003. Endellion

351 55 107
                                    

Jangan lupa tekan bintang dulu, ya.

Biar sama-sama enak kalian harus komen karena itu bikin aku semangat update.

HAPPY READING.

"Namanya Karina Oktavia juara ke empat setelah Gavariel yang menduduki peringkat ke tiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namanya Karina Oktavia juara ke empat setelah Gavariel yang menduduki peringkat ke tiga." Telunjuk Lyra mengarah pada nama deretan ke empat di papan mading juara. Itu adalah sekumpulan juara sepuluh besar kelas XI IPA. "Lo lihat foto dia?" Lyra menggeserkan telunjuknya ke kanan, berhenti tepat di sebuah foto ukuran 3 X 4 di samping nomor peringkat. "Dia orang yang mati di lapangan tadi."

Endellion mengamati, ia bisa menangkap ada nama Hazen sebagai peringkat satu, Venan sebagai peringkat kedua dan Gavariel sebagai peringkat ke tiga. Kemudian disusul dengan Karina Oktavia sebagai peringkat ke empat. Begitu seterusnya hingga juara sepuluh besar. Dan Endellion juga melihat bahwa nama Lyra ada di peringkat ke enam.

"Jadi, nama cewek yang mati tadi itu Karina?" tanya Endellion memandang serius pada Lyra yang masih fokus menatap deretan nama di sana.

Lyra mengangguk. Kakinya bergeser ke papan mading sebelah, di atas papan mading berlapis kaca itu tertulis jelas REMEMBER (MENGENANG). Endellion membacanya dalam hati. Di dalam papan mading itu ada beberapa foto beserta tanggal kematian.

"Lo liat cewek ini?" tanya Lyra telunjuknya kembali mengarah pada foto seorang cewek dengan rambut di kucir satu, tersenyum menatap kamera.

Endellion menatap lama pada foto yang ditunjuk oleh Lyra.

"Dia peringkat ke empat tahun kemarin yang juga mati mengenaskan gantung diri di lab Kimia."

"APA?!" Endellion terpekik begitu kencang menanggapi kalimat Lyra. Beberapa murid yang sekedar berdiri di pilar atau berlalu lalang menoleh ke arah Endellion dengan tatapan bingung.

Lyra memejamkan matanya, ia berharap telinganya tetap berfungsi selama berteman dengan Endellion ke depannya. Karena gadis berkacamata hitam itu suka sekali berteriak tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

"Endellion, sekali aja enggak usah pake teriak, bisa?" tanya Lyra.

Endellion tertawa kecil. "Aku kaget, Lyra," lirihnya.

"Telinga gue bisa budek kalau lo teriak mulu," kesal Lyra.

"Iya, maaf, Lyra. Tapi, aku penasaran kenapa orang yang menduduki peringkat ke empat bisa mati mengenaskan?" Endellion bertanya dengan penasaran.

Lyra menghela napas, sambil merubah posisinya menghadap sempurna pada Endellion. "Itu yang gue enggak tahu. Katanya sampai sekarang belum ada penyebab dari kematian mereka. tapi.."

"Tapi, apa?"

Lyra memandang sekitar mereka, merasa aman ia mendekatkan bibirnya ke telinga Endellion. "Gue ngerasa ini adalah permainan Venan," bisiknya yang seketika membuat mata Endellion membulat sempurna.

ENDELLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang