Bab 4

698 118 71
                                    

"Weyy, orang sibuk akhirnya ingat punya teman, nih?"

Kim Bum baru terhubung panggilan video dengan temannya yang ada di Amerika melalui laptop. Pria itu seusia dengan Kim Bum, Mark namanya.

"Jangan mengejekku, aku tidak butuh itu."

"Bukan mengejek, sejak ke Korea kau memang jarang menghubungiku."

"Mark, kau pernah melihatku stres tidak?" Tiba-tiba saja Kim Bum bertanya demikian.

"Hah, kenapa tanya begitu?"

"Jawab saja, pernah tidak?"

"Seingatku tidak."

"Oke, lihat wajahku baik-baik sekarang. Inilah ekspresiku saat stres berat."

"Ha ha, astaga Kim Bum ... oke, wait a moment. Aku akan mengambil screen capture wajah stresmu itu."

"Sialan!"

Niat Kim Bum hanya bercanda namun Mark malah serius menanggapinya.

"Ha ha, kenapa sih pak GM? Calon istrimu sangat merepotkan sampai kau stres begitu?"

"Calon istri apa, aku belum punya calon istri."

"Loh, loh, itu Calysta?"

"Dia hanya kuanggap sebagai adik, aku juga berniat menolak permintaan orang tuaku yang ingin mengatur perjodohan dengan putri om Andares."

"Wah PHP kau, Bum, dasar kejam!"

"Aku tidak pernah menjanjikan apa pun kepada siapa pun. Daripada stres seumur hidup lebih baik aku tidak berurusan lagi dengan keluarga om Andares."

"Memangnya keluarga om Andares kenapa, Bum?"

"Berantakan!"

"Separah itu?"

"Mm, aku jadi tidak fokus bekerja di sini karena harus menghadapi kelakuan putri sulungnya yang super menyebalkan. Kebetulan kau menghubungiku, kurasa aku butuh saranmu."

"Gila, seorang Kim Sang Bum sampai minta bantuanku untuk menghadapi seorang gadis. Itu artinya dia bukan gadis biasa."

"Memang bukan, dia perempuan paling aneh yang pernah aku temukan. Dia tidak takut apa pun, selalu mendebatku dalam berbagai hal, dan yang terparah beberapa kali dia berniat mencelakaiku dan membuatku malu."

Kim Bum tidak berbohong ketika menceritakan kegilaan Cindy. Gadis itu pernah menyabotase flashdisk yang berisi bahan presentasi untuk proyek mereka. Power point yang seharusnya terdapat data dan grafik-grafik proyek malah diganti dengan gambar perempuan berpakaian seksi. Untung saja Kim Bum sempat memeriksanya terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Selain itu, Cindy juga pernah mengirim karangan bunga bertuliskan belasungkawa pada seorang klien yang baru menikah. Dalam karangan bunga itu tertulis bahwa Kim Bum adalah pengirimnya.

Keusilan Cindy sungguh di luar batas. Sangat ekstrem dan membahayakan nama baik hotelnya sendiri. Walaupun Kim Bum tidak pernah kehabisan cara untuk menyelesaikan masalah yang diperbuat Cindy tetap saja laki-laki itu muak kalau setiap hari harus dijahili. Ingin rasanya Kim Bum membalas tapi dia masih punya hati. Untuk apa juga mengerjai seorang gadis, dia bukan tipikal pria seperti itu.

"What? Memang ada ya perempuan segila itu?" Mark saja sampai tidak percaya.

"Ada, Cindy Kim namanya. Aku benar-benar muak dengan tingkah lakunya, Mark."

"Masa kau tidak bisa menanganinya sama sekali, Bum? Gunakan kelemahan perempuan itu untuk mengendalikannya."

"Sudah kubilang dia tidak punya kelemahan, pegang ular dan kecoak saja berani."

My Arrogant CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang