Jealousy And Lust

944 90 0
                                    

"Aku tak menyuruhmu untuk menculiknya sekarang, dasar kau beta bodoh."

"M-maafkan aku. Aku hanya merasa hari ini sedang tidak fokus, itu saja. Jadi maafkan aku, Yuriko-san."

"Berhenti meminta maaf padaku. Jika seperti ini jadinya, Kenzo-kun akan semakin membenciku. Dasar kau beta sialan."

Yuriko menampar wajah sang beta sebelum kemudian mengusirnya keluar. Ia mengeha nafas lelah begitu melihat Ryuu yang sudah dalam posisi tak sadarkan diri dan terikat.

"Apa yang harus kukatakan jika Kenzo-kun menanyaiku mengenai omega lelaki ini?"

Ia memutar otaknya mencoba untuk mencari jalan keluar. 

"Sialan, tidak ada cara lain selain melakukan hal yang paling licik ini. Lagi pula aku memang di cap sebagai omega licik di matanya."

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

Malam hari telah tiba, namun Kenzo tak dapat menemukan keberadaan Ryuu.

"Dimana Ryuu-san?"

Ting!

Mendengar suara pesan masuk membuat Kenzo segera membuka ponselnya berharap bahwa pesan masuk yang baru saja ia dapatkan berasal dari Ryuu.

"Apa ini?" Kenzo menautkan kedua alisnya begitu melihat pesan masuk yang berasal dari Yuriko.

"Kenzo-kun, aku melihat omega yang bersamamu sedang pergi bersama dengan orang lain. Apa itu kau?"

Kenzo menautkan keningnya saat membaca pesan tersebut. "Dengan orang lain?"

"Dimana kau menemukannya?"

"Aku melihatnya pergi menuju tempat bar."

"Apa kau yakin itu dia?"

"Aku tidak tau. Kau bisa memastikannya sendiri."

Kenzo mematikan ponselnya dan segera pergi menuju ke arah bar terdekat.

●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

"Sialan. Disini sangat ramai. Bagaimana caranya aku menemukan Ryuu-san?"

Matanya terus beredar mencoba mencari keberadaan sang omega.

'Bau ini...' Batinnya ketika indra penciumannya menangkap sebuah bau yang tidak asing.

'Apa ini bau milik Ryuu-san?'

Kakinya ia gerakkan untuk mendekati bau tersebut. Hingga pada akhirnya langkah kakinya terhenti begitu bau yang ia cium tepat berada di depannya.

"Ryuu-san?"

Tatapan matanya kosong saat melihat Ryuu yang sudah berada dalam pangkuan pria lain sembari bercumbu dengan panas.

Tanpa pikir panjang Kenzo segera menarik Ryuu dari pangkuan pria tersebut dan segera membawanya kembali.

"Sialan. Apa saja yang telah di lakukan pria brengsek itu padamu?"

Ryuu tak menggubris. Tubuhnya terasa panas. Pikirannya melayang entah kemana.

"Ryuu-san, apa kau mendengarku?"

"T-tolong sentuh aku." Ucapnya menarik tangan kekar milik Kenzo untuk membelai tubuhnya.

"Ryuu-san. Kupikir masa heatmu sudah berakhir. Tapi mengapa tubuhmu terasa begitu panas?"

Ryuu menghiraukan pertanyaan Kenzo, dirinya tampak kacau dengan keringat sebesar biji jagung yang memenuhi wajah cantiknya.

"Ryuu-san, lihat aku."

Kenzo mencengkram pundak Ryuu dan sedikit mengguncangnya. "Ryuu-san."

Bukannya jawaban yang ia dapatkan, melainkan sebuah desahan halus yang keluar dari belah bibirnya.

Mendengar desahan halus itu membuat Kenzo segera membawanya kembali.

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○

Tibanya di rumah Ryuu, Kenzo terus saja menekan Ryuu agar menjawab semua pertanyaanya.

Ryuu yang dalam keadaan setengah sadar pun menjawab dengan seadanya. Hal itu membuat Kenzo merasa kesal.

"Ryuu-san katakan padaku, apa saja yang sudah pria brengsek itu lakukan padamu?"

"Dia tak melakukan apa pun. Dia hanya mengajakku untuk menemaninya minum. Hanya itu saja. Aku tidak melakukan apapun dengannya."

Merasa jawaban yang diberikan Ryuu belum cukup membuatnya puas, Kenzo kembali mengulangi pertanyaannya

"Apa yang sudah pria brengsek itu lakukan padamu?"

Ryuu menautkan kedua alisnya. "Sudah berapa kali aku mengatakan bahwa pria itu hanya memintaku untuk menemaninya minum. Itu saja."

"Ryuu-san kau menguji kesabaranku."

Kenzo dengan segera merobek paksa pakaian yang Ryuu gunakan. Matanya beredar mencoba mencari keberadaan sebuah 'tanda' pada leher milik Ryuu.

"Apa yang kamu lakukan?!"

"Diamlah sejenak. Aku sedang mencari bukti pada dirimu."

"Bukti? A-aku sudah mengatakannya dengan jelas bukan? Bahwa pria itu hanya mengajakku untuk menemaninya minum. Tidak lebih."

"Itu terdengar seperti kau berbohong padaku, Ryuu-san."

"Aku tidak. Aku ha-"

Bruk!

Kenzo melempar tubuh Ryuu kearah sofa. Tangannya bergerak dengan cepat melucuti celana yang Ryuu kenakan.

"K-Kenzo-kun. A-apa yang kamu lakukan?! H-hentikan! A-aku tidak ingin melakukanny-umpphh..."

"Kau mencoba membohongiku bukan, Ryuu-san?"

Ryuu menggeleng. "T-tidak. Aku tidak membohongimu. Aku hanya..."

"Hanya?"

"Aku hanya...tidak ingin melakukannya."

"Mengapa kau menolaknya? Apakah di bawah sana memiliki sebuah bukti atas hubungan intim mu dengan pria alpha lain?"

"Tidak."

"Lantas, mengapa kau menolaknya?"

Ryuu terdiam. Ia tak lagi menolak perbuatan Kenzo.

Omega itu memejamkan matanya begitu merasakan hawa nafsu yang begitu jelas pada aura milik Kenzo.

"Aku akan membantumu meringankan rasa panasmu, Ryuu-san."


Hai, sebenarnya chapter novel ini sudah lama jadi, cuma mengumpulkan niat untuk menulis ulang dan uploadnya itu lama.
Mood juga kadang naik turun.
And well, saya juga sekolah lagi pada ujian. So, i'am so sorry for my delay upload.
Tergantung mood dan waktu luang yang sulit untuk didapatkan.
Jadi untuk kalian yang masih stay menunggu novel ini update, saya ucapakan terima kasih banyak.
Stay healthy guys. See you on the next meeting.

Tuesday, 27 September 2022.

My Omega Sensei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang