- "...SAMPAI JUMPA DI NIRWANA, KAYLASHA!" -
***
Hembusan dingin angin fajar diiringi aroma bunga sedap malam merambat ke seluruh kamar milik Roro Jonggrang. Terlihat gadis pemilik kulit langsat dengan rambut hitam legamnya sedang sibuk membaca beberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan istana kemarin malam.
Selembar demi selembar ia membalik perlahan setiap halaman yang ada dalam buku dengan jari jari kecilnya. Setiap kali dirinya membaca buku Roro selalu meminta agar kamarnya dikosongkan sehingga ia bisa lebih fokus saat membaca buku yang dibacanya tapi fokusnya tiba-tiba terpecah takkala suara cempreng seorang gadis yang tidak asing terdengar gaduh dari balik pintu kamar Roro membawa sebuah berita heboh.
"Gusti Ayu Roro Jonggrang. Kula wonten informasi penting gusti!" Seru Nidya bersemangat kearah Roro dengan suara yang tersegal segal.
Meihat bagaimana raut wajah Nidya membuat Rara penasaran dengan informasi penting yang akan dibawakan oleh teman kecilnya itu.
"S-saya dengar dari penjaga istana dan emban yang lain jika iring iringan raja sudah hampir sampai ke istana"
Senyuman lepas penuh syukur terlukis dari bibir lebar Rara "Benarkah? Sudah kuduga romo akan pulang seperti biasanya membawa kemenangan" ucap Roro senang bukan kepalang sampai sampai ia langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Nidya bantu aku bersiap untuk menyambut romo!" Timpal Roro sebelum akhirnya pergi dari kamarnya dengan langkah penuh kebahagian.
Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, rasanya saat ini juga Roro ingin ayahandanya sudah berada didepan pintu gerbang istanah sehingga ia bisa dengan lega melepaskan segala kerinduan yang selama ini telah disimpan olehnya.
Gadis yang kini sedang mengenakan kemben coklat dengan selendang bewarna emas ini terlihat mondar mandir kesana kemari sibuk membenahi segala persiapan penyambutan raja Kaylasha, ayahhandanya.
"Bunga ini kurang banyak, tambahkan lagi beberapa melati di depan pintu masuk....oh iya! Para penari....aku hampir lupa. Suruh mereka untuk bersiap....." Seluruh arahan dan perintah terus menerus berkicau dari bibir lebar Roro.
Seperti memiliki kekuatan super, tanpa lelah Roro terus bergerak kesana dan kemari memastikan semuanya berjalan dengan semestinya Hingga kedua netra miliknya secara tidak sengaja memandang sebuah iringan dari kejauhan yang bergerak terus maju ke arah gerbang perbatasan istanah.
Roro menajamkan matanya berharap pupilnya bisa menangkap rupa ayahandanya dari atas balkon istanah tapi semakin dekat iring iringan itu, semakin ia tidak bisa menemukan dimana Kaylasha berada. Sejenak gadis yang tengah gusar ini berpikir mungkin ayahandanya itu sedang menyiapkan kejutan untuk dirinya namun entah bagaimana firasat buruklah yang berhasil menguasai pikirannya.
Dan benar saja semua firasatnya itu semakin menguat saat melihat pria tinggi menunggang kuda putih bersama arak arakan prajurit Pengging datang didepan gerbang istanah. Dimana Kaylasha dan prajurit baka lainya? Apakah mereka sedang mempersiapkan kejutan lainya untuk gadis cantik ini?
Langit menunjukkan aksinya dengan bersinar hangat dibarengi hembusan angin yang langsung bergesekan dengan kulit seolah olah tak mau mengerti dengan apa yang sedang dirasakan Roro saat ini.
Tubuhnya tertegun tak tau harus berbuat apa? Haruskan Roro turun kebawah menghampiri iringan itu? Atau sebaiknya ia tetap diam disini?
"Raden ayu" lirih Nidya seraya memegang pundak lebar milik Roro dengan raut wajah yang menyiratkan agar Roro sebaiknya tidak mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ANASERA-
FantasyTuan dan Nyonya, sudahkah Anda mendengar tentang legenda Roro Jongrang yang terkenal di seluruh Tanah Jawa? Semua orang tahu bahwa Roro Jongrang telah diubah menjadi batuan candi oleh kutukan yang dia ciptakan sendiri. Namun, tahukah Anda bahwa ada...