Bab IX

1 0 0
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak terakhir kali Zeta berpapasan dengan Shaka yang mengabaikannya, sudah 3 kali pula Zeta sempat memergoki Shaka dan Adara sedang mengobrol berdua yang pertama di taman belakang sekolah, di pinggir lapangan, kemudian di tangga menuju kelas XI, hari ini Zeta telah bertekad untuk melenyapkan Arshaka Wijaya dalam pikirannya, lagipula Zeta memang tidak ada hubungan apa-apa dengan Shaka, jadi mengapa Zeta harus berat melepaskan Shaka dengan Adara?.
" Hhhhh " Lagi-lagi Zeta menghela napas saat dirinya mempersiapkan diri untuk memasuki sekolahnya setelah membuka helm Carglos kuning miliknya.
Hari ini dia mengkuncir kuda rambutnya dengan ikat rambut pita yang menghiasi kepalanya.
Zeta melangkahkan kakinya menuju koridor sekolah sampai Ia mendengar sesorang memanggil namanya, seseorang yang benar-benar ingin Ia hindari.
" Zeta, long time no see" Ucap Shaka sambil mencekal tangan Zeta agar berhenti melangkah.
" Lo aja kali yang ga lihat gue, karena keasyikan sama mainan baru" Tidak, Zeta tidak berani mengucapkannya, Zeta hanya menggerutu dalam hati, dan hanya memilih melepas cekalan tangan Shaka di tangannya dan berlalu tanpa sepatah kata apapun.
" Zeta, ko ga jawab sih" Ucap Shaka kembali dengan terburu- buru menyamai langkah cepat Zeta, Ia kembali mencekal tangan Zeta kali ini tanpa penolakan dari Zeta yang sedikit membuat Shaka lega.
" Kak, tolong jangan ganggu saya, saya ngga ada urusan sama kakak" Ucap Zeta dengan nada datar dengan sorot mata yang datar pula membuat Shaka sedikit kaget, seingatnya Zeta sudah bisa bersikap lebih hangat padanya terakhir kali mereka mengobrol saat tak sengaja bertemu di Mall, serta sikap manis Zeta yang memberinya bekal minggu lalu.
" Zee lo kenapa sih? " Tanya Shaka kembali.
" Don't call me zizi, you're just a stranger for me" Jawaban Zeta yang kembali membuat Shaka kaget dan sedikit tersinggung mungkin,? Masih Shaka ingat ketika mereka mengobrol di Mall Zeta berucap padanya
" Kak Shaka zizi malu " Ujar gadis itu sambil menunjukkan semburat malu nya, lalu hari ini dia berkata bahwa Shaka hanya orang asing? Sepertinya gadis ini ingin bercanda dengannya.
" Zee, Are you kidding me? " Shaka masih berusaha ber positif thinking berusaha mengusap lembut kepala Zeta yang Telah ditepis oleh sang empunya sebelum tangan tersebut menyentuhnya
" No I'm not kidding kak, saya permisi" Jawab Zeta yang kemudian berlari menuju kelasnya.
Sebenarnya Zeta tidak berniat melakukan ini, tapi dirinya hanya menghindari laki-laki yang hanya ingin bermain-main dengannya, Zeta hanya tidak ingin terluka kembali, banyangan masa lalu membuatnya belajar bahwa Ia tidak boleh terlalu percaya dengan laki-laki, dan sepertinya Zeta melupakan fakta tersebut seminggu yang lalu.
Shaka sendiri masih berdiam di tempatnya dengan tatapan bingung dan memikirkan apa yang kesalahan yang telah Ia perbuat sampai-sampai Zeta menganggapnya orang asing?, ya dia akui dirinya baru saja mengenal Zeta, tapi 3 hari mengenal Zeta, Zeta sudah cukup hangat dan bahkan seperti memberi tanda hijau untuk terus Ia dekati, lalu ada apa dengan gadisnya? Zeta kembali membuat Shaka pusing dan kelimpungan.
" Kenapa pagi-pagi muka lo sepet banget shak " Sambut Zaidan saat dirinya menduduki bangku
" You are just a stranger for me, dan "
" Ga bisa basa enggres gue shak, apaan dah, Dev translate coba" Zaidan memanggil Devan yang berada di bangku depannya
" Lo cuma orang asing buat gue Dan" Ucap Devan dengan menolehkan pandangannya pada Shaka.
" Zeta shak?" Tanya Devan.
" Ya emang siapa lagi yang bisa bikin gue begini Dev" Jawab Shaka dengan lemas.
" Gue udah ingetin lo seminggu lalu, gue kira lo beneran message Zeta setelah itu"
" Fuck! Gue lupa Anjing! " Geram Shaka
" Buset istipar lu shak, masih pagi" Ucap Zaidan sambil berakting berdiri lalu memegangi dahi Shaka, dasar si playboy!.
" Jelasin kenapa lo ga nemuin atau ngehubungin Zeta seminggu ini shak" Nasihat Devan yang dibalas anggukan oleh Shaka
" Gimana caranya dev? Dia aja ngehindar dari gue"
" Butuh bantuan Sevilla? Gue lihat gebetan lo satu ekskul bareng Sevilla, nanti pulang sekolah jadwal mereka kumpul" Ucap Devan menenangkan Shaka.
" Boleh deh Dev" Ucap Shaka kemudian.
"Boleh-boleh Van, gue ikut juga deh, cari2 stok Degem, Degem gue satu udah Mau sold" Ucap Zaidan mulai menimbrung percakapan kedua sahabatnya.
" Eh shak, omong-omong ni ye, pas minggu kemaren Zeta ke sini, Zeta beda banget shak, masak ngomonh sama gue, "kak Zaidan, Zeta titip ini ya buat kak Shaka" Asli lembut banget, gue aja kaget, biasanya tu anak nyolot mulu bawaannya" Ucap Zaidan sambil menirukan cara bicara Zeta pada saat itu. Itu juga yang Shaka herankan, mengapa kepribadian Zeta mudah sekali berubah-ubah.

" Tebak Hari ini gue punya kabar gembira apa? " Tanya Adara memulai percakapan saat Zeta dan sahabat2nya sedang menghabiskan waktu istirahat fi kantin.
" Paling2 Mami lo habis beliin lo mobil baru?" Jawab Caca yang seakan sudah mengerti tabiat keluarga Adara.
" Salah " Jawab Adara.
" Terus apaan, dar jangan bikin gue kepoo dong" Ucap Lala memohon.
" Zee, lo ga pengen nebak? " Tanya Adara sambil memandang Zeta yang sedang memakan sotonya.
" Yang jelas ada hubungan nya sama kak Shaka" Ucap Zeta malas.
" 100 buat lo zee, lo emang paling ngerti gue" Ucap Adara sambil bertepuk tangan.
" Gue lolos seleksi basket, setelah beberapa Hari kemaren dilatih kak Shaka, kata dia gue belajar dengan cepat " Ucap Adara sangat gembira sambil sesekali menyeruput jus alpukat miliknya. Kali ini Zeta telah memperoleh jawaban dari pertanyaan2 yang Ia pikirkam sejak kemaren, pantas saja Zeta beberapa kalo melihat mereka berdua mengobrol bersama. Zeta memang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Adara yang manis, aktivis, berasa dari kalangan atas, dan multitalent, sedangkan dirinya? Hanya gadis biasa yang kata Lala cantik dan tidak terlalu pintar, dan hanya jago bahasa inggris. Sepertinya kali ini, Zeta tidak Perlu mengikuti kata hati, logika saja dapat menjawab bahwa jelas-jelas Adara Salah satu kriteria gadis yang cocok dengan Shaka Sama-sama berasal dari kalangan old money dan terkenal.
Bisa dilihat kali ini kantin kelas X mulai heboh karena kedatangan Shaka dan teman-temannya.
" Kak shaka ganteng banget".
" Kak Shaka kapan sih jeleknya"
Dann masih banyak lagi ocehan gadis2 SMA ini.
Zeta melihat Shaka dan kedua sahabatnya seperti menuju ke arah Zeta dan sahabat2nya yang membuat Zeta bersiap2 untuk pergi dari tempat ini, Zeta tidak ingin diabaikan kembali hanya karena seorang Adara.
Setelah Shaka sampai di bangku kantin tempat Zeta dan sahabat-sahabatnya duduk Adara mulai memecahkan keheningan
" Hai kak Shaka, ada apa nyamperin aku? " Jangan bilang Adara terlalu ke Pd an, karena yang Dia tau, dari mereka ber4 hanya Adara lah yang cukup dengan seorang Shaka Wijaya.
Belum sempat Shaka menjawab tujuannya mendatangi Bangku gadis tersebut, Zeta lebih dahulu berucap
" Gue duluan gais " Dan kemudian berlalu pergi meninggalkan kantin yang membuat Shaka juga segera menyusul kepergian Zeta.

RazetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang