GALANG-06

787 78 4
                                    

Jam makan malam sudah selesai, kini mereka semua berkumpul diruang tamu. Mereka berkumpul dengan suasana canggung.

"Jadi?" Tanya Radit Kyle--anak sulung dari Liam Kyle. Radit menatap tajam seorang Remaja yang sedang asik memakan kue kering tanpa memperdulikan tatapan tajam dan juga penasaran dari anak-anak Liam.

"Seperti yang kalian ketahui, aku mengangkat Galang sebagai anakku. Setuju atau tidaknya kalian tidak masalah bagiku" jawab Liam dengan enteng.

"Apa daddy serius dengan ucapan daddy?" Tanya si bungsu--Adriel Ryan Kyle.

"Apa wajah daddy terlihat main-main?" Adriel menatap mata sang daddy yang tampak begitu serius.

"Tapi, apa daddy sudah mencari bibit, bebet dan juga bobotnya? Em maksudku aku takut daddy mengangkat anak yang menjadi mata-mata musuh kita" ucap anak kedua Liam-- Ravindra Azka Kyler.

"Sudah, dan tidak ada yang mencurigakan" jawab Liam.

Adriel ingin bertanya lagi namun, gumaman dari Galang menghentikan dirinya yang hendak bertanya.

"Eumm nyam nyam, enakk" fokus mereka teralihkan saat mendengar gumaman dari mulut kecil Galang.

"Eum, ada apa? Kenapa ngeliatin Galang kayak gitu?" Galang bertanya dengan bingung, disudut bibirnya terdapat remahan cookies dengan kedua tangannya yang menggenggam Cookies.

Astaga benar-benar lucu!

Mereka tertegun sejenak melihat tingkah Galang yang polos dan juga lucu tanpa dibuat-buat, tentunya.

Tak tahan dengan kelucuan Galang, Radit berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Galang yang masih bingung, lalu Radit mengangkat Galang dengan tiba-tiba kegendongan ala koala.

Galang tentu sangat terkejut hampir saja jantungnya lepas.

"Ishh apaaan sih gendong-gendong! Kita gak kenal ya, gak usah sokap, lo!" Galang memberontak cukup kuat tapi, tentu saja kalah dengan tenaga Radit yang lebih kuat darinya.

" Diam" Radit menepuk pantat Galang sedikit keras membuat Galang terkejut bukan main. Wajahnya memerah menahan malu.

Sialan! Runtuh sudah harga dirinya sebagai bad boy.


Radit berjalan kearah lift meninggalkan ketiga orang yang berwajah datar itu.

"Mau daddy, daddy tolongin Galang" Galang menatap Liam dengan raut wajah memelas. Namun, tak diperdulikan oleh Liam. Biarlah Galang mendekatkan dirinya dengan Radit, yang notaben nya orang yang sangat sulit menerima orang asing.

"Emn G-galang haus, abang. Mau minum" cicit Galang. Kini jiwa bad boy nya tergantikan dengan jiwa anak kecil yang penakut. Entahlah Galang juga tidak tau mengapa dia bisa setakut ini jika berhadapan dengan Radit.

Radit tak menjawab cicitan Galang, ia langsung menelpon salah satu nomor maid, dan memerintahkan maid untuk mengambil segelas susu untuk Galang.

"Buatkan segelas susu rasa coklat dan antarkan kekamarku" perintah Radit.

"Darimana abang tau kalau Galang suka susu coklat?" Tanya Galang.

"Semua tentang mu aku tau"

Oke fiks, ternyata selama ini Radit adalah seorang stalker. Wah tidak bisa dibiarkan ini mah sudah mengganggu privasi seseorang!

"Aku tidak"

"Hah?"

"Aku bukan seorang stalker" mata Galang membulat, bagaimana dia bisa tau. Astaga! Apa dia cenayang?

"Berhenti memikirkan sesuatu yang tak masuk akal. Aku tau karena melihat dari raut wajahmu"

Galang ingin bertanya lagi namun, suara dari lift menghentikan dirinya untuk menanyakan lebih lanjut.

Mereka berjalan dilorong-lorong hingga sampai disalah satu kamar yang ber cat hitam.

"Kamar abang gelap, suram lagi. Memangnya abang gak takut nanti kalau ada hantu terus ngap abang gimana?" Mulut Galang tak henti-henti menyerocos namun sama sekali tak mendapatkan jawaban dari Radit, hal itu membuat Galang cemberut.

Radit meletakkan Galang dipinggir kasur.

Jam sudah menunjukkan pukul 20.30. Sudah waktunya Galang untuk tidur tapi sepertinya anak itu tidak mengantuk sama sekali.

"Tidur" titahnya.

"Tapi Galang gak ngantuk, abangg." Rengek Galang.

Tok tok

Perhatian Radit teralihkan dengan suara ketukan dari luar.

Radit membuka pintu kamarnya, menampakkan seorang maid yang membawa sebotol susu. Radit bingung, bukankah dirinya menyuruh memakai gelas tapi, mengapa ini memakai botol?

"Botol?"

"Ya tuan, tuan Adriel yang menyuruh saya menggunakan botol." Jawab maid itu.

Radit mengangguk lalu menutup pintunya kembali.

"Minumlah"

"Kenapa pakai botol?" Tanya Galang dengan kesal. Memangnya dia bayi, yang minum susu menggunakan botol.

"Minum" titahnya lagi.

Dengan menahan kekesalannya, Galang mengambil botol itu dan meminumnya dengan rakus. Ternyata tidak buruk juga meminum susu menggunakan botol.

Radit membaringkan tubuh nya dan juga Galang agar memudahkan anak itu untuk tidur, tangannya menepuk-nepuk pantat Galang dengan pelan.

Mata Galang mulai sayu, perlahan-lahan tirai matanya tertutup.

Tuk

Botol susunya terjatuh membuat Radit benar-benar yakin jika Galang sudah terlelap. Radit mengambil botol susu itu lalu meletakkannya diatas nakas, setelahnya memeluk tubuh Galang dengan erat tak lama ia juga ikut terlelap menyusul Galang kealam mimpinya.






Ceritanya makin gak jelas, ya?

Maaf telat update, soalnya 24 part yang ada di draft semuanya kehapus jadi gue ngulang lagi mikirin idenya. Susahh, huhu Sedih bangett.

Sumpah jadi ga mood banget buat nulis tapi karena gue udh janji buat update kalau sudah memenuhi target, ya jadinya gini wkwk ceritanya makin amburadul.

50 vote gue up

Semoga kalian suka ya!













Galang Althario(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang