GALANG-04

945 65 2
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

Setelah kabur dari amukan Rian kini Galang menjalankan motornya dengan kebut-kebutan niatnya sih pengen mandi terus tidur lagi. tapi hal tidak terduga terjadi,

"Aihh ni motor butut kenapa lagi sih, masa rusak lagi padahal kemarin baru dibenerin. Kayaknya tukang bengkelnya abal-abal deh" gerutu Galang.

Galang menepikan motornya dipinggir jalan, memeriksa dimana letak kesalahan motor nya yang masih tak kunjung menyala.
Karena tak kunjung menemukannya Galang menendang ban motornya dengan kesal.

Kenapa hari ini begitu sangat sial, apa jangan-jangan ini karma baginya karena tadi dia makan banyak di Caffe milik Rian tapi hanya bayar 10.000. Tapi apa mungkin?

"Aghhh, sial banget gue hari ini, mana ngga bawa hp lagi."

Titt

Bunyi klakson mobil yang tiba-tiba begitu membuat Galang terkejut.

"Heh setan, kalau jalan mobil yang bener lah! Gak liat didepan lo ada orang ganteng? Punya mata tapi gak digunaiin buat apa, mending jual aja deh. " maki Galang kepada pemilik sang mobil.

Galang terus menggerutu hingga tak menyadari seseorang yang ada didalam mobil itu sudah ada dihadapannya menyaksikan mulut kecil Galang yang terus mengomel dan juga wajahnya yang memerah karena terkena paparan sinar matahari.

Tanpa sadar orang itu terkekeh pelan,

"Mau saya bantu?" Tanyanya

"Eh, kok lo udah ada disini aja sih" Galang mengelus dadanya, dia masih terkejut dengan pria dihadapannya yang tiba-tiba muncul, udah kayak setan.

"Jadi?"

"Hah, Lo ngomong apa sih? Kalau ngomong tuh jangan setengah-setengah, emang lo pikir gue dukun?"

"Mau saya bantu tidak?" Tanya nya ulang.

"Eumm gimana ya, sebenernya gue gak butuh bantuan dari lo sih tapi, kalau lo maksa yaudah deh. Kasihan gue" ucap Galang, tanpa memperdulikan bagaimana reaksi orang dihadapannya itu, Galang langsung menerobos masuk kedalam mobil yang disana sudah ada sopir yang hanya menatap aneh keduanya.

Pria itu hanya cengo melihat kelakuan Galang yang tak tau malu.

"Woy jadi nebengin gue gak nih? Malah bengong lagi" teriak Galang dari dalam mobil.

Teriakan Galang tersebut membuat pria tadi tersadar dan langsung memasuki mobilnya.

"Eh iya om, motor Galang mau ditaruh dimana? Masa iya ditinggalin. Tuh motor satu-satunya harta yang gue punya, kalau gak ada tuh motor gue kesekolah naik apa coba?" Cerocos Galang.

"Nanti anak buah saya yang membawanya kerumah mu. Kamu beritahukan saja alamatmu dimana biar saya yang mengantarkan mu pulang" jawabnya

"Oke deh, "

"Eh kok gue kayak familiar gitu ya sama muka om, kayak pernah ketemu tapi dimana ya?" Lanjut Galang.

"Caffe"

"OH GUE TAU, OM YANG NABRAK GUE TADI KAN?!" Ucap Galang dengan nada ngegas.

"Pelankan suaramu" Pria itu menatap Galang tajam.

Galang langsung terdiam tak berkutik, badannya langsung merinding takut saat suara dari pria itu begitu dingin dan tatapannya yang tajam dan menusuk.

"M-maaf" ucap Galang

Mendengar Galang yang meminta maaf membuat pria itu merasa bersalah. Dengan satu tarikan kini Galang sudah ada dipangkuannya. Pria itu memeluk Galang tak lupa membisikkan kata-kata penenang.

Galang sepertinya tidak sadar jika dirinya sudah ada dipangkuan pria itu, sepertinya karena efek dari ketakutannya yang mampu membuat dirinya lupa jika dia sedang dipangku.

Kalian tahu, Galang itu sangat anti ketika dipangku dirinya akan memberontak kecuali dengan Varo tentunya. Sudah ku katakan bukan, jika Galang hanya akan menciut jika dengan Varo. Tapi entah kenapa ketika dirinya sudah berhadapan dengan pria ini Galang menjadi nyaman. Apalagi sejak kecil dia tidak pernah mendapatkan sosok figur seorang ayah.

"Tidak apa-apa, papa hanya tidak suka jika kamu berbicara dengan nada tinggi. Kamu tau, berbicara dengan nada tinggi kepada orang yang lebih tua dari mu itu sangat tidak sopan." Ucapnya dengan nada lembut.

"Iya Galang minta maaf, Galang tadi refleks. Sumpah" Galang mengangkat jarinya membentuk huruf V atau peace.

"Jangan diulangi lagi, mengerti?" Galang hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Eh iya nama om siapa ya?"

"Liam Kyler, panggil aku papa bukan om" ujar Liam

"Tapi--"

"Tidak ada bantahan" potong Liam.

Apalagi yang bisa dilakukan Galang selain pasrah lagipula ada untungnya juga dia punya sugar daddy, bisa kali di manfaatin.

Galang menyenderkan kepalanya didada milik sang papa. Eh papa? Apa mungkin Galang sudah menerimanya, hm entahlah hanya Galang dan author yang tau.

"Rumahmu dimana?" Tanya Liam namun tak ada jawaban dari sang empu.

"Rupanya dia tertidur, tidur yang nyenyak anak papa" Liam mengecup kening Galang dengan sayang.

*****

Hii gimana ceritanya membosankan ya? Iya gue tau kok.

Oh iya buat kalian yang jadi silent readers, kalian gak kasihan sama gue? Gue udah cape-cape ngetik loh eh kalian malah jadi silent readers, itu namanya gak ngehargaiin karya orang lain. Gue udah sempet-sempet buat update nih cerita padahal besok gue ikut KSN:)

Gue heran part 1 nya dikit bgt yg baca sedangkan part 2&3 nya lmyn, kalian bacanya jangan loncat-loncat chapter ya:)

Jangan pernah bosan baca cerita Galang ya. Gue harap part kali ini views dan juga vote nya banyak

See you..







Galang Althario(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang