06.Syial.06

142 132 341
                                    

.

.

.

HAPPY READING :)

.

.

.

"Pist..., Mas punya pena berapa? Pinjem dong," ujar Jeki berbisik pada Dimas yang berjarak tiga meja di depannya.

Masuk les yang kedua, yaitu sejarah lintas minat dibawakan oleh guru cantik yang kerap disapa Bu Dina.

Berjalan mengelilingi seluruh penjuru kelas sambil melihat-lihat siapa saja siswa yang sedang bermain-main. Namun disisi lain bisa juga fokus membacakan poin-poin penting pelajaran untuk dicatat siswa, diselingi memberikan penjelasan yang sekiranya mudah dipahami oleh anak-anak didiknya.

"Satu doang."

"Vouilah, gimana yaa. Mana udah deket lagi," gusar Jeki seraya bermonolog.

"Woi lo, Oon pinjem dong," ucapnya pada Xion yang duduk di meja seberang, tidak mau menyerah.

"Pinjem apa minta?"

"Pinjem kok suer ntar dibalikin." Yakinnya diikuti tanda peace oleh kedua jarinya.

"Sekali coret dua rupiah, ya."

Terdapat wajah ketidaksukaan Jeki dengan sifat perhitungan Xion walaupun dirinya sendiri pun begitu.

"Wahh, lo jangan gitu dong besty."

"Najiss besti-besti, kayak lo gak gitu aja."

Sebenarnya Jeki masih ingin menyela namun situasi tidak memungkinkan. Bu Dina sudah sangat dekat yaitu dua meja dibelakang mereka.

"Iyaa dah iyaa, mana sini cepetan."

"Sesuai aba-aba yaa awas aja sampe tangan lo lamban."

"Amannn, soal begini gue orangnya secepat kilat, kok."

Keliatan dari situasi Bu Dina masih fokus dengan buku ditangannya disertai hentakan kaki yang melewati lorong antara kursi Xion dan Jeki.

"Sekarang." Aba-aba Xion cepat dengan suara pelan yang langsung dilaksanakan oleh Jeki.

Pulpen berhasil beralih ke tangan Jeki disertai terjamahnya bokong guru cantik oleh Xion.

Double kill. Ada raut kebanggaan pada dua wajah anak muda puber itu.

"Ehh," lirih Bu Dina yang merasa pantatnya terjamah, reflek menoleh pada kedua pelaku yang didapati sedang sibuk dengan buku yang ada di hadapan mereka.

Dengan segera melangkahkan kakinya kembali, tidak peduli dan merasa seperti tidak terjadi apa-apa.

"Lo emang jagonya kalo begituan, Oon," gumam Jeki selanjutnya sibuk mencatat materi.

Kemudian Xion menampilkan senyuman simpulnya. Hiburan seperti itu terasa menyenangkan baginya.

-'-'-'-'-

Sudah sebelas menit berlalu sejak bel pulang sekolah berbunyi, namun Mio belum menemukan tanda-tanda keberadaan Xion. Tadi saat ke kelasnya teman-temanya bilang ada di parkiran.

Parkiran yang mana hey? Mau nanya juga, malas ditanya-tanya siapanya.

Niat Mio hanya ingin mengembalikan dompet yang diambil Ayra tempo hari dan menjelaskan bahwa dirinya bukan tukang culik anak kecil kemudian mewakili permintamaafan dari Ayra.

What's Up MXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang