HALO! SEMUA, APA KABAR??
SESUAI JANJI, AKU BUAT CERITA INI.
INI ADALAH KISAH RHEA DAN KENZO VERSI BARU!! AKU HARAP KALIAN MENIKMATI CERITANYA!🥺
KALIAN DAPAT CERITA INI DI MANA??
JANGAN LUPA VOTE DAN RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR! >\\<
Dua pasang mata saling bertemu di tengah ramainya suasana kantin. Hati ingin memanggil untuk menyapa, namun gengsinya masih terlalu besar, masih sama seperti saat SMA dulu.
Rhea, gadis yang rambutnya selalu pendek sebahu itu mencabik-cabik roti canai yang tersaji di depannya.
Ketiga gadis yang duduk bersamanya, hanya bisa mendengus heran. "Udahlah, Rhe, samperin aja. Gue risih liat kalian diem-dieman!" ketus Mitha risih.
Ya, teman-teman Rhea masih sama seperti dulu, ada Alya dan Mitha, serta Cindy yang masuk dalam pertemanan mereka. Awalnya Alya dan Mitha menolak keras atas keputusan Rhea. Akan tetapi, setelah menghabiskan waktu bersama, akhirnya mereka berdua mau menerima Cindy sebagai teman karena ia melihat ketulusan di matanya.
Rhea menatap Mitha tajam. "Kalo risih jangan dilihat, gue colok pakai sumpit mau? Biar gak bisa lihat sekalian."
"Buset, galak amat Ibu Kenzo ini!"
"Ibu Kenzo jidat lo benjol,"
"Udah, dong, ribut mulu daritadi!" tegur Cindy yang merasa mood Rhea benar-benar berada di zona merah. Gadis itu mengambil sendok Rhea agar tak melampiaskan kekesalannya pada makanan kesukaan Cindy. "Tapi lo emang ngeselin kalo udah cabik-cabik roti canai kesayangan gue!"
Rhea melirik Cindy sekilas. "Memang kita kenal?"
Sesaat kemudian, Rhea menyeringai, saat sesosok gadis mendekati meja Kenzo. Gadis berwajah polos, berpenampilan feminim, ia tampak anggun dengan mini dress-nya yang berwarna soft lilac.
"Gue bilang juga apa, Rhe! Kenzo itu memang rawan berubah menjadi buaya. Terlalu banyak yang suka dia." Mitha tertawa kecil, sembari menyenggol lengan Rhea.
"Mit, lo jangan kasih bensin ke Rhea mulu, dong, kasian dia jadi overthinking."
"Tau tuh Mitha, memang wanita pembawa kayu bakar," sahut Alya setelah meneguk es tehnya.
Menyipitkan matanya dengan tajam, Rhea hanya memantau dari kejauhan, karena terlalu malas, dan tentunya gengsi yang tak pernah hilang sedang menyelimutinya. "Apa lo?!" ketus Rhea sembari mengacungkan jari tengah, saat Gavin---teman satu fakultas Kenzo tak sengaja saat melihat Rhea sedang memeloti Kenzo.
Lelaki itu tampak cekikikan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA 2
Teen Fiction[Bisa dibaca terpisah, akan lebih baik baca 'RHEA' versi lama.] Kisah lembaran baru Rhea dan Kenzo terlukis disini lagi. Kisah yang entah kapan dimulai, namun tidak akan pernah berakhir. Mereka menemukan siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya...