Bab X

1 1 0
                                    

" Hai kak Shaka, ada apa nyamperin aku? " Jangan bilang Adara terlalu ke Pd an, karena yang Dia tau, dari mereka ber4 hanya Adara lah yang cukup dengan seorang Shaka Wijaya.
Belum sempat Shaka menjawab tujuannya mendatangi Bangku gadis tersebut, Zeta lebih dahulu berucap
" Gue duluan gais " Dan kemudian berlalu pergi meninggalkan kantin yang membuat Shaka juga segera menyusul kepergian Zeta.
" Eh lo yang pake jam jepit rambut Ungu, cantik banget sih. Boleh dong bagi WA" Ucap Zaidan menggoda Lala yang tidak paham Akan situasi
" Dan, pergi sekarang" Ucap Devan kemudia menyeret sahabat anehnya tersebut.
" La, kak Shaka ada hubungan apa sama Zizi? " Tanya Adara dengan serius, karena Ia tau Lala pasti mengerti apa yang sedang terjadi saat ini
" Mana gue tau Dar, lo kan juga sahabat Zizi, kalo lo gatau gue juga" Ucap Lala dengan tenang, tentang ini Lala benar2 tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
" Bohong, lo kan yang paling deket sama Zeta diantara kita ber3" Jawab Adara dengan nada memaksa, yang membuat Lala sedikit malas menanggapinya, tipikal Adara sekali
" Udah lah Dar, lagipula gaada gunanya lo maksa Lala, mending lo Tanya kak Shaka lo itu, ada apa dia sama Zeta, ko lo nyolot sama Lala sih" Ucap Caca menengahi dan sedikit membela Lala.
Zeta terburu-buru memasuki kelasnya saat ini, Dia menelungkupkan kepalanya saat sudah Tiba di bangkunya, lalu setelah itu Shaka memasuki kelas juga dengan langkah yang Tergesa pula, yang sontak membuat beberapa penghuni teman kelas Zeta kaget.
" Kak Shaka Mau nyamperin siapa?"
" Itu kak Shaka ngapain nyamperin kelas kita woi" Pekik beberapa teman-teman kelas Zeta.
Shaka melangkahkan kakinya menuju bangku baris ketiga pojok saat Ia melihat gadisnya menelungkupkan kepalanya di sana, Dia mengelus pelan rambut Zeta yang membuat Zeta mengangkat kepalanya dan melotot lebar lalu melihat sekelilingnya, Ia sedang menjadi tontonan kelas. Shaka sendiri sudah tidak memperdulikan gosip apa yang Akan Ia peroleh setelah terang-terang an mendatangi kelas Zeta dan mengelus rambutnya.
" Zee are you okay?, kalo ada masalah diomongin baik2 gue tau lo lagi ngehindarin gue" Tanya Shaka dengan lembut sambil memperhatikan iris mata Zeta dalam.
" I'm okay, gaada yang perlu diomongin, kita juga gaada apa2 kak"
" Zetaa" Ucap Shaka lagi, dengan nada yang sangat lembut, dia tau gadisnya ini sangat keras kepala, Ia masih berusaha agar Zeta Mau berbicara dengannya.
" Kak stop, mending kakak keluar, kita jadi tontonan" Ucap Zeta memperhatikan seisi kelasnya yang mulai ramai
" Gue dan Zeta bukan tontonan, alihin padangan kalian" Ujar Shaka dengan nada Tegas dan terkesan seperti gertakan dan membuat teman kelas Zeta segera mengalihkan fokus mereka dari dua orang tersebut.
" We need to talk Zeta, lo tau gue ada perasaan sama lo" Ucap Shaka masih dengan nada tegas dan sudah tidak lembut seperti tadi kemudian berlalu meninggalkan kelas Zeta, gadisnya ini benar-benar keras kepala, Shaka belum pernah menghadapi gadis seperti Zeta ini, ya jelas saja, Shaka hanya dekat dengan perempuan yaitu bunda, dan Sevilla sepupunya. Adara? Ia hanya mengganggap Adara junior di ekskul nya yang membutuhkan bimbingannya, dan sepertinya Zeta salah mengartikan Shaka tersebut.
Sepulang ekskul paduan suaranya, Zeta melangkahkan kakinya meninggalkan ruang ekskulnya tersebut sampai Sevilla mencegah langkahnya.
" Zee ke depan bareng aku yuk" Zeta tau ini salah satu strategi Shaka, tapi Zeta tidak bisa menolak ajakan gadis lembut dan manis ini.
" Eh, boleh kak" Ucap Zeta kemudian kembali melangkah beriringan dengan Sevilla.
" Aku lihat kamu mulai dekat sama Shaka, mungkin? " Tanya Sevilla sedikit ragu, Ia sebenarnya sedikit sungkan menanyakan ini, tapi ini salah satu misinya dengan Devan dan Shaka.
" Cuman kenal aja kali kak, saya beberapa kali nggak sengaja ketemu dia" Jawab Zeta dengan senyum paksa, Ia lumayan risih dengan pertanyaan ini.
" Ngomongnya ga usah formal kali ta, Santai aja sama aku" Ucap Sevilla kembali, kini Zeta tau mengapa Devan sangat setia kepada Sevilla, Sevilla iti tipe soft girl banget, ngomong sama temen-temennya aja dia ber Aku-Kamu.
" Hehe iya kak" Jawab Zeta cengengesan.
" Eh, aku udah dijemput Devan, ada Shaka juga" Ucap Sevilla setelah sampai di depan sekolah sambil menunjuk mobil yang terparkir sendiri di parkiran mobil, yang Zeta tahu itu bukan mobil Shaka atau itu mobil Devan? Karena tidak mungkin tipe gadis feminim seperti Sevilla menggunakan mobil berwarna hitam tersebut. Zeta lihat Devan dan Shaka mulai melangkah mendekat ke arahnya dan Sevilla. Bagimana cara Zeta meninggalkan tempat ini dengan segera? Zeta sudah tidak sanggup bertemu Shaka, lagi.
" Ta, gue titip sahabat gue ya, bawa dia pulang pake motor lo" Ucap Devan setelah sampai di depan Zeta
" Gue sama Sevilla Mau date, males banget harus bawa nyamuk" Lanjut Devan yang membuat Zeta menggelengkan kepalanya.
" Gue pulang sendiri kak Dev, lo suruh aja temen lo ini pesen taxi online" Ucap Zeta yang membuat Devan sedikit kaget, sungguh, mengapa bisa Sahabatnya yang tidak pernah berpacaran menyukai gadis keras kepala ini, Devan kemudian melirik kan matanya mengode Sevilla untuk membantu membujuk Zeta, Ia tau Zeta tidak akan tega menolak permohonan gadisnya ini.
" Ta, boleh ya? Aku sama Devan pengen quality time berdua, lagian Shaka ga pernah nyaman naik kendaraan umum yang disetirin orang ga dikenal" Ucap Sevilla memohon. Sebenarnya Zeta bisa saja menjawab, mengapa tidak minta bantuan Zaidan saja, tapi siapa sih yang bisa menolak Sevilla dengan suara dan muka polosnya tersebut.
Zeta menghela napas kemudian bergumam " Oke, demi kak Sevilla" Yang membuat ketiga orang lainnya tersenyum lebar.
Setelah Sevilla dan Devan meninggalkan Zeta dan Shaka berdua, barulah Shaka memulai percakapannya
" Zeta, I said that wee need to talk, sekarang ya? " Ucapnya lembut
" I said that nothing to talk" Jawab Zeta dengan berbahasa inggris pula.
" Terus kenapa lo ngehindarin gue Zeta? " Ucap Shaka mulai lelah
" Salah emang? Gue sama lo gaada apa2 kali kak, Salah gue ngehindari lo? " Tanya Zeta dengan kekahan dan raut wajah mengejek yang membuat Shaka sedikit kesal, tapi masih mencoba untuk bersabar demi gadisnya.
" Zeta, gue baru kali ini mohon-mohon sama cewe, dan itu cuma lo" Ucap Shaka tegas.
" Iya lo ga pernah mohon-mohon sama cewe, tapi lo sering ganti-ganti cewe, minggu kemaren gue, habis iti Adara, sekarang gue lagi, lo pikir gue apaan? " Ups, sepertinya Zeta salah kali ini, Ia seperti membuka kartunua sendiri, Shaka yang mendengar nya mulai terkekeh lalu kembali serius, kali ini Ia mengerti apa yang sedang terjadi, emang dasar Shaka si tidak peka.
" Oke gue ngerti, kita omongin ini di tempat lain ya? Gue jelasin. " Tawar Shaka kepada Zeta yang masih malu sendiri dengan ungkapannya beberapa detik yang lalu.
" Kunci motornya Mana Zeta? Biar gue yang nyetir " Tanya Shaka yang kemudian meraih kunci motor milik Zeta dengan gantungan Tweety berwarna kuning.
Untungnya Shaka sudah totalitas dalam misi ini, dia sudah meminta om Andra membawakn helm, sehingga Ia tidak kembingungan lagi.

RazetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang