17(🔪)

6.7K 682 271
                                    

∆peringatan, chapter ini banyak adegan kekerasannya.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Di sebuah ruangan gelap, ada seseorang wanita tanpa busana dengan tangan yang di rantai kebelakang dan kaki yang di rantai ke sebuah meja, wanita itu membuka matanya secara perlahan-lahan.

Dia menatap sekeliling dan tak ada apa apa hanya ruangan gelap yang memiliki bau anyir.

"to-TOLONG" teriak wanita itu.

Tap...

Tap...

Tap..

"Hallo anara" seseorang dengan membawa pisau berdiri tepat di depan anara, namun ana tak menyadari nya karna ruangan itu sangat gelap.

"SIAPA ITU" teriak Ama "tolong lepasin gue, sebagai ganti nya, gue bakal kasih sesuatu yang memuaskan" tawar ana.

Lelaki di depan terkekeh remeh "bahkan sikap jalang mu sudah mendarah daging ya ana. Menjijikan."

"Aku tak suka barang bekas. So, aku tak tertarik dengan tawaran mu" lanjut lelaki itu.

Prok...prok..

Lelaki itu bertepuk tangan beberapa kali, dan secara tiba tiba lampu yang tadi nya mati menjadi menyala.

Ana menutup matanya karna cahaya yang tiba tiba menyala, dia melihat ruangan putih dengan banyak darah di sekitarnya. Ana memundurkan badannya saat melihat lelaki memakai topeng setengah wajahnya.

"Lo-lo siapa?."

"Jangan bunuh gue, gue mohon"

"Tidak tertarik." Jawab pria itu, pria itu membuka topengnya secara perlahan. ana membulatkan matanya saat melihat siapa orang di depannya.

"Kak Rey" beo ana.

"startled?"

Rey berjalan mendekati ana. Dia berjongkok di depan wanita itu "gue ga tertarik bunuh Lo, tapi. Gue mau main sama Lo" bisik Rey.

Ana yang mendengar itu bersmirk mencoba menutupi rasa ketakutannya "Of course, tonight I'm yours" balas ana dengan memegangi dada Rey dengan sensual.

Rey menepis tangan ana "menjijikan, Lo pikir gue mau main hal menjijikan Ama Lo?" Rey tau apa yang di pikir kan ana tentang kata 'main'.

Ana mengerutkan keningnya "lalu?" Tanya Ana.

Arghh...

"yang gue maksud itu. play blood" Rey menusuk paha ana, Rey tersenyum puas dengan teriakan ana. Menurut Rey itu bagaikan alunan musik.

"LEPASINN GUE, TOLONGG" teriak ana dengan ketakutan. Dia memundur badannya mencoba menjauh dari pria psikopat di depannya.

"Gue-gue ga pernah ganggu Lo. Ja-jadi jangan ganggu gue" ucap ana mencoba memberanikan diri.

ANTAGONIST SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang