dia dan kita menghabiskan waktu untuk makan, makan, makan, makan, dan tiup lilin yang dia sediakan.

Ah, lupakan orang itu.

Mata gue langsung tertuju ke kue kecil berwarna ungu, bergambar pentol lucu membawa kembang api di kedua tangannya.

"Kak, mau yang ini," ujar gue ke penjaga toko.

Dengan hati-hati pelayan mengeluarkan kue dari kotak display, lalu menaruh kue di atas konter.