Breakfast

1K 100 1
                                    

"Ne, Ryuu-san."

Merasa tak mendapat jawaban dari sang lawan bicara, Kenzo memutuskan untuk mengalihkan pandangan dari atap-atap kamar ke arah Ryuu.

"Ryuu-san, apa kau sudah tidur?"

Ia menaikkan satu alisnya. "Mengapa kau membelakangiku? Apa kau merasa tidak nyaman tidur bersamaku?"

Kenzo menghela nafasnya. Dirinya beranjak dari kasur sebelum suara lirih dari Ryuu menghentikan langkahnya.

"Jangan pergi..."

Terlihat tubuh Ryuu yang tampak mengigil. "Ryuu-san, apa kau baik-baik saja?"

Kenzo sedikit mengguncang tubuh Ryuu, "Nghh..." Tanpa sadar satu desahan lolos begitu saja dari belah bibir itu membuat Kenzo sejenak terdiam.

"Ryuu-san?"

Tubuhnya menggeliat tampak mencari sesuatu untuk ia raih.

Merasa bahwa sang guru sedang berada dalam masa heat-nya, dengan perlahan Kenzo mulai mengeluarkan pheromonenya sembari membawa tubuh kecil Ryuu untuk ia bawa dalam dekapannya.

Perlahan tubuh itu mulai tenang, tangannya tampak memegang kain pakaian Kenzo dengan erat seperti tak ingin melepaskannya.

Kenzo hanya diam terpukau melihat begitu indahnya maha karya yang di buat oleh tuhan yang satu ini.

"Kau sangat menggemaskan, Ryuu-san." Ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ryuu dan mencium bibir itu dengan lembut.

"Aku mencintaimu, Ryuu-san."

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

Pagi telah tiba, matahari mulai menunjukkan dirinya, beberapa cahaya masuk melalui bagian celah kecil jendela.

Ryuu terbangun dari tidurnya dan sejenak terdiam. Melihat dirinya dalam dekapan Kenzo membuatnya tersentak dan reflek mendorong Kenzo menjauh. Hal itu membuat sang alpha terkejut.

"Ryuu-san, daijoubu?"

"A-apa kita melakukan sesuatu tadi semalam?"

"Tidak ada."

"Lalu, apa kamu bisa menjelaskannya?"

Kenzo mengerutkan keningnya. "Menjelaskan tentang apa?"

Ryuu tak menjawab, Kenzo yang akhirnya paham pun terkekeh ringan. "Apa yang kamu tertawakan?"

"Tidak, tidak ada. Hanya saja mungkin kau sedikit mengalami kesalahpahaman, Ryuu-san."

"Kesalahpahaman?"

"Yaa. Aku tak melakukan apapun pada tubuhmu, aku hanya sedikit membantu meredakan heat-mu yang tadi semalam datang menyerangmu."

"H-heat?"

"Kupikir begitu. Aku hanya sedikit memberikanmu bau pheromoneku, setidaknya itu berhasil membuatmu tenang."

"Ah, ahh... Aku minta maaf, apa itu membuatmu kesulitan?"

Kenzo menggeleng. "Iie, daijoubu."

"Sekali lagi aku minta maaf. "

"Aku tak merasa keberatan. Jadi, tidak perlu meminta maaf seperti itu, Ryuu-san."

"Ahh... A-apa kamu menginginkan sesuatu untuk sarapan pagi ini?"

"Apa kau keberatan jika aku mengajakmu mencari sarapan di luar?"

"T-tidak, aku baik-baik saja."

"Kalau begitu bersiaplah Ryuu-san, aku akan menunggumu."

"Apa kamu tidak akan pergi mandi?"

"Aku tidak terbiasa akan hal itu."

"Ahh... K-kalau begitu aku akan pergi membersihkan diriku dahulu."

Ryuu berlari kecil memasuki kamar mandi dan sedikit membanting pintu kamar mandi tersebut membuat Kenzo kembali terkekeh.

"Dia menggemaskan bukan?" Gumamnya pada diri sendiri.

●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

"Apa yang kau inginkan, Ryuu-san?"

"Aku... Tidak tau."

"Kalau begitu, apa kau ingin pergi ke tempat yang biasa kukunjungi?"

"Aku tidak masalah."

"Kupikir itu tidak jauh lagi dari sini."

Ia sedikit menancap gas motornya, dalam beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah restoran yang tampak sedikit megah itu.

"A-apa kamu terbiasa datang kesini?"

"Tentu. Apa kau merasa tidak nyaman?"

"T-tidak." 'Apakah uangku akan cukup?'

"Kau tidak perlu khawatir, Ryuu-san. Aku akan mentraktirmu."

"Ehh..."

"Apa yang kau inginkan, Ryuu-san? Aku akan memesankannya untukmu."

Ryuu hanya terdiam begitu melihat harga makanan yang berada di buku menu.

'Apa ini benar-benar tempat yang sering dia kunjungi? Berapa banyak angka 0 yang ada?!'

"Ryuu-san?"

"H-haik?"

"Apa kau baik-baik saja?"

"A-aku baik-baik saja. Aku hanya tidak tau apa yang harus kupilih." Cicitnya.

"Kalau begitu, apa kau keberatan jika aku memesanmu makanan yang sama seperti yang sering kupesan?"

"Itu, itu tidak masalah."

"Kalau begitu, pelayan." Kenzo memanggil salah satu pelayan dengan sebuah tepukkan tangan.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Bisakah aku memesan dua sushi dengan topping tambahan Maguro No Akami?"

(n.) Maguro No Akami adalah daging merah tuna yang biasa di jadikan toppimg klasik dalam menyantap sushi.

"Haik. Apa ada yang ingin anda pesan lagi tuan?"

"Untuk minuman, dua ocha."

"Haik, apa ada lagi tuan?"

"Etto... Ryuu-san, apa kau ingin memesan yang lain?"

"T-tidak."

"Kalau begitu, itu saja."

"Haik, makanan anda akan secepatnya datang."

"K-kenzo-kun."

"Haik?"

"Apa itu tidak terlalu berlebihan? M-maksudku, apa kamu tidak bisa memesan sushi biasa?"

"Eh? Apa kau tidak suka dengan topping tambahan, Ryuu-san?"

"B-bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Emm... Harga, itu pasti akan menjadi sangat mahal."

"Ahh... Sudah kukatakan, aku akan mentraktirmu, Ryuu-san. Katakan saja apa yang kau inginkan."

"T-tidak ada. Kupikir itu sudah lebih dari cukup."

Kenzo tersenyum tipis. "Jika kau menginginkan sesuatu, katakan saja padaku, Ryuu-san."

"H-haik."

"Setelah ini aku akan mengajakmu kesuatu tempat."

Hampir 2 bulan cerita novel ini ga saya update, oke well... Mungkin kedepannya saya akan fokus untuk menyeselesaikan novel ini sebelum saya fokus buat novel yang baru.

Saya harap kalian masih stay menunggu cerita novel ini yang entah kapan updatenya.

Arigatou gozaimasuu buat yang masih setia menunggu cerita novel ini update. Luv you minna...

Sunday, 04 September 2022.

My Omega Sensei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang