Galang 02

954 53 1
                                    

Happy Reading~

Setelah acara tesedak bakso tadi kini Galang beserta teman-temannya membolos. Mereka sekarang berada dirumah Varo sedang bermain PS. Lebih tepatnya Davin dan rian saja yang bermain sementara Galang tertidur dipangkuan Varo. Tangan Varo tak berhenti mengelus rambut Galang.

"Yey gue menang!" Seru Davin.

"Halah itu mah karena lo curang!" Ujar Rian tak terima.

"Curang apaan anjir, udah lah kalau kalah mah kalah aja gak usah nuduh-nuduh" bantah Davin.

"Berisik! Adik gue lagi tidur, awas kalau dia kebangun gara-gara kalian" ucap Varo menimpali.

"Eughh, abang"

Nah kan baru aja diomongin eh anaknya kebangun beneran.

"Kenapa hm" tanya Varo.

"Tenggorokan Galang perih" sedari tadi Galang terus-terusan mengeluh karena tenggorokannya yang tak kunjung sembuh.

"Makanya kalau dibilangin sama abang tuh gak usah ngeyel! Kan jadi kena batunya. Kalau udah kayak gini siapa yang susah?" Ucap Rian dengan nada ketus.

Mendengar itu mata Galang berkaca-kaca. Tenggorokannya perih tapi kenapa sedari tadi Rian malah mengomeli dirinya. Galang jadi badmood.

"Udah, yan. Kasihan tuh bocil lo marahin aja terus, tuh liat matanya udah berkaca-kaca. Bentar lagi nangis nih gue yakin." Davin kasihan dengan Galang yang terus-terusan diomelin.

"Hiks.." Pecah sudah tangisan yang sudah Galang tahan sedari tadi. Apalagi kata-kata terakhir dari Davin itu yang menurutnya secara tidak langsung mengejek Galang yang cengeng. Ya walaupun memang bener sih tapi, salahkan saja tenggorokannya yang perih ditambah mendengar omelan dari Rian. Beuhh, sakitnya berkali lipat.

"Shutt, diem ya. Nanti Rian abang pukul, oke?" Galang mengangguk singkat.

"Tapi Galang pengen es krim" ucap Galang tiba-tiba. Entah kenapa dirinya tiba-ingin es krim padahal diluar cuaca sedang mendung.

"GAK BOLEH!" ucap mereka bertiga serempak.

Galang tersentak kaget mendengar ucapan serempak dari ketiga abangnya itu.

"Jahat, " bibir Galang melengkung kebawah dengan mata yang sudah berkaca-kaca siap menumpahkan tangisannya membuat mereka bertiga gelagapan.

"Cuaca diluar sedang mendung, dek. Emangnya Adek mau sakit? Kalau sakit nanti disuntik, loh. " ujar Varo.

"Adek gak mau disuntik, adek kan gak nakal"

"Lelah hayati menghadapi kelakuan aneh si bocil" Davin memegang dadanya dramastis yang dimana langsung dihadiahi jitakan keras dikepalanya.

"Sakit bego!"

Tak!

"Aww, lo kenapa jadi ikut-ikutan sih" Davin tak terima saat Varo ikut-ikutan menjitaknya. Apa-apaan coba seenaknya mereka menjitak kepala nya, kalau tiba-tiba kepalanya jadi gepeng macam adudu kan gak lucu:(

"Mulut lo dijaga! Lo lupa disini masih ada Galang!"

"Ya maaf gue kecoplosan"

"Ck ck kasihan, sakit gak bang?" Ejek Galang.

"Diem lo bocil, lama-lama lo yang gue jitak, sini!" Davin dengan cepat menangkap Galang yang akan berlari menjauh darinya.

"AAAA ABANGG TOLONGIN!" Ucap Galang dramastis yang hanya dibalas tatapan datar oleh Varo dan Davin.

Davin menggelitik Galang tanpa henti hingga membuat wajah Galang memerah dan deru nafasnya yang mulai tak beraturan.

Broutt

Bunyi angin yang keluar dari lubang pantat Galang mampu membuat semuanya terdiam. Bahkan wajah Galang kini memerah malu, agar tidak terlalu malu Galang menggunakan jurus andalannya yaitu menangis.

"Hiks.."

"Gila, lo makan apa sih bau banget bangke. Hoekk!" Davin tidak tahan buru-buru dia pergi ke toilet mengeluarkan isi perutnya yang tiba-tiba mual setelah menghirup aroma tak sedap tadi.

Sementara Varo dan Rian mereka terdiam namun, jika diperhatikan lebih detail sudut bibir mereka berkedut menahan tawa.

"Abang malu!" Buru-buru Galang berlari ke gendongan Varo dihadiahi tawa halus dari keduanya.

*****

"Dadah, abang jangan rindu sama Galang ya! Rindu itu berat." Galang melambaikan tangannya kearah Varo.

"Yaelah drama banget lo bocil, perkara pulang doang udah kayak mau beda dunia lo!" Sarkas Davin.

"Apaan sih! Sewot banget, heran. "

"Udah-udah gak usah ribut mending lo kalian cepet pulang deh, berisik soalnya. Telinga gue udah pengang denger kalian ribut mulu kayak bocah" ujar Varo.

"Dih, ngusir lo?" Tanya Rian.

"Ngga sih tapi, kalau lo nganggep nya gitu yaudah."

"Udah bang kita pulang aja yuk, bang Varo jahat ngusir-ngusir kita"  Galang memakai helm yang diberikan Rian tadi. Yah, Galang dibonceng oleh Rian, kenapa tidak Davin? Galang masih sangat kesal dengan kejadian memalukan tadi jadi, dia memilih dibonceng dengan Rian daripada Davin. Jika kalian bertanya dimana motor milik Galang? Jawabannya ada namun, motor kesayangannya itu lagi dibengkel. Maklum motor butut soalnya.

*****

Hii, jadi gimana ceritanya? Mau dilanjut?

Gue penulis yang masih amatir tolong dimaklumi kalau ada kesalahan kata dan bahasa yang yang tidak sesuai dengan KBBI.

Galang Althario(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang