bab 1: joging

1.3K 75 12
                                    

Ada beberapa alasan bangun pagi untuk jogging di hari minggu.

1. Joging itu menyenangkan dan menyehatkan! Jadi gak heran kalau banyak yang jogging gak cuma hari minggu pagi tapi juga dihari-hari lain.

2. Jogging bisa membantu untuk diet alias menurunkan berat badan :D

3. Nyari kecengan, hari minggu pagi banyak yang jogging , berarti banyak yang bisa di keceng!
4. Isinya sendiri.

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii! Kriiiiiiiiiiiiiiii!

Jam weker di kamar bernuansa putih, cute dan minimalis itu menciptakan dengan nyaringnya. Sontak saja makhluk yang tadinya tidur dengan sangat lelapnya itu terdepak dari alam mimpi. Uh, padahal tadi dia sedang bermimpi mendapatkan hadiah nobel, masih terpejam dia mencari jam weker itu dengan meraba-raba ke arah meja nakas di samping kasurnya.

Kriiiiiiiiiiiii- _
Klik .

Tidur lagi.
Hari minggu itu memang hari yang indah untuk bermalas malasan. Sesosok pemuda tampan menjurus bishounen masih bergolek hangat dengan selimut di kasurnya sambil memeluk guling kesayangannya dengan tidak karuan. Perlahan dia membuka matanya dan melihat seseorang berada di atas kasurnya dengan posisi miring dengan tangan menumpu kepala sedang senyum manis kepadanya.
"Pagi solar ..."

Brukk!

Sontak pemuda itu mendorong pria yang sedang tersenyum itu hingga jatuh dengan tidak elitnya ke lantai.
"Ya! Apa yang kamu lakukan dikamarku?! Ki-kita gak ngapa-ngapain kan?!" solar melihat dibalik selimutnya. Masih lengkap dengan baju lengan pendek dan celana pendek selututnya. Dia menghela napas.

"Baru 5 detik juga aku masuk, mana sempat mau ngapa-ngapain ." Ucapan taufan itu di hadiahi deathglare oleh solar. Taufan
memutar bola matanya, "Ayolah solar , aku tidak tertarik untuk mengapa-apakanmu. Walau cantik, kamu bukan tipeku." Solar melipat tangan, "Jadi kenapa kamu masuk ke kamarku?"
Taufan tersenyum lebar. " Ini hari minggu pagi yang cerah dan indah sol." Ucapnya riang. Solar menaikkan sebelah alisnya, "Lalu?"
"Ayo kita joging !"
"Tidak, aku mau tidur!" pemuda cantik itu menarik selimutnya dan memejamkan mata.
"Ya! Ayolah sol , ini menyehatkan lho, jarang-jarang kan kita latihan seperti ini!" rayu taufan sambil memaksa membuka selimut solar.
"Aku perlu tidur yang cukup." Sahut solar dari balik selimut. Taufan mengernyitkan alisnya, "Ini sudah lewat dari jam tidur yang cukup."
" Tidur yang cukup dan sehat berapa jam sehari?" Tanya solar dengan suara seraknya.
"7-8 jam, sol."
"Malam tadi aku tidur jam 2 malam, itu artinya aku baru tidur 5 jam kurang."
"Harusnya kau tidur mulai jam 9, itu baru tidur yang sehat." Sahut taufan. "Lagipula olahraga juga menyehatkan kok, sol ." Rayu taufan lagi.
"Tidak."
"Ayolaaah..." taufan memaksa.
"Tidaaak." solar tetap menahan selimutnya.
10 kemudian menit...
Dan disini lah mereka berada. Di depan pintu rumah. Tampak taufan melakukan pemanasan dengan tangan, sementara solar memasang tali sepatunya dengan ogahan ogahan.
"Semangat dong sol, ada banyak gadis cantik yang bisa kau lihat jogging nanti."
"Aku lebih berminat di kasur dan selimutku yang hangat itu."
"Sebentar lagi sinar mentari yang cerah akan mencerahkan kulitmu, sol ."
"Kupikir matahari akan membakar kulitku nanti," keluh solar.
" solar, kau kan laki laki , masa takut pada matahari." seru taufan. " lagipula cahaya memang kuasamu, kan." Lanjutnya "Sudahlah. Ayo cepat!" seru pria cantik itu lagi. Beberapa menit kemudian solar menyesali ucapannya itu.

Taman

"Hei nona cantik, mau berlari bersama?" Tanya beberapa pria kepada solar dengan nada menggoda.

Pria yang memakai celana hitam selutut dan baju sweater abu-abu itu mendelik kesal, "Aku pria!" geramnya sambil berlari larinya.
"Hei, nona cantik, mau berlari di jalan cinta bersamaku?"
Para gadis itu terkekeh pelan sambil melanjutkan lari mereka di taman yang menyegarkan karena dipenuhi pepohonan hijau itu.
" kak taufan, sempat-sempatnya kau merayu gadis gadis dan tinggalkanku begitu saja!" amuk solar.
"Kasihan dia diomeli kekasihnya karena jelalatan."
"Awas! Kamu jangan sampai seperti itu sayang!"
bisik-bisik orang yang melewati jalan itu.
Taufan mengibaskan, "Wah, sol. Kau membuat orang-orang salah paham."
"Itu karena kau bertingkah seperti ini. Memangnya apa tujuanmu mengajakku jogging, huh? Jangan bilang hanya untuk melihat-lihat para gadis seksi itu." Penguasa elemen angin itu berdehem, "Tentu saja untuk kesehatan tubuh kita, sol. Kau galak-galak begitu, nanti cantiknya hilang."
"Siapa yang kamu bilang cantik?!" seru solar berniat melempar taufan dengan sepatu yang dipakainya.
"Ampun sol, cuma bercanda!" taufan memandang horor ke arah solar. Meski cantik, tenaga solar kan tidak main-main.
Setelah beberapa kali memutar di jalanan di dekat rumah mereka, mereka memutuskan untuk beristirahat di taman pulau rintis. taufan bersiul ketika melihat beberapa gadis ber-hotpants melewati mereka.
"Wow, cantik, mulus, putih dan seksi..."
"Sekali lagi kau bersiul seperti itu, botol minuman ini akan menyumpal mulutmu, kak ufan."
"Wuah, pelan-pelan sol . Kenapa mood mu buruk sekali sih?"
"Karena seseorang mengganggu hari mingguku yang tenang."
"Kalau kau terus galak seperti ini, nanti tidak ada yang naksir padamu, lho."
"Aku masih muda, dan aku belum melihat hal seperti itu."
"Wuah, lalu bagaimana dengan kak hali?" goda taufan
"Memangnya apa hubungannya denganku?" Solar balik bertanya, sedikit jengah karena selalu dihubung-hubungkan dengan saudara kembarnya itu.
"Kalian terlihat memiliki chemistry yang bagus, sol."
"Dari sudut mana kalian melihatnya?!" dengus solar. "Kau membual, kak taufan. Jangan terus-terusan hanya bermain."
Taufan menggeleng tidak setuju, "Kita masih berada disaat-saat kita masih bisa bermain-main. Lalu apa kau itu menikmati hidupmu yang tampak monoton itu, sol?" Taufan membayangkan saat-saat dimana solar pergi ke perpustakaan, beresperimen sendiri di labnya dan hobby barunya, ralat paksaan gempa memasak di dapur.
"Aku menikmati kehidupanku," sahut solar tegas.
"Kau menikmatinya sendirian, sol. Apa tidak kesepian?"
"Aku tidak merasa seperti itu, lagipula ada kalian."
" kami kan tidak akan selalu ada disampingmu, sol. Ya sudah, aku ingin berkeliling sekali lagi. Kau mau ikut?"
"Tidak, aku tidak mau digoda para pria payah itu." Solar melirik kearah jalanan yang dilewati oleh beberapa orang yang sedang jogging sambil mengerling pada solar, membuat pemuda itu bergidik pelan.
Taufan terkekeh pelan, "Nikmati saja sol, nikmati..." ucapnya lagi sebelum berlalu.
Merasa cukup lama ditinggal oleh saudara kembarnya itu, solar menghembuskan napasnya, mencoba meredam amarahnya. pemuda bermata doe itu berjalan keluar dari taman.
"Hai nona cantik-"
"Aku pria!" seru solar pada pria yang bahkan belum menyelesaikan kata-katanya yang ditujukan padanya itu.
"Menyebalkan, menyebalkan!" gerutunya berjalan sambil menendang kaleng minuman yang ada di jalan itu.

Fusion kembali ke masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang