Chapter 14 [Nightmare]

902 143 15
                                    

Happy Reading.

────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────────────
────────────

"Mereka dijatuhi hukuman gantung, karena telah berani mencelakai Putri Kaisar." ucap laki-laki bersurai keemasan dengan tatapan dinginnya.

Wanita bersurai coklat yang sedang memegang kipas itu tersenyum licik.

Dirinya mengangkat tangan kanan, bermaksud meminta izin untuk mengutarakan pendapat.

"Yang Mulia.. Bukankah wanita itu sudah sering memaki Putri Zenith selama ini?"

"Saya kira hukuman gantung masih belum cukup untuknya." lanjutnya, sambil menunjuk kearah gadis yang bersimpuh di lantai dengan kucuran darah segar yang masih mengalir dari pelipisnya.

Claude berdiri dengan angkuh, menatap jijik dua wanita yang bersimpuh di hadapannya.

"Sebagai hukuman yang pantas atas ketidaksopanan nya dan perlakuan kurang ajar kepada Putri Kaisar. Lidah mereka akan dipotong, dan menerima hukuman Panc*ng."

DEG.

Air mata lolos dengan derasnya dari pelupuk mata Athanasia.

"Yang Mulia, kami tidak bersalah. Ini sangat tak adil untuk kami." Ucapnya dengan suara yang serak.

Gadis yang ada di samping Athanasia menggeram kesal, mengepalkan tangannya dengan erat.

"Kau ternyata se-bajingan ini ya?" gumamnya ditengah keheningan yang terjadi.

"A, atha.." bisik Athanasia dengan terbata-bata.

Agatha menatap Claude dengan sorot mata penuh Amarah.

Gadis itu ingin berdiri, hanya saja bahunya di tekan oleh Prajurit di sampingnya.

"Ayah macam apa kau ini? Kau lebih membela perempuan yang jelas-jelas bukan anak kandungmu itu?! Matamu dibutakan oleh apa? Sihir hitam?! Pantas aura mu sangat keruh. Menjijikkan!" teriak Agatha dengan lantang.

Semua orang di ruangan itu terkejut.

"Lancang sekali kau berkata seperti itu pada Kaisar!!" bentak sang prajurit, dan memukul kepala Agatha dengan kerasnya__membuat gadis itu tersungkur.

Sungguh penghinaan yang luar biasa bagi Agatha.

"Putri!!"

Felix Rovein hendak maju menolong si gadis, namun tangan kanan yang terbentang menyuruhnya untuk tetap diam di tempatnya.

Gadis itu bangun dengan sigap, dan wajahnya kini sudah memerah padam.

Dirinya mengepalkan tangan dengan erat, melayangkan sebuah hantaman keras ke wajah sang prajurit__mengakibatkan prajurit itu terjatuh menghantam lantai hingga tak sadarkan diri.

Memories Of Dandelions | WMMAP X I Wanna Be UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang