Seharusnya, seharusnya Jeva tidak mengikuti bujukan Haikal untuk bermain hujan kemarin sore. Jika waktu bisa diulang, mungkin ia akan menolak dan menendang pantat Haikal agar tidak termakan segala bujuk rayu pria itu.
Nyatanya sudah terjadi. Jeva sudah termakan bujukan untuk hujan-hujanan yang mengakibatkan dalamannya tinggal satuㅡYang dipakainya hari ini. Jadi yang ia lakukan di hari libur yang indah ini adalah mencuci.
Jeva sudah mempersiapkan mental dan tenaga untuk mencuci dalamannya, pria mungil itu menaiki tangga ke lantai dua. Baru saja ia bersenandung dan menggeret ember warna merah, manik sipitnya bersibobrok dengan makhluk tak kasat mata.
Iya, Jeva itu indohome, bisa melihat setan dan sejenisnya. Sialnya, kosan ini ada setannya.
Makhluk itu tengah duduk di atas kompor dapur dan tersenyum mengejek kepada Jeva. Bahkan tangannya sudah melambai seperti memanggil kucing liar. Makhluk itu sejak Jeva datang sebenarnya tidak pernah berbuat onar, paling hanya melihat dari jauh kelakuan blangsak teman-temannya.
Mencoba untuk masa bodoh, Jeva akhirnya kembali menggeret ember merah milik ibunya di rumah yang sengaja ia bawa ke sini dengan kasar. Tanpa memedulikan seonggok makhluk yang masih duduk di atas kompor, Jeva pun memulai aksi mencucinya.
"Hihi, kolornya warna pink."
Jeva menoleh dengan mata memicing, "Ya terus kenapa? Masalah buat lu?"
Makhluk itu tertawa lalu menggeleng, "Sensi amat kaya masker. Eh, mau tau gosip yang baru ga?"
Ini dia alasan Jeva malas ke lantai dua lama-lama. Setan ini memang tidak buat onar tapi suka sekali mengajak Jeva bergosip bahkan menggibah.
Sudah menjadi setan saja masih panen dosa. Mana ngajak-ngajak Jeva lagi panen dosanya.
Kan Jeva orangnya gampang terhasut.
"Kalo mau gosipin kucing depan komplek yang hamilin kucing RT sebelah, skip dah," ucap Jeva cuek. Si setan berdecak kesal, "Bukan itu elah. Itu mah basi."
Tertarik, Jeva tak jadi menuangkan deterjen cair ke mesin cuci. Ia malah menoleh ke makhluk itu penuh minat, "Apaan? Spill buruan!"
"Temen kamu yang anak pemilik kos itu tuh."
"Bang Satria? Kenapa dia?"
"Pernah cipokan sama yang sebelah kamarnya."
"HAH?! BANG SATRIA SAMA KAK HANS PERNAH CIPOKAN?!"
Si setan mengangguk kencang, "Serius! Aku kemarin nguping pas temen-temenmu main di lantai satu. Berisik banget ganggu aku tidur tadinya mau aku gangguin tapi ga jadi soalnya seru jadi aku dengerin aja mereka main."
Jeva tak pernah tahu bahwa kedua kakak tingkatnya itu memiliki hubungan khusus. Sejak ia masuk ke kosan ini sebenarnya yang menyita rasa penasarannya adalah hubungan Gerald dan Nathan.
"Terus terus lu ada gosip ga tentang Gerald sama Nathan?"
Kasihan sekali Jeva, saking keponya jadi bertanya pada setan.
Si makhluk tak kasat mata itu menggeleng hingga surai hitamnya bergerak ke kanan ke kiri, "Ga sih tapi aku tau si tiang mau ngajakin si manis jogging Minggu besok."
"Sialan si Nathan, giliran gue ajak nyari cilok ga mau tapi diajak jogging sama Gerald mauㅡ"
"Jev, lu ngomong sama siapa?"
Jeva menoleh terkejut, "Ko Josh lu ngagetin gue aja anjir!"
Joshua mengernyitkan alis, "Lu yang nakutin gue buset daritadi ngomong sendiri. Awas lu kesambet. Eh, lagi nyuci ya? Ketok kamar gue kalo udah kelar, gue mau make mesin cuci juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kosan Sebong
FanfictionKetiga belas bujang yang hidup dalam satu tempat yang sama. Berbagi cerita, tawa, dan cobaan bersama. Di sana jugalah mereka mengejar impian serta cinta. Tertarik membaca kisah mereka? ㅡㅡㅡ Part SoonHoon akan paling banyak karena ini fokus ke mereka...