KESUNYIAN YANG DIPENUHI KETEGANGAN pun pecah, ketika terdengar seruan yang berkata, "Ada pergerakan dari arah Shinkōji!"
Kishiga segera menempelkan teropongnya, menilik melalui kedua lensanya. Sesuatu bergerak-gerak di kejauhan, tepat di antara celah gunung dari arah datangnya Regu Sasaki tadi. Mereka bergerak cepat melalui celah gunung yang sempit. Mereka menuruni lereng dan menyusuri padang rumput kering. Rerumputan terombang-ambing bagaikan ombak berwarna kecokelatan ketika "sesuatu" tersebut merayap melintasinya. Bunyi kerpas bermeresik hebat bersama tiupan angin musim gugur.
Para penyerbu itu mendekat hingga lama-kelamaan tampak semakin jelas. Mereka bertubuh abu-abu pucat, berlumur lendir yang terlihat mengilap bermandikan sinar matahari. Dengan kecepatan yang mengerikan, mereka tergesa-gesa menghampiri dinding pertahanan Nagano.
Sewaktu mereka sudah nyaris mencapai tembok pertahanan, kira-kira tinggal beberapa puluh meter saja, sebuah ledakan tiba-tiba menyembur dari tanah. Tepat setelah itu, serangkaian ledakan lain bermunculan di berbagai tempat. Serpihan fragmentasi terpancar ke segala arah, mencabik-cabik tubuh para penyerbu tersebut.
"Ranjau-ranjau itu berhasil meredam serbuan!" seru pengawas yang berdiri bersama Kishiga dengan sebuah senyum mengembang di wajahnya. Tanpa melepaskan matanya dari lensa teropong, ia terus melaporkan situasi di kejauhan, berusaha memicu semangat tempur orang-orang yang mendengarnya.
"Makhluk-makhluk itu terlempar layaknya potongan daging sisa. Mereka terus berguguran. Laju serbuan semakin melambat!"
Di sisi lain, Kishiga tetap terdiam dengan mulut yang terkatup rapat. Kenyataan bahwa kecemasan yang ia rasakan sejak semula masih saja menggenangi perasaannya. Selama beberapa hari belakangan, ia memeras otaknya untuk menemukan taktik terbaik yang paling mungkin dilakukan.
Menggunakan seluruh sumber daya yang tersisa, pasukan di Nagano telah merakit ranjau sebanyak mungkin dan kemudian menempatkannya hampir di setiap celah yang mungkin dilalui oleh makhluk-makhluk itu. Mereka juga telah mengosongkan gudang persenjataan untuk menyusun berbagai perangkap. Sayangnya, ini bukan pertempuran biasa. Ada beberapa alasan yang membuat kegelisahan Kishiga sangat berdasar.
Pertama-tama, mereka kalah jumlah dengan perbandingan yang sangat besar. Setelah memikirkannya dengan saksama, Kishiga menaksir rasionya 1 : 10, bahkan lebih.
Yang kedua, lawan mereka kali ini adalah penyerbu jarak dekat yang sangat buas. Terlepas dari kenyataan bahwa setiap prajurit pertahanan terlatih dalam berbagai teknik pertahanan dan pertarungan, refleks dan kekuatan makhluk yang mereka hadapi ini berada di level yang sungguh-sungguh berbeda.
Kecil kemungkinan untuk menang apabila harus berhadapan dalam pertarungan jarak dekat, kecuali jika makhluk-makhluk itu terlebih dahulu berhasil dilemahkan. Sering kali para prajurit lebih memilih taktik serangan jarak jauh atau penghancuran masal. Namun, ketika makhluk-makhluk ini berhasil lolos dari bidikan dan memperpendek jarak jangkauan serangan, maka konsekuensi kematiannya nyaris 100%.
Yang ketiga, sesuatu yang mereka hadapi kali ini tidak mengenal lelah maupun takut. Makhluk-makhluk yang tidak akan berhenti mengejar mangsanya sampai mati. Makhluk-makhluk yang disebut dengan nama Gaki (餓鬼, "Hungry Demon").
Sebaliknya, seluruh prajurit pertahanan sudah kelelahan. Mereka sudah hampir mencapai batas kemampuan fisik mereka. Ketimpangan ini otomatis berdampak besar pada situasi pertempuran. Kishiga berharap dengan awalan yang baik ini ia bisa memenangkan kembali semangat tempur para prajurit. Setidaknya, mereka harus bertahan hingga regu artileri menuntaskan misinya, lalu menggunakan kesempatan yang tersisa untuk mengungsi dari Nagano.
Begitu asap-asap sisa ledakan telah memudar, para Gaki kembali bermunculan dari padang rumput. Serbuan mereka tampak tidak mengendur. Mereka terus berdatangan dengan mobilitasnya yang mengerikan, benar-benar tidak terusik dengan ancaman ranjau atau perangkap yang terpasang di jalur yang mereka tuju. Tidak butuh waktu lama hingga mereka mendekati gerbang yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghoul's Realm
AventuraMakhluk-makhluk yang bengis dan kelaparan, membinasakan siapa pun yang mereka temui. Mereka adalah Gaki (餓鬼). Satu-satunya harapan terletak pada seorang gadis empat belas tahun, seorang pelukis sutra dari Izumo. Demi membawa gadis itu dengan selamat...