Bab 10

1.1K 132 73
                                    

Semuanya seperti mimpi, Cindy masih berusaha mencerna kejadian saat dirinya dan Kim Bum di ruang tangga darurat. Apakah mereka benar-benar menjalin hubungan? Apakah Cindy kini telah resmi menjadi kekasih Kim Bum? Tapi bagaimana mungkin?

"Kenapa kau memberikan jawaban yang ambigu Cindy Kim, kenapa hah kenapa?!" Cindy uring-uringan di ruangannya.

Dia mondar-mandir dengan gelisah sambil berpikir bagaimana cara menghadapi Kim Bum setelah ini.

"Sialan, dia benar-benar mengacaukan pikiranku sampai sebegininya."

Tok ... tok ... tok ...

Langkah Cindy terhenti saat seseorang mengetuk pintu ruangannya. Gadis itu bergegas duduk di kursinya, pura-pura membaca dokumen lalu mengizinkan sang tamu untuk masuk. Ternyata tamu itu adalah kedua temannya yanh entah mau apa.

"Permisi Bu, maaf mengganggu waktunya sebentar. Ini laporan yang tadi pagi Ibu minta," kata Kimmy sopan layaknya karyawan pada umumnya.

"Oh, iya terima kasih," kata Cindy sambil menerima dokumen itu.

Urusan Kimmy sudah selesai di sana tapi dia tidak lantas pergi karena baru mendengar sesuatu yang mengejutkan dari Vincent. Kedua orang itu tetap berdiri seolaj menanti sang sahabat mengungkapkan hal yang ingin mereka dengar.

"Kenapa masih di sini? Sudah selesai, kan? Kau lagi Vincent, ada urusan apa datang kemari? Pekerjaanmu sudah selesai?"

Kimmy dan Vincent saling bertukar pandang, dalam detik ketiga mereka kompak duduk dengan tergesa di kursi yang menghadap meja Cindy.

"Kalian kenapa, sih?"

"Maaf jika kami kurang sopan Bu, tapi kita switch sebentar hubungan antar rekan kerja ini ke pertemanan ya. Ada sesuatu yang sangat penting untuk dibahas di antara pertemanan kita ini," tutur Vincent dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.

"Apa maksud kalian, berhenti main-main dan kembali kerja sana!"

"Cindy jujur padaku, kau ada sesuatu dengan pak Kim Bum? Progres dari Bali secepat itu ya? Jangan bilang kau mengikuti saran kami untuk pulang membawa oleh-oleh di perutmu?" tambah Kimmy membuat Cindy emosi mendengarnya.

Sudah tahu Cindy sedang gelisah dan bingung memikirkan tentang dirinya dan Kim Bum, ini malah diserbu oleh pertanyaan-pertanyaan tidak bermutu seperti itu.

"Kalian jangan asal bicara, aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Kim Bum."

"Eheii, tadi aku melihat kalian berdua keluar dari ruangan tangga darurat bersama. Pak Kim Bum tampak bahagia dan kau seperti orang linglung. Hayo ... ngaku, kalian habis ngapain di sana, hah?"

Vincent menggoda sambil menaik turunkan alisnya. Kesal sekali Cindy melihat itu.

"Kau salah lihat, tidak usah mengada-ada!"

"Enak saja, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri tahu. Itu benar kalian dan aku tidak mungkin salah lihat. Walaupun ada selisih waktu sekitar lima menit ketika kalian keluar dari sana tapi aku tahu kalian pasti bersama cukup lama di ruangan itu, iya kan?"

"Aku juga berpikir begitu, untuk apa coba pak Kim Bum dan Cindy pergi ke tangga darurat? Orang lift-nya saja lancar, tidak macet atau apa. Itu artinya ada hal privasi yang harus kalian lakukan di ruangan itu berdua saja, benar kan, Cin?"

"Vincent kau kurang kerjaan sekali sampai harus menunggu lima menit setelah Kim Bum keluar dari tangga darurat," sindir Cindy masih berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Aku curiga dan penasaran saja, kenapa pak Kim Bum keluar dari tangga darurat. Terus datang Lily yang mengajakku mengobrol sebentar. Dan tak lama kemudian aku melihat kau juga keluar dari ruangan tangga darurat. Jadi kusimpulkan tadi pak Kim Bum habis menemuimu."

My Arrogant CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang