Akiyama Kenzo The Alpa With A Domineering Aura

5.6K 388 0
                                    

Ryuu menghela nafas lelah, menyenderkan bahu sempitnya pada sofa dan menatap langit-langit kamarnya.

Hari pertamanya bekerja cukup menguras begitu banyak energi.

"Aku tidak tau jika bekerja menjadi dosen disekolah begitu melelahkan."

Tangannya bergerak meraih suppressant diatas meja kecil dan meminumnya.

"Periode heat ku sebentar lagi akan datang. Aku harap tidak akan ada yang terjadi."

"Mungkin aku harus mengonsumsi banyak suppressant."

Ryuu berdiri pada posisinya dan berjalan menuju dapur. Di sana ia mencari obat penekan lainnya.

"Tidak ada. Kupikir aku sudah menyimpannya dengan baik. Lalu kemana itu pergi?"

Terheran-heran saat melihat obat penekan yang ia beli telah menghilang, Ryuu kemudian kembali ke kamar dan mulai mengistirahatkan tubuhnya.

"Besok, sebelum berangkat bekerja aku akan membelinya."

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

"Sensei, ohayou."

"Ohayou."

'Aku berharap hari ini berjalan dengan baik.' Batin Ryuu.

Bel sekolah telah berbunyi beberapa saat yang lalu, Ryuu berjalan memasuki kelasnya dan menyapa seluruh murid-muridnya.

"Ohayou."

"Ohayou sensei."

"Baiklah, untuk materi yang akan saya bahas kali ini adalah rut. Ini akan terjadi jika kalian sudah memasuki usia yang cukup matang. Yakni 17-19 tahun."

"Kalian pasti sudah pernah mengalaminya bukan? Mengingat usia yang paling bagus mengalami masa periode rut adalah berusia 18 tahun."

"Tapi sensei, mengapa beberapa dari kita masih belum mengalami masa periode rut? Apakah itu wajar?"

Salah satu muridnya yang bernama Tanaka Rei, seorang alpha perempuan itu bertanya sembari mengangkat tangannya.

"Itu hal yang wajar. Masa rut kalian biasa ditentukan dengan adanya hormon didalam tubuh kalian. Jika memang kalian akan memasuki waktu itu, maka hormon yang berada pada tubuh kalian akan naik dan memuncak. Disaat itulah kalian akan mengalami masa rut."

"Biasanya masa rut akan berlangsung selama 3-5 hari. Jika lebih dari itu sebaiknnya kalian melakukan langkah aman dengan pergi ke rumah sakit."

"Apa alpha terbiasa memiliki sifat yang agresif dan hilang akal saat memasuki periode rutnya?" Salah satu murid alpha laki-lakinya bertanya.

"Agresif dan hilang akal?"

"Ya, kakakku akan berubah menjadi agresif dan hilang akal di saat masa rutnya tiba. Aku sering melihatnya memperkosa omega yang pernah ia temui. Apa itu hal yang wajar, sensei?"

Ryuu mengerutkan keningnya. Dia bukanlah seorang alpha, apakah wajar menanyakan pertanyaan yang di luar pengetahuannya?

"Saya tidak tau tentang itu. Tapi memang benar jika alpha itu berada pada masa rutnya, adalah hal yang wajar jika mereka kehilangan akal sehatnya."

"Sensei, apa kau tidak pernah mengalami masa rut yang sulit?"

"Eh?"

"Kau pasti lebih berpengalaman bukan dalam hal itu?"

"H-hal itu seperti apa?"

"Berhubungan seks." Sarkasnya.

"Oi, Manabu. Mulutmu begitu licin kawan. Apakah itu pertanyaan yang baik?"

"Mengapa? Setidaknya jika aku mengalami masa rutku itu akan jauh lebih mudah karena aku mengetahuinya dari nakagawa sensei."

Ryuu hanya dapat tertawa canggung saat murid alphanya itu begitu antusias dengan pelajaran kali ini.

"Sudah, sudah. Harap tenang. Saya senang jika kamu begitu bersemangat dalam materi pelajaran kali ini. Tapi sebaiknya kamu mengetahuinya sendiri. Itu akan jauh lebih baik dari pada kamu mengetahuinya dari saya."

"Lalu, bagaimana dengan tipe omega yang kau cintai sensei? Apa kau sudah memilikinya?"

"Oi, Manabu."

Ryuu melemparkan senyumannya. "Tentu. Dia seorang omega yang cantik dan baik."

"Wow, omega itu sangat beruntung bisa mendapatkan mate seperti dirimu sensei. Kau adalah alpha yang baik dan juga penyayang."

"Tapi sayang sekali, saya bukanlah seorang alpha, melainkan beta."

Seluruh murid didalam kelas seketika melemparkan tatapan menilainya pada Ryuu.

"Ya, kupikir juga seperti itu. Wajar saja jika tubuhmu tidak seperti alpha biasanya." Celetuk Manabu.

"Begitu pun dengan aura disektiranya, aku sedari tadi tidak merasakan aura mendominasi darimu sensei." Celetuk murid alpha lainnya.

"Sudah, sudah. Lebih baik kita melanjutkan materi yang kita bahas sebelumnya."

"Ah! Sensei."

"Hai?"

"Lalu bagaimana jika seorang alpha sudah memasuki masa rutnya diusia yang masih sangat muda?" Kali ini alpha laki-laki bernama Nishimura Nobou bertanya.

"Oh? Apa alpha yang kau maksud itu Kenzo?" Sahut Miura Arata, alpha yang sedari tadi hanya dia dan menyimak.

"Itu benar. Padahal dia adalah satu-satunya alpha yang paling muda disekolah ini. Bagaimana itu bisa terjadi." Rei, Alpha perempuan itu ikut menyahut.

"Itu hal yang wajar. Seperti yang saya katakan tadi, periode rut datang saat hormon di dalam tubuh kalian naik dan memuncak."

"Tapi dia tidak memiliki hormon didalam tubuhnya sensei. Benar begitu Miura-san."

Arata hanya menganggukkan kepalanya membenarkan.

"Apa benar begitu? Lalu alpha yang kamu maksud itu siapa?"

"Akiyama Kenzo, murid kelas sebelah yang berada di kelas Mori sensei."

"Kamu mungkin bisa bertanya padanya langsung."

"Ya sensei benar. Lebih baik kau bertanya padanya langsung, Nishimura. Apa kau lupa sensei bukanlah seorang alpha?" Celetuk Manabu.

"Aku tidak ingin bertanya dengannya langsung. Kau tau? Aura mendominasinya begitu mengintimindasiku untuk tunduk dihadapannya. Bau feromonnya juga begitu."

"Kau benar. Bagaimana jika kau yang bertanya pada Akiyama, Miura-san."

"Mengapa harus aku?"

"Karena kau satu-satunya alpha yang dapat dekat dengannya tanpa merasakan tekanan yang kuat dari auranya."

"A-"

"Baiklah, cukup. Kita akhiri materi pelajaran kali ini sampai disini saja. Bel istirahat sudah berbunyi. Kita akan melanjutkannya di jam pelajaran berikutnya. Saya pergi dulu."

Dalam perjalanan menuju ruangannya, Ryuu tanpa sengaja menabrak seseorang hingga membuatnya terjatuh.

"Gomen. Apa kau baik-baik saja?"

"Ie, daijobu-"

Tubuh Ryuu seketika membeku.

'A-aura mendominasi seperti apa ini?'

Ryuu mendonggakkan kepalanya guna melihat siapa orang yang ia tabrak. 'A-apakah dia Akiyama Kenzo? J-jika benar itu dia, mengapa auranya saja tidak dapat kuatasi?'

"Hey, apa kau baik-baik saja?" Ia mengulurkan tangannya. "Biar kubantu."

Refleks tangannya menepis uluran tangan yang disodorkan orang di hadapannya.

"Ah, maaf. Saya tidak bermaksud seperti itu."

Dengan terburu-buru, Ryuu segera berdiri dan sedikit membungkukkan badannya sebelum kemudian berlari.

'Celaka. Aku hampir menempatkan diriku dalam bahaya. Aku seharusnya lebih berhati-hati lagi.'

Saturday, 23 April 2022.

My Omega Sensei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang