♡ Bagian Tiga ♡

109 10 0
                                    

Malam itu, pemuda bermarga Sung, menggerakkan jari-jarinya untuk menekan kotak-kotak keyboard dengan gerakan cepat yang sulit untuk diikuti oleh mata. Tatapannya terfokus pada ketiga layar komputer gamingnya. Ruangan apartemen yang gelap, hanya cahaya layar komputer lah yang memberikan sumber pencahayaan. Jinwoo mengunci mulutnya rapat-rapat, mendukung suasana hening dalam ruangan bekerjanya. Ia adalah seorang Pro Gamer.

Malam itu, Jinwoo mendapatkan permintaan untuk menaikkan level dari salah satu pengguna akun game online dengan uang puluhan juta sebagai bayarannya. Tidak ada yang berani mengganggu dan tidak ada yang bisa mengganggunya. Hari sudah larut, para penghuni apartemen juga telah terlelap dalam tidurnya.

Ia cukup ahli mengurus beberapa hama pengganggu dalam menyelesaikan misi gamenya. Bahkan ia sama sekali tidak mengumpat saat menyelesaikannya, Jinwoo adalah seseorang yang sabar dan profesional.

Sembari memakan beberapa camilan kecil saat melakukan serangan pada anak buah bos, Jinwoo melirik layar handphone nya yang tidak menunjukkan notifikasi pesan dari adiknya. Dahinya berkerut secara otomatis. Ia segera mengakhiri pertarungan dengan anak buah bos dan memberi eksekusi langsung kepada bos dengan cepat dan bersih. Level berhasil ditingkatkan. Tujuan tercapai. Dan uang telah ditransfer.

Itulah pekerjaannya. Mendapatkan penghasilan dengan kombinasi skill dan kecerdasannya.

Kursi gamingnya bergerak mundur saat Jinwoo keluar dari zona kerja nya. Ia meraih handphone nya dan keluar ke balkon apartemen untuk menelfon.

/"Halo, ada apa oppa?"/

"Sudah pulang kau?"

/"Eh—oh, iya! Aku sudah pulang, hehe, aku lupa mengabarimu!"/

".... Bisa-bisanya kau ini... Lain kali jangan lupa lagi, karena tidak ada kabar aku khawatir," Jinwoo mendesah lelah dengan rasa khawatir yang bercampur.

/"Iyaa oppa~ Aku baik-baik saja tenanglahhh... Baiklah, ssstt, disini ada Haein-unnie, hehe. Oppa, apa kau tidak mau mampir kemari? Lihatlah, unnie terlihat cantik dengan bajunya sekarang!"/

"Kau bersamanya?" Jinwoo menerjapkan matanya berulang kali.

/"Iyaa, disini juga ada Joohee-unnie, Chiyul-nim, Thomas-nim, Heejin-unnie, dan masih banyak lagi,"/ Jinwoo hampir tidak bisa berkata-kata.

"Ayah dan ibu sedang pergi ke luar negeri, kau jangan melewati batas dan pastikan kau bisa menjaga dirimu sendiri. Kau sudah besar, Sung Jinah, kau mendengarkanku?"

/"Iyaa, aku mengerti. Aku tutup yaa, selamat malam!"/

Tutt..tuut..ttut...

"Astaga..."

Setelah mendesah yang kesekian kalinya, Jinwoo mengirim pesan kepada Haein.

SJ : [Aku titip adikku]

Membutuhkan waktu agak sedikit lama untuk mendapatkan jawaban dari pihak lain.

CH : [Uhm, aku akan menjaganya, kau tidak perlu khawatir. Omong-omong Jinwoo, apa besok kau luang?]

SJ : [Entahlah. Ada apa?]

CH : [Aku ingin berbelanja di Mall, bisakah kau menemaniku berbelanja? Ah! Aku tidak memaksamu, kalau kau sibuk, aku bisa berbelanja sendiri]

SJ : [Tidak apa-apa..akan kuluangkan waktu]

CH : [Eh? Ah... Terima kasih.. Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Jinwoo]

SJ : [Yaa. Sampai jumpa]

Jinwoo menutup handphone nya menyudahi bertukar pesan dengan Haein dan melihat pemandangan langit malam. Apartemen yang ia tempati memiliki jumlah lantai 10 tingkat. Ia menempati lantai ke-9. Menyebalkan bahwa ia harus menuruni banyak tangga untuk keluar apartemen.

Random LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang