Ring

2.2K 230 2
                                    

Hari kelulusan telah tiba. Kini semua siswa dan siswi alpha tengah mendengarkan pidato singkat dari para dosennya.

"Kau tau? Kau selalu menjadi siswa kesayangan para dosen. Aku sedikit iri padamu bung." Ucap Arata mengalihkan atensi Kenzo.

"Ya, tapi itu semua akan berakhir sekarang."

"Kau benar. Oh, apa yang akan kau lakukan setelah kelulusanmu?"

Kenzo menggedikkan bahunya. "Entahlah. Aku mungkin akan tetap melanjutkan sekolahku kejenjang yang lebih tinggi."

"Apa kau serius? Kau ingin berapa lama lagi terus bersekolah bung?"

"Aku hanya tak ingin mengucapkan selamat tinggi pada dosenku, itu saja."

"Apa dosen yang kau maksud adalah Nakagawa sensei?"

"Kau benar."

Arata menghela nafas. Ia menepuk pelan pudak sahabatnya itu. "Jangan seperti itu bung. Kau sangat pintar, itu akan sangat memudahkanmu untuk melamar pekerjaan dengan sangat mudah."

"Aku tak ingin melamar pekerjaan. Mungkin aku akan lanjut kuliah di sekolah Tadashi."

"Sekolah Tadashi? Ya, aku tak terlalu terkejut mengingat kau adalah siswa yang pintar untuk bisa masuk ke fakultas sana."

"Kau sendiri? Apa kau ingin ikut bersamaku?"

"Oh man. Kau tau? Aku tak cukup pintar untuk masuk dan bersekolah di sana."

"Tapi kudengar Rei sepertinya i-"

"Baiklah, aku berubah pikiran. Mungkin aku akan memikirkannya lagi."

Kenzo sedikit terkekeh. "Kalau begitu aku akan pergi. Aku harus menemui Nakagawa sensei."

"Baiklah. Sampai nanti."

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

"Sensei, apa kau didalam?"

Merasa tak mendapat jawaban, Kenzo sedikit mengintip dari balik celah pintu yang terbuka.

Terlihat di dalam Ryuu yang tampak tengah mengobrol dengan salah satu dosen yang sangat ia kenali.

"Mori sensei? Apa yang tengah ia bicarakan dengan Ryuu sensei?"

Kenzo terus memperhatikan setiap gerak-gerik Ryuu. Ia tampak begitu gembira saat berbincang dengan pria alpa itu.

"Baiklah, terima kasih atas sarannya Mori sensei."

"Tak perlu berterima kasih. Saya hanya ingin dia melakukan yang terbaik. Kalau begitu saya pergi dulu."

Ryuu berdiri dan sedikit membungkukkan badannya. "Sekali lagi terima kasih atas saran yang di berikan Mori sensei."

Setelah kepergian pria alpha itu, Kenzo segera masuk untuk menemui Ryuu.

"Sensei."

Ryuu sedikit terkejut. "Akiyama? Apa yang kamu lakukan disini?"

"Apa yang kau bicarakan dengan Mori sensei? Kau tampak begitu bahagia saat berbincang dengannya."

"Oh, tentang itu....tidak ada. Dia hanya memberikan sedikit saran."

"Saran?"

"Ya. Mori sensei, dia memberitahukan saya dan menyarankan saya agar kamu melanjutkan kuliahmu di sekolah Tadashi."

"Aku memang ingin melanjutkannya ke fakultas itu."

"Benarkah?"

"Ya. Karena kakak terakhirku pun bersekolah disana."

"Oh, itu bagus."

"Sensei. Apa kau tidak bisa pindah dan mengajar di fakultasku?"

"Maksud kamu fakultas Tadashi?"

Kenzo menganggukkan kepalanya. "Itu mustahil. Sangat sulit untuk dapat masuk dan mengajar di fakultas itu."

Kenzo mengembungkan kedua pipinya. "Aku tak ingin berpisah darimu sensei." Ia mendonggakkan kepalanya. "Kalau begitu aku akan membantumu."

"Apa kamu berniat memasukkan saya ke fakultas Tadashi dengan membawa-bawa nama keluargamu?"

Kenzo terkekeh. "Apa itu terlihat dengan jelas?"

"Ya. Dengarkan ini baik-baik Akiyama. Saya tak ingin kamu berusaha untuk saya dan mengorbankan keluarga kamu sendiri."

"Tapi sensei-"

"Lebih baik saya bekerja sebagai guru privatmu."

"Eh?"

"Kamu mengatakan tak ingin berpisah dari saya bukan? Kalau begitu pilihan yang terbaik adalah saya menjadi guru privat kamu. Ini hanya saran dari saya saja. Jika kamu kebe-"

"Tidak! Aku tidak keberatan dengan saranmu. Setelah ini aku akan segera membicarakannya dengan kedua orang tuaku."

"Baiklah."

"Sensei."

"Hai?"

"Apa kau menyukainya? Kau tampak tak ingin melepaskan benda itu dari jarimu."

"Apa yang kamu-"

"Bukankah benda ini sangat cantik? Itu sangat cocok untuk jarimu yang terlihat seperti jari seorang perempuan."

"T-tidak. S-saya hanya tak ingin menghilangkan benda ini. Benda ini terlihat sangat mahal. J-jadi saya tak ingin menghilangkannya."

Kenzo tersenyum. "Sensei, tolong jaga cincin ini baik-baik. Jika aku sudah dewasa dan sudah memasuki usia yang cukup matang untuk melakukan matting. Maka setelah itu aku akan langsung melakukannya denganmu."

"Saya tak berpikir jika kita adalah soulmate yang di takdirkan."

"Tapi aku berpikir seperti itu."

Wajah Ryuu seketika memerah. "S-sudah, sudah hentikan pembicaraan ini. S-saya harus segera menyelesaikan pekerjaan saya. Kamu sebaiknya kembali pada acara kelulusanmu."

"Baiklah. Sampai jumpa, Ryuu sensei."

"Hey jangan memanggil nama saya."

Kenzo terkekeh sebelum kemudian pergi meninggalkan ruangan Ryuu.

Thursday, 19 May 2022.

My Omega Sensei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang