By an increase in anger, warfare arises. By an increase of greed, famine arises. By an increase of stupidity, pestilence arises. Because these three calamities occur, the people's earthly desires grow all the more intense, and their false views thrive and multiply.
— Nichiren Daishonin —
GAKIDŌ (餓鬼道)
Ghoul's Realm———————————————
"KAPTEN KISHIGA."
Kapten Kishiga menoleh, menatap seorang prajurit yang baru saja menaiki anak tangga dan berjalan mendekat. Ia mengeluarkan sekaleng kecil rokok dari saku mantelnya, lalu menyodorkannya. Kapten Kishiga mengambil sebatang, lalu menyulutnya dengan pemantik api.
Sewaktu mengisap rokok itu, Kishiga merasakan sensasi yang tajam dan pedas. Menyerupai sensasi bakaran dari segenggam daun kering yang digulung dengan karet, diikuti oleh masam yang agak mengusik di akhir. Nicotine rush mengalir memompa kesadarannya, seolah-olah ada energi yang menguap keluar dan menyentak dari dalam.
Prajurit itu melirik pada Sang Kapten, yang tampaknya tidak akan mengucapkan apa-apa. Oleh sebab itu, ia pun memulai pembicaraan.
"Sebentar lagi musim dingin."
Namun, Kishiga tetap diam. Sang Kapten justru memandang jauh ke depan. Pikirannya terbang menjauh bersama dengan tatapan itu. Ia mengembuskan segumpal asap. Angin musim gugur melintas dan menerbangkannya.
"... Dan kita tahu itu bukan pertanda baik. Kita harus sampai di Edo sebelum musim dingin, Kapten," ungkap prajurit itu sedikit mendesak.
"Aku tahu itu, Sadayuki."
"Kita tidak bisa terus berada di Nagano. Pertempuran ini ... kita tidak tahu apakah akan berakhir sebelum keadaan semakin buruk."
Kishiga sedikit menelengkan kepalanya sembari menunjukkan raut wajah masam. "Yah, berharap saja regu artileri sudah menyelesaikan tugasnya sebelum itu." Perkataan Kishiga terdengar sinis.
"Kapten Kishiga!" Sadayuki menatap Sang Kapten dengan tegas dan mendesak. Kecemasan yang terkungkung di dalam dadanya bergejolak hebat serta membuat napasnya terasa berat. Ia tidak bisa menahannya seorang diri. Kishiga seharusnya mengerti dan merasakan hal yang serupa.
'Tak biasanya Sadayuki, yang selalu tenang itu, tampak risau.
Kishiga pun berdesah berat. Uap dingin mengepul dari kedua lubang hidungnya. "Dari informasi yang kudengar, seharusnya hari ini regu artileri sudah tiba di lokasi yang ditetapkan. Jika berjalan sesuai rencana, mereka akan menggempur Asakawa dan menutup jalur Shinkōji sebelum pagi beranjak menjadi siang."
"Sudah hampir dua hari sejak keberangkatan regu artileri. Bukankah itu terlalu lama? Lagi pula kabarnya pasukan bantuan sudah menanggapi sinyal darurat yang kita kirimkan, tetapi belum terlihat tanda-tanda kedatangan. Suplai menipis dan seluruh prajurit pertahanan sudah kehilangan semangat tempur."
"Aku menyadari itu semua," jawab Kishiga sembari beranjak dari tempat duduk. Ia mencoba mengangkat lengan kirinya; dari sikut ke bawah, terdiri dari sebuah lengan prostesis yang terbuat dari logam. Jari-jemari tangan buatan itu dioperasikan dengan kawat yang tersambung dengan perangkat yang terpasang hingga bahu kanannya, tertutupi di balik kemeja dan rompi tebal yang ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghoul's Realm
AventuraMakhluk-makhluk yang bengis dan kelaparan, membinasakan siapa pun yang mereka temui. Mereka adalah Gaki (餓鬼). Satu-satunya harapan terletak pada seorang gadis empat belas tahun, seorang pelukis sutra dari Izumo. Demi membawa gadis itu dengan selamat...