bab 2: ramuan cinta

753 53 7
                                    

" Akhirnya... apa sekarang aku bisa makan?" desah Taufan yang kedua kakinya sudah tidak lagi menapak di tanah. Ah, maksudnya tubuh pemuda itu dikelilingi angin topan kecil untuk membantunya berjalan sekarang. Dengan lelah, taufan melihat solar membungkus ramuan ciptaanya dalam botol parfum. " sudah selesai kan? Ayuk kita makan." Ajak gempa yang di sambut teriakan " huray!" Oleh blaze.

Duarr!

" HWAAA BUNDA TOLOOOOONG!"
pintu lab diledakkan, bersamaan dengan munculnya satu biji anak berpakaian serba biru dan berwajah malas. Semua boel sudah bersiap dengan senjatanya masing masing. Di dalam pikiran mereka, alien pasti sedang menyerang markas TAPOPS.
" KEMARI KAU BOCAH JADI JADIAN !"
Oke, ternyata bukan, tapi tentu saja tidak lebih baik.
" HWAA THEDAAAK!" Seorang pemuda berpakaian serba biru berjaket setebal dinding cintah buru-buru lari menuju solar dan segera berlindung dibalik tubuh si bohlam.
" H-hey... ada apa sih? Dan siapa kamu?" tanya solar tidak mengerti.
" kau!!! Kau yang membakar topiku, kan?!" Bentak Halilintar yang sedang dalam mode gahar(?).
" Waduh... habislah kau, wahai anak muda," bukannya membantu, Taufan malah menertawakan penderitaan pemuda itu.
" A-ayolah, paman hali! Aku kan nggak sengaja, tadi itu... aku cuma ingin tembak kecoa saja." bela ace yang masih belum berani keluar dari persembunyiannya.
"Cih! Aku tidak peduli. Sini kau!" kedua tangan Halilintar mulai mengeluarkan percikan listrik merah.
" Oy oy, jangan membuat kekacauan di lab ku..." ucap Solar kesal, tapi kelihatannya tidak dipedulikan oleh sang kakak sulung yang saat ini terlihat siap menelan pemuda berjaket biru bulat-bulat. Ace sendiri makin gemetaran.
"

Gerakan kila-"
" Hwaaa! Menjauh!" reflek ace mengambil apa saja yang bisa diraihnya kemudian melemparnya ke arah Halilintar yang belum sempat mengaktifkan gerakan kilatnya.
" Makanya kalo mau menyerang nggak usah pake sebutin jurusnya segala. Kan begini jadinya," Solar geleng-geleng kepala melihat ke-absurdan kakak sulungnya tersebut. Asap berwarna pink mulai menyelimuti tubuh Halilintar yang kini terpaku di tempatnya.
" Eh...ngomong-ngomong, apa yang kau lempar tadi itu..." gumam Gempa.
" Eh? Entah... Aku hanya tanpa sadar mengambilnya dari tangan bunda," jawab ace watados.
" Ehh?! A-aku...?" Solar baru sadar kalo dirinya bertangan kosong sekarang. Oke, apa kelemotan daun juga mulai berjangkit padanya?
" Oh tidak...benda itu kan..." Taufan tertawa garing. " apakah aku sudah melakukan kesalahan yang fatal?" Ace tertawa garing.
" Ck! Sudah, pokoknya sekarang kita jangan sampai bertatapan dengan Kak Halilintar," ucap Solar panik. Dia belum sempat melakukan percobaan, jadi masih belum bisa memastikan seperti apa efek Love Potion tersebut. "Aku masih belum banyak tahu soal efeknya, tapi yang pasti, jangan sampai Kak Halilintar bertatapan dengan siapapun. Karena jika itu terjadi nanti-"
"Kyaa!"
Seluruh penghuni lab, termasuk Halilintar, reflek menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, tampak seorang gadis dengan busana serba pink jatuh terduduk dengan beberapa potong biskuit yang berserakan di sekitarnya. Kelihatannya gadis itu berniat mengecek lab tapi malah tersandung akibat banyaknya asap dan mengakibatkan biskuit di dalam keranjangnya berserakan di sekitar lab.
"Yaya..." kaget Gempa.
"Oh tidak. Kak Halilintar..." gempa ikutan kaget.
" Yaya, jangan sampai kau menatap mata-"
" Keknya sudah terlambat," potong Taufan begitu melihat Yaya yang terdiam dengan kedua manik cokelatnya terpaku pada sepasang iris merah Halilintar.
"..."
Halilintar sendiri tidak mengatakan apa-apa, dan suasana lab menjadi hening (meski masih dipenuhi asap) selama beberapa menit. Perlahan, kedua kaki Halilintar melangkah pelan mendekati Yaya yang masih terdiam di posisinya. Kelima Boboiboy yang lain juga masih diam, harap-harap cemas dengan apa yang akan terjadi berikutnya.

Cantik..."

"Eh?" Yaya sangat terkejut melihat pemuda beriris ruby dihadapannya itu menuturkan sebuah kata sambil tersenyum ala Oppa-Oppa dari Negeri ginseng

"Benar-benar cantik," pemuda yang bernama Boboiboy Halilintar tersebut bersuara lagi. Oke, jantung Yaya berdetak secepat Ying mengayunkan kakinya sekarang. Apa yang sebenarnya merasuki Halilintar~

"Kelihatannya... aku jadi menyukaimu..." Halilintar mencondongkan tubuhnya, sehingga otomatis wajah Halilintar juga tampak semakin mendekat ke wajahnya.

Yaya, yang wajahnya sudah sama warna dengan pakaiannya, mulai menutup matanya erat-erat.

"Astaga...dia...d-dia mau ngapain...?!" Yaya menggigit bibirnya.

Bagaimana ini?

Apa benar Halilintar akan melakukan itu?

Benar-benar melakukannya?!

Berarti...apa Halilintar akan menjadi yang pertama...

"Stop! Aku ini mikir apa?!" tubuh Yaya mulai gemetaran.

"Hiks...Mama, kelihatannya putri semata-wayangmu ini akan segera menjadi dewasa. Maafkan aku solar...aku sudah merebut kekasihmu..."

"Kau mau jadi pacarku?"

"Huh?" Yaya reflek membuka matanya, dan yang saat ini dilihatnya adalah Halilintar, tengah duduk bersila dihadapannya sambil memegang sebuah...

Biskuit?

Tunggu dulu...

Jadi yang tadi Halilintar itu hanya memungut biskuit yang ada di dekatnya saja? Jadi yang tadi dibilang cantik itu...

"Nggak jadi deh Mama...kayaknya aku memang masih terlalu cepat untuk dewasa... sepertinya hatinya hali memang hanya milikmu, solar." Yaya nge-batin sambil menatap Halilintar dihadapannya dengan wajah lempeng.
*************************************
Seorang pemuda bersurai perak diam diam melirik ke arah salah satu pemuda memakai visor. Tanpa sadar, sesosok pemuda yang juga bersurai putih pendek berjabrik menghampirinya.
" ada apa, kak? Apakah ada yang menarik perhatian kakak?"
" ya, siapa pemuda itu? Dia kelihatan paling kuat diantara mereka semua."
" khu... khu... mata kakak memang tajam. Benar, dia memanglah yang terkuat di antara mereka semua. Menurut informasi, dialah yang mengalahkan rettaka."
" rettaka? Maksudmu alien purba penguasa 7 elemental itu?"
Sang adik mengangguk. Sang kakak lalu menyerigai sambil menyibak rambut yang menutup sebelah matanya.
" anak itu adalah mangsaku. Jangan ada siapapun yang menyentuhnya."
" baiklah, aku mengerti."
TBC

Fusion kembali ke masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang