BAB. II

8 3 0
                                    

PARA PEMILIK SENYUM PLESTER, TIDAK DILARANG MENANGIS!!

Tulisan ini Nona persembahkan khusus untuk kalian para pejuang-pejuang kehidupan tangguh yang seringkali terjatuh, kemudian bangkit lagi, bangkit demi diri sendiri, bangkit demi seseorang yang kalian cintai, bangkit demi keluarga yang kalian sayangi, terus bangkit dan bangkit lagi, sampai tak mempersoalkan lagi, apa alasanmu untuk bangkit.

Tulisan ini Nona persembahkan teruntuk kamu-kamu yang tengah memikul beban berat, tanggung jawab besar, menerima banyak permasalahan, mendapat banyak ujian dalam ketidakberdayaan kemampuan untuk lari dari kenyataan.

Tulisan ini Nona persembahkan khusus buat kalian yang seringkali terlihat tegar, padahal dalam hatinya tengah rapuh, sedikit rapuh, ada kerapuhan, atau bahkan sangat rapuh.

Namun kalian menyembunyikan kerapuhan-kerapuhan itu, kalian tak menampakkan kerapuhan-kerapuhan itu, kalian tak berniat mempertontonkan atau menunjukkan kerapuhan-kerapuhan itu pada dirinya, pada mereka, pada orang-orang yang menurutmu tak perlu tahu perihal kondisimu saat ini, dan pada siapa pun, mungkin saja kecuali orang-orang tertentu yang hanya satu atau dua atau tiga, mungkin.

Mengapa? Apa alasanmu menyembunyikan luka dari mereka? Apa alasanmu berpura-pura tersenyum padahal hatimu tengah menangis, padahal hatimu tengah terluka, padahal hatimu sedang kecewa, sedang tersakiti, tengah hancur ....

Apa alasanmu berpura-pura baik-baik saja, padahal sebenarnya sedang tidak baik-baik saja? Apa alasanmu?

Mungkin kau takut apabila mereka tahu, mereka akan turut bersedih, padahal kau tak ingin mengikutsertakan mereka dalam kesedihan-kesedihanmu itu. Mungkin kau mencemaskan apabila mereka turut merasakan pilu seperti yang saat ini kau alami. Mungkin kau hanya ingin menjaga perasaan mereka agar tetap merasa bahagia, meski kau sendiri merasa menderita.

Atau mungkin, kau takut penderitaanmu itu akan dijadikan bahan ejekan, bahan tertawaan, bahan gosip, bahan bullying bagi mereka-mereka yang seringkali bersikap tega dan jahat? Kau mencemaskan dirimu dan harga dirimu pada penilaian dan pemahaman orang-orang yang seringkali tak diukur terlebih dahulu sebelum berpendapat, kau mencemaskan dirimu dan harga dirimu pada mata-mata yang seringkali memandang remeh dan memandang sebelah pada kesengsaraan hidup orang lain? Kau mengkhawatirkan omong-omong menyebalkan dan mengesalkan dari orang-orang yang seringkali bicara tanpa dipikir lembut terlebih dahulu? Benar begitu?

Atau mungkin ... kau yakin bahwa dirimu bisa menyimpan sendiri dan menahan sendiri guncangan kehidupan yang begitu dahsyatnya? Kau masih yakin bahwa dirimu kuat dan pasti kuat menghadapi ujian hidup ini sendirian? Kau merasa bahwa dirimu tidak harus berbagi kesulitan dengan siapa pun?

Atau bisa jadi, kau merasa ... tidak akan ada yang bisa memahamimu, tidak ada yang dapat mengerti perasaanmu, tidak ada yang akan mengerti yang sebenarnya terjadi? Kau merasa tidak ada yang peduli padamu, merasa bahwa mereka bisa mendengar cerita beserta seluruh keluh-kesahmu, tetapi tidak ada yang mampu memberimu solusi atau sedikit saja nasihat baik untuk menguatkan hatimu? Kau merasa bercurhat hanyalah sebuah kegiatan percuma dan sia-sia, buang-buang tenaga, dan tiada faedahnya?

Apa pun alasan kalian menyembunyikan luka di balik wajah-wajah tegar itu, aku salut. Aku bangga dan turut terharu pada ketegaran-ketegaran yang sulit dimiliki oleh orang-orang yang mudah sekali rapuh dan hancur. Aku takjub dan turut kagum pada wajah-wajah kalian yang tetap bersikeras tersenyum di kala hati tengah menangis pilu. Kalian hebat, meski menutup kerapuhan-kerapuhan itu hanya dengan selembar atau berlembar-lembar senyum plester—senyum penutup luka.

Kau tahu? Tidak semua orang mampu sepertimu, tidak semua orang mampu seperti kalian, tidak semua orang mampu bertahan jika di posisi kalian, tidak semua orang mampu tetap tegar bila menjadi kalian, tidak semua orang, sungguh tidak semua orang.

Dari Hati Untuk HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang